Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemodelan dan Peramalan Inflasi di Kawasan Jabodetabek Arif Rahman; Muhammad Hasbi
Ecoplan Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecoplan.v4i2.402

Abstract

Kebijakan pengendalian inflasi memiliki dampak yang cukup baik pada perekonomian Indonesia yang tumbuh hingga 5-6 persen pada periode 2010-2016. Namun, pertumbuhan ekonomi tersebut ternyata didominasi oleh wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang menyumbang hingga 20 persen dari total PDB Indonesia. Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 menunjukkan bahwa wilayah Jabodetabek memiliki bobot inflasi terbesar diantara seluruh wilayah di Indonesia, yakni mencapai 35 persen, sehingga dengan melakukan analisis terhadap inflasi di wilayah Jabodetabek diharapkan dapat menggambarkan keadaan inflasi secara nasional. Dalam menganalisis inflasi daerah yang berdekatan, maka aspek spasial perlu diperhitungkan dalam pemodelan. Oleh karena itu, dalam pemodelan inflasi Jabodetabek digunakan metode STARMA dan GSTARMA untuk memasukkan aspek spasial. Hasil penelitian menunjukkan model STAR (11) dengan pembobot normalisasi korelasi silang merupakan model terbaik daripada model GSTAR. Hasil ini disimpulkan dengan membandingkan rata-rata RMSE dari setiap model dan STAR (11) memiliki nilai RMSE terkecil.
Penerapan Multiple Overlapping Deprivation Analysis dalam Pembentukan Indeks Kemiskinan Multidimensi Anak di Kalimantan Barat Arif Rahman; Muhammad Fathan Romdhoni
Jurnal Statistika dan Aplikasinya Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Statistika dan Aplikasinya
Publisher : Program Studi Statistika FMIPA UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JSA.04201

Abstract

Kemiskinan merupakan salah satu masalah pembangunan yang masih menjadi fokus utama bagi setiap negara. Menurut BPS, pada tahun 2016 tingkat kemiskinan pada kelompok umur anak adalah yang paling tinggi. Selama ini, pengukuran kemiskinan anak biasanya masih menggunakan ukuran kemiskinan rumah tangga dimana tempat anak tersebut tinggal. Dengan demikian, anak yang tinggal pada rumah tangga miskin maka akan dianggap miskin, dan begitu juga sebaliknya. Padahal, karakteristik kemiskinan anak berbeda dengan kemiskinan rumah tangga. Selain itu, banyak pakar yang memberikan kritik terhadap pengukuran kemiskinan dari sisi moneter karena dianggap hanya mampu memotret sebagian kecil dari persoalan kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kemiskinan anak di Kalimantan Barat secara multidimensi menggunakan data Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2019. Metode yang digunakan adalah Multiple Overlapping Deprivation Analysis (MODA) dengan 6 dimensi kemiskinan anak meliputi perumahaan, fasilitas, makanan dan nutrisi, pendidikan, perlindungan anak serta kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 14,87% di Kalimantan Barat miskin secara multidimensi dengan rata-rata deprivasi yang dialami ialah 40,88% dari 12 indikator yang membentuk indeks. Dimensi yang paling berkontribusi terhadap kemiskinan anak di Kalimantan Barat adalah dimensi perumahan. Selanjutnya, kabupaten dengan indeks kemiskinan multidimensi (IKM) anak tertinggi adalah Melawi, Sekadau, Sintang, Kapuas Hulu, dan Landak.
Penentuan Kawasan Andalan di Kalimantan Barat Menggunakan Metode K.O.G (Tipologi Klassen, Analisis Overlay, dan Indeks Gravitasi): Determination of Key Areas in West Kalimantan by Using the K.O.G Method (Klassen Typology, Overlay Analysis, and Gravity Index) Arif Rahman; Cynthia Minanda
Jurnal Forum Analisis Statistik Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Forum Analisis Statistik (FORMASI)
Publisher : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.285 KB)

Abstract

Dalam rangka meningkatkan perekonomian regional maka pemerintah melalui Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) membantu daerah untuk dapat meningkatkan potensi kawasan andalan sehingga dapat bertumbuh dan mengejar ketertinggalannya. RTRWN ini sudah ada sejak tahun 90-an namun nyatanya belum mampu memperbaiki perekonomian regional khususnya di Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kawasan andalan yang sudah semestinya menjadi pusat perhatian pemerintah untuk dikembangkan melalui tiga kategori lapangan usaha yang sedang dikembangkan (pertanian, industri pengolahan dan pariwisata), kondisi ekonomi daerah serta keterkaitan wilayah menggunakan metode K.O.G (tipologi klassen, analisis overlay dan analisis gravitasi). Data yang digunakan adalah produk domestik regional bruto (PDRB), jumlah penduduk dan jarak antar ibu kota daerah pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah yang masuk menjadi kawasan andalan adalah Bengkayang, Sekadau, Kubu Raya, dan Pontianak.