Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Membongkar Wacana Sertifikasi Dai Menangkal Radikalisme dalam Program Televisi Abd Munib
Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jdk.v6i1.2957

Abstract

This scientific work was written to reveal the discourse on dai certification that has been being discussed since 2017. Many media, both print and broadcast-based, have highlighted this discourse. The broadcast media also discussed the discourse so it was natural because the public's consideration saw certification as something important in the midst of the rise of preachers on the pulpit armed with doubtful and doubtful knowledge and conveying religious messages intolerantly and then understanding radicalism. The object of this research is the Prime Talk program which aired on Metro Tv on 19 November 2019 with the title Dai Certification, Counteracting Radicalization using qualitative methods with critical discourse analysis by Van Dijk's model. The author's important notes from the diaphragm presented in this program also serve as data in revealing the discourse Based on the analysis of Van Dijk's model of critical discourse, it shows that the 19 Nomvember 2019 edition of Prime Talk entitled Dai Certification, Warding Radicalization builds five discourses: (1) recently religious messages are often conveyed by speakers whose religious knowledge is shallow so they tend to be extreme; (2) standardization of dai to print frendly dai against the Republic of Indonesia; (3) important dai certification applied throughout Indonesia; (4) Indonesia has been slow in certifying dai; and (5) the security apparatus must be responsive to reduce intolerant conditions.
Framing Media Atas Pemberitaan Sertifikasi Dai Abd Munib
Jurnal Peurawi: Media Kajian Komunikasi Islam Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Peurawi: Media Kajian Komunikasi Islam
Publisher : Ar-Raniry State Islamic University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jp.v3i2.6905

Abstract

The emergence of new preachers in addition to offering fresh air for people's understanding of Islam as well as being a challenge in itself because it can provide extreme understanding. As a result of religious messages conveyed by extremist preachers, people will be trapped in anti-tolerant actions so that they can threaten the nation and state. Based on this, the Indonesian Ulema Council (MUI) considers the need for a standardization policy in order to create enlightening lecturers. This event did not escape the spotlight of the media even the media have their own characteristics in framing standardization dai. Based on good data from syntax, thematic, rhetorical scripts from all three media: Tempo.co, Medcom.id, and BBC.com show that Tempo.co framed the importance of MUI policy in creating enlightening propagation such as "We Need Enlightening Da'wah: MUI Launch Da'i Standardization ". Adapaun Medcom.id in framing the MUI policy on the standardization of scholars emphasizes the support of religious organizations such as "MUI Ensures NU and Muhammadiyah Join Dai Standards". While BBC.com is more concerned with benchmarks of what will be used by MUI with certifications such as "MUI Ulama Certification: Efforts to Print Non-Radical Dai, With Benchmarks That Are Considered 'Unclear'". This study uses the Zhongdang Pan Kosicki framing analysis method with a constructivist approach.Keywords: Media Framing, News, and Dai Certification.Munculnya dai-dai baru selain menawarkan angin segar bagi pemahaman masyarakat terhadap agama Islam sekaligus menjadi tantangan tersendiri karena dapat memberi pemahaman yang ekstrim. Akibat dari pesan-pesan keagamaan yang disampaikan oleh dai-dai ekstrimis maka masyarakat akan terjebak pada tindakan-tindakan yang anti-toleran sehingga dapat mengancam pada bangsa dan negara. Berdasarkan hal itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memandang perlu adanya kebijakan standarisasi dai guna menciptakan penceramah yang mencerahkan. Peristiwa ini tidak luput dari sorotan media bahkan media memiliki ciri terrsendiri dalam memframing standarisi dai. Berdasarkan data baik dari sintaksis, tematik, skrip juga retoris dari ketiga media: Tempo.co, Medcom.id, dan BBC.com menunjukkan bahwa Tempo.co membingkai penting adanya kebijakan MUI dalam menciptakan dai mencerahkan seperti “Kita Perlu Dakwah Yang Mencerahkan: MUI Luncurkan Standardisasi Da'i”. Adapaun Medcom.id dalam membingkai kebijkan MUI atas standarisasi ulama lebih menekankan adanya dukungan dari organisasi kegamaan seperti “MUI Pastikan NU dan Muhammadiyah Ikut Standarisasi Dai”. Sementara BBC.com lebih mempersoalkan tolok ukur apa yang akan digunakan oleh MUI dengan sertifikasi dai seperti “Sertifikasi Ulama MUI: Upaya Mencetak Dai Nonradikal, Dengan Tolok Ukur Yang Dianggap 'Belum Jelas'”. Penelitian ini menggunakan metode analisis framing Zhongdang Pan Kosicki dengan pendekatan konstruktivis.Kata kunci: Framing Media, Berita, dan Serifikasi Dai
Pendampingan Public Speaking Bagi Remaja Masjid Hidayatul Yaqin Desa Cen-Lecen Pamekasan Abd Munib; Ahmad Baihaki; Matlani; Moh. Asy’ari
Ngabekti: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): Ngabekti: Edisi Juni 2025
Publisher : STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32478/2ky9w152

Abstract

Abstract This community service focuses on improving the Public Speaking skills of the youth at Masjid Hidayatul Yaqin, with the aim of enhancing the quality of preaching, boosting the youths' self-confidence, and increasing their involvement in religious activities. The issue faced is the low Public Speaking ability among the youth, which affects the quality of preaching and their participation in mosque activities. The approach used in this service program is Public Speaking training, utilizing direct practice, simulations, and intensive guidance. The results show a significant improvement in Public Speaking skills, which contributed to the enhanced quality of preaching at the mosque and active youth participation in religious activities. Additionally, the program has fostered the emergence of local leaders and new organizations that support the development of preaching activities. In conclusion, this training successfully created positive changes in communication skills, social engagement, and personal development of the youth, as well as strengthening social transformation in the community. Keywords: Skills, Public Speaking, Youth, Mosque. Abstrak Pengabdian masyarakat ini berfokus pada peningkatan keterampilan Public Speaking remaja di Masjid Hidayatul Yaqin, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dakwah, kepercayaan diri remaja, serta keterlibatan mereka dalam aktivitas keagamaan. Isu yang dihadapi adalah rendahnya kemampuan berbicara di depan umum di kalangan remaja, yang mempengaruhi kualitas dakwah dan partisipasi mereka dalam kegiatan masjid. Pendekatan yang digunakan dalam pengabdian ini adalah pelatihan keterampilan berbicara di depan umum, dengan metode praktik langsung, simulasi, dan bimbingan intensif. Hasil pengabdian menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterampilan Public Speaking, yang berpengaruh pada meningkatnya kualitas dakwah di masjid dan partisipasi aktif remaja dalam kegiatan keagamaan. Selain itu, kegiatan ini juga menciptakan pemimpin lokal dan lembaga-lembaga baru yang mendukung pengembangan kegiatan dakwah. Pelatihan ini berhasil menciptakan perubahan positif dalam kualitas komunikasi, keterlibatan sosial, dan perkembangan pribadi remaja, serta memperkuat transformasi sosial di masyarakat. Kata Kunci: Keterampilan, Public Speaking, Remaja Masjid.
Moralitas Anak Raja dari Istri Selir dalam Novel Kèʹ Lèsap Perspektif Filsafat Moral Magnis Suseno Abd Munib; Hakim, Luqman
Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal Vol. 5 No. 1 (2025): Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/Arif.051.07

Abstract

Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengeksplorasi nilai moral dalam novel Kèʹ Lèsap karya Herry Santoso. Nilai moral dalam karya sastra sering tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari pembaca. Keterbatasan pembaca dalam menangkap nilai moral ini dipengaruhi oleh ketidaktuntasan dalam membaca karya sastra, terjebaknya pembaca dalam alur cerita yang emosional, serta kecenderungan ketergesaan dalam menyimpulkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif analitif. Guna menunjukkan kedalaman analisis, peneliti mengkombinasikan filsafat moral Magnis Suseno dan sosiologi sastra Wellek Warren. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh utama (Kèʹ Lèsap) selaku anak raja dari istri selir tergambar sebagai pribadi yang taat pada norma sosial, menyesuaikan diri dengan kondisi, dan mempertimbangkan akibat dari tindakannya. Selain itu, tokoh utama digambarkan sebagai tokoh mengedepankan pentingnya kesadaran moral dalam kehidupan masyarakat baik secara pribadi maupun dalam konteks sosial dan budaya.