Patahuddin Patahuddin
Pendidikan Sejarah

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Marrai di Sungai Walanae Desa Barae Kabupaten Soppeng,1970-2018 Selvi Elviana; Patahuddin Patahuddin; Asmunandar Asmunandar
PATTINGALLOANG Vol. 6, No. 3, Desember 2019
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v6i3.12167

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang munculnya aktivitas marrai di Sungai Walanae Kabupaten Soppeng, perkembangan aktivitas marrai di Sungai Walanae Kabupaten Soppeng, serta dampak aktivitas marrai di Sungai Walanae bagi masyarakat Desa Barae Kabupaten Soppeng.  Hasil penelitian ini menunjukkan latar belakang bahwa munculnya aktivitas marrai di Sungai Walanae karena beberapa faktor, diantaranya; (1) tuntutan kebutuhan ekonomi masyarakat, (2) rendahnya pendidikan, (3) sulitnya mencari lapangan kerja. Marrai awalnya hanya dijadikan sebagai alat transportasi air yakni pada tahun 1970-1980-an. Namun pada tahun 1990-an aktivitas marrai menjadi sumber mata pencaharian masyarakat Desa Barae. Selain itu, hasil penelitian menemukan bahwa aktivitas marrai juga memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Barae Kabupaten Soppeng, antara lain terjadinya hubungan baik antara pihak-pihak yang terlibat dalam berlangsungnya aktivitas marrai, Sedangkan dalam bidang ekonomi, tersedianya lowongan pekerjaan bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan, mulai dari pengangkutan batang bambu dari kebun hingga ke pinggir Sungai atau tempat pembuatan rai (rakit), kemudian sebagai pengikat atau penyusun bambu hingga sebagai Parrai (orang yang menggunakan rakit) yang masing-masing mendapatkan upah Rp.100.000 per hari, kecuali Parrai upahnya tergantung jarak yang ditempuh. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa aktivitas Marrai merupakan budaya lokal masyarakat Desa Barae Kabupaten Soppeng yang memiliki nilai-nilai kehidupan yang sudah sepatutnya untuk dipertahankan dan dilestarikan sebagai kearifan lokal masyarakat.  Kunci: Marrai, Walanae, dan Budaya Lokal AbstractThis study aims to determine the background of the emergence of marrai activities in the Walanae River in Soppeng Regency, the development of marrai activities in the Walanae River in Soppeng Regency, and the impact of marrai activities in the Walanae River for the people of Barae Village, Soppeng Regency. The results of this study indicate the background that the emergence of marrai activity in the Walanae River due to several factors, including; (1) demands of the economic needs of the community, (2) low education, (3) difficulty in finding employment. Marrai was originally only used as a means of water transportation in the 1970-1980s. But in the 1990s marrai activity became a source of livelihood for the people of Barae Village. In addition, the results of the study found that marrai activity also had a positive impact on the people of Barae Village, Soppeng Regency, including the good relations between the parties involved in the ongoing marrai activity, while in the economic field, the availability of job vacancies for people who did not have a job starting from transporting bamboo stems from the garden to the edge of the river or place of making rai (rafts), then as a binder or compiler of bamboo to parrai (people who use rafts), each of which gets a wage of Rp. 100,000 per day, except for parrai's wages depending on the distance traveled. From the results of this study, it can be concluded that the activity of Marrai is a local culture of the people of Barae Village, Soppeng Regency, which has life values that should be maintained and preserved as local wisdom of the community.Keywords: Marrai, Walanae, and Local Culture.
Industri Rumah Tangga Keripik Pisang Koisna di Kecamatan Mangkutana, 2003-2017 Meriam Meriam; Rasyid Ridha; Patahuddin Patahuddin
PATTINGALLOANG Vol. 6, No. 3, Desember 2019
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v6i3.12058

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya industri rumah tangga, perkembangan  industri, dan dampak industri. Batasan awal penelitian ini diambil pada tahun 2003 karena pada tahun ini merupakan awal mulanya usaha industri rumah tangga keripik pisang Koisna di Mangkutana didirikan. Batasan akhirnya adalah tahun 2017 yang  merupakan periode yang menjelaskan perkembangan industri rumah tangga keripik pisang Koisna di Mangkutana. Penelitian di lakukan melalui studi lapangan dan kajian pustaka dengan mengunakan metode sejarah melalui beberapa tahapan kerja, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa industri  rumah tangga keripik  pisang  Koisna berdiri dan dilatar belakangi oleh adanya seorang karyawan yang telah di PHK sehingga berkeinginan untuk membentuk industri makanan dengan mengolah pisang tersebut. Perkembangan industri makanan keripik ini dalam kurun waktu 2003-2017 telah membawa perubahan dalam hal produksi yang meningkat dari tahun ke tahun dengan mengikuti musim buah. Kehadiran industri rumah tangga keripik pisang Koisna membawa dampak sosial dalam hal perubahan interaksi yang semakin kuat dengan pekerja industri. Selain itu, keberadaan industri rumah tangga di Mangkutana telah membantu kehidupan perekonomian masyarakat dalam  hal memberikan lapangan kerja.Kesimpulan bahwa dalam  perkembangan industri keripik pisang di Mangkutana selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini karena banyaknya permintaan dari konsumen. Pemasaran keripik pisang Koisna ini telah sampai di luar Mangkutana dan sampai sekarang sudah lebih banyak di pesan dari berbagai konsumen. Kata Kunci : Industri, Keripik, dan Mangkutana AbstractThis study aims to determine the background of the establishment of the home industry, industrial development, and industrial impact. The initial limitation of this study was taken in 2003 because this year was the beginning of the Koisna banana chips home industry in Mangkutana. The final limit is 2017 which is the period that explains the development of the Koisna banana chip home industry in Mangkutana freightana.The research was conducted through field studies and literature studies using historical methods through several stages of work, namely heuristics, criticism, interpretation, and historiography.The results of this study indicate that the home industry of Koisna banana chips stands and is motivated by the existence of an employee who has been laid off so that he wishes to form a food industry by processing the banana. The development of the chip food industry in the period 2003-2017 has brought changes in terms of production which increased from year to year by following the fruit season. The presence of the Koisna banana chips home industry has a social impact in terms of changing interactions that are getting stronger with industrial workers. In addition, the existence of a home industry in Mangkutana freightana has helped the community's economic life in terms of providing employment.The conclusion that in the development of the banana chips industry in Mangkutana freightana is always increasing every year. This is because of the many requests from consumers. The marketing of Koisna banana chips has reached outside Mangkutana conveyana and until now it has been mostly ordered by various consumers.Keywords: Industry, Chips, and Mangkutan