Faridah Hariyani
Poltekkes Kemenkes Kaltim

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Korelasi Motivasi Diri dan Supervisi Bidan Koordinator Dengan Kepatuhan dalam Melaksanakan Manajemen Terpadu Bayi Muda Faridah Hariyani
Husada Mahakam Vol 3 No 8 (2014): November 2014
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur (URL: http://poltekkes-kaltim.ac.id/)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.825 KB)

Abstract

Manajemen terpadu bayi muda merupakan standar tatalaksana bayi usia kurang 2 bulan di fasilitas kesehatan dasar. Salah satu penyebab pelaksanaan MTBM belum sesuai target dan harapan karena ketidakpatuhan petugas dalam melaksanakan MTBM. Motivasi dan supervisi berperan penting dalam meningkatkan kedisiplinan dan produktivitas kerja. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan motivasi diri dan supervisi bidan koordinator dengan kepatuhan bidan dalam melaksanakan MTBM. Studi ini dilakukan dengan desain cross sectional pada 48 bidan pelaksana dan 10 bidan koordinator di lima puskesmas di Kabupaten Penajam Paser Utara. Hasil penelitian dengan uji Chi-Square, Pearson Correlation dan regresi linier menunjukkan perbedaan kepatuhan bidan dalam melaksanakan MTBM berdasarkan motivasi diri dan supervisi bidan koordinator (p<0,05), terdapat korelasi motivasi diri (r=0,602; p<0,001), supervisi bidan koordinator (r=0,867; p<0,001) dengan kepatuhan bidan dalam melaksanakan MTBM. Supervisi bidan koordinator mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kepatuhan bidan pelaksana dalam melaksanakan MTBM (koef.beta= 0,569)
Proses Pembelajaran Berorientasi Pada Pengembangan Soft Skills Faridah Hariyani
Husada Mahakam Vol 3 No 4 (2012): November 2012
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur (URL: http://poltekkes-kaltim.ac.id/)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.762 KB)

Abstract

Dalam rangka menghadapi beragam perkembangan masalah global-eksternal, digital-based information dan teknologi komunikasi menuntut perubahan arah pendidikan tinggi untuk mengetahui adanya perubahan kebutuhan di dunia kerja yang tidak hanya mengutamakan hard skills namun diperlukan juga adanya soft skills. Soft skills adalah seluruh aspek dari generic skills yang termasuk elemen kognitif yang berhubungan dengan non-academic skills yang berhubungan dengan aspek intra-personalitas maupun inter-personalitas. Soft skills yang penting untuk dikembangkan pada peserta didik di lembaga pendidikan tinggi meliputi keterampilan berkomunikasi, keterampilan berpikir dan menyelesaikan masalah, kekuatan kerja tim, belajar sepanjang hayat dan pengelolaan informasi, keterampilan wirausaha, keterampilan kepemimpinan, etika, moral dan profesionalisme.Soft skills sangat diperlukan dalam proses pencarian pekerjaan dan kesuksesan meniti karir dalam pekerjaan. Soft skills menentukan kecepatan lulusan mendapatkan pekerjaan selain didukung oleh hard skillnya. 80% kesuksesan manusia ditentukan oleh bagaimana cara ia mengelola emosinya dan 20% berupa faktor hard skill.
HUBUNGAN EFIKASI DAN KECEMASAN DENGAN KEJADIAN DISMENOR SISWA SMP NEGERI 5 SAMARINDA TAHUN 2019 Julia Rika Pratiwi; Andi Parellangi; Evi Renita Br Lingga; Faridah Hariyani
MMJ (Mahakam Midwifery Journal) Vol 4 No 2 (2019): Volume 4 No. 2 November 2019
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.317 KB) | DOI: 10.35963/midwifery.v4i2.131

Abstract

Abstract The World Health Organization (WHO) released data that the average incidence of dysmenorrhea in young women is between 16.8-81%. But many women who experience dysmenorrhea do not report or visit a doctor. The research method is the type of quantitative research with the crossectional approach. The sample of this research was 106 respondents taken with stratification random sampling. Data collection uses questionnaires analyzed using ordinal logistic regression tests. It was found that almost all respondents had high classification self-efficacy as many as 94 people (88.7%) and almost half of respondents as many as 44 people (46.8%) who had high self-efficacy experienced moderate menstrual pain. While the anxious variable found that almost half of the respondents were 30 people (28.3%) who experienced mild anxiety and a small number of respondents as many as 15 people who experienced severe anxiety also experienced moderate menstrual pain. The results of statistical data processing tests that use Ordinal Logistic Regression Test calculations obtained the value of P-value = 0.205 which means P-value> α (0.05). It can be concluded that H0 is accepted, which means that there is no significant relationship between self-efficacy and anxiety with the incidence of dysmenorrhea in class VII and VIII. Keywords : Self Efficacy, Anxiety, Dysmenorrhea Abstrak World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa rata-rata insidensi terjadinya dismenore pada wanita muda antara 16,8-81%. Tetapi banyak wanita yang mengalami dismenore tidak melaporkan atau berkunjung ke dokter atau tenaga kesehatan dan cenderung meremehkannya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa hubungan efikasi diri dan cemas dengan kejadian dismenore. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan crossectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 106 responden diambil dengan tekhnik stratifikasi random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner yang dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistik ordinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh responden memiliki efikasi diri klasifikasi tinggi yaitu sebanyak 94 orang (88,7%) dan hampir sebagian responden yaitu sebanyak 44 orang (46,8%) yang memiliki efikasi diri tinggi mengalami nyeri haid sedang. Sedangkan variabel cemas didapatkan hampir sebagian responden yaitu sebanyak 30 orang (28,3%) mengalami cemas ringan dan sebagian kecil responden yaitu sebanyak 15 orang yang mengalami cemas berat juga mengalami nyeri haid sedang. Hasil Uji Regresi Logistik Ordinal diperoleh nilai P value = 0,205 yang berarti P value > (0,05). Dapat sisimpulkan bahwa H0 diterima yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dan cemas dengan kejadian dismenore pada siswi kelas VII dan VIII di SMP Negeri 5 Samarinda Tahun 2019. Kata kunci :Dismenore, Efikasi Diri, Kecemasan