Rizka Karima
Center for Chemical and Packaging, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KARAKTERISASI LABEL KOLORIMETRIK DARI KARAGENAN/NANOFIBER SELULOSA DAN EKSTRAK UBI UNGU UNTUK INDIKATOR KERUSAKAN PANGAN Bunda Amalia; Tiara Mailisa; Rizka Karima; Sidik Herman
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 43 No. 2 Oktober 2021
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24817/jkk.v43i2.7133

Abstract

Pada peneltian ini digunakan sumber antosianin dari ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) (EUU) dengan matriks karagenan dan nano fiber selulosa (NFC) dari serat daun nanas (Ananas comosus). Bahan yang digunakan merupakan bahan alam yang dapat diperbaharui dan digunakan pada industri pangan. Salah satunya adalah industri kemasan untuk digunakan sebagai kemasan aktif dan kemasan pintar, yang dapat digunakan  untuk memonitor dan menginformasikan kepada konsumen terkait kondisi pangan secara langsung. Untuk mempersiapkan label indikator ini, matrik karagenan/NFC ditambahkan ekstrak zat warna dari ubi ungu dengan beberapa konsenstrasi (0%,1%,3%,5% v/v), kemudian dibentuk film dengan menggunakan metode casting. Beberapa karakterisasi dilakukan antara lain, uji stabilitas zat warna terhadap pH, morfologi  sifat mekanik dan respon warna label indikator  terhadap kerusakan pangan. Hasil yang didapatkan menunjukan label indicator tersebut sensitive terhadap perubahan pH. Perubahan warna label yaitu dari warna pink menjadi bening kehijauan. Dari hasil uji sifat mekanik label yang memilik nilai kuat tarik paling tinggi adalah label dengan penambahan ekstrak 1% yaitu sebesar 3,01 Mpa, sedangkan untuk label dengan penambahan ekstrak diatas 1% sifat mekaniknya cenderung menurun. Begitu juga dengan hasil elongasi dan WVTR, penambahan ekstrak menyebabkan label cenderung bersifat hidrofil, dan hal ini dibutuhkan dalam mekanisme perubahan warna label. Dari hasil ini mengindikasaikan bahwa penambahan EUU ke dalam matrik karagenan/NFC memiliki potensi untuk dijadikan idikator kolorimetrik deteksi kerusakan pangan.
KARAKTERISASI LABEL KOLORIMETRIK DARI KARAGENAN/NANOFIBER SELULOSA DAN EKSTRAK UBI UNGU UNTUK INDIKATOR KERUSAKAN PANGAN Bunda Amalia; Tiara Mailisa; Rizka Karima; Sidik Herman
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 43 No. 2 Oktober 2021
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24817/jkk.v43i2.7133

Abstract

Pada peneltian ini digunakan sumber antosianin dari ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) (EUU) dengan matriks karagenan dan nano fiber selulosa (NFC) dari serat daun nanas (Ananas comosus). Bahan yang digunakan merupakan bahan alam yang dapat diperbaharui dan digunakan pada industri pangan. Salah satunya adalah industri kemasan untuk digunakan sebagai kemasan aktif dan kemasan pintar, yang dapat digunakan  untuk memonitor dan menginformasikan kepada konsumen terkait kondisi pangan secara langsung. Untuk mempersiapkan label indikator ini, matrik karagenan/NFC ditambahkan ekstrak zat warna dari ubi ungu dengan beberapa konsenstrasi (0%,1%,3%,5% v/v), kemudian dibentuk film dengan menggunakan metode casting. Beberapa karakterisasi dilakukan antara lain, uji stabilitas zat warna terhadap pH, morfologi  sifat mekanik dan respon warna label indikator  terhadap kerusakan pangan. Hasil yang didapatkan menunjukan label indicator tersebut sensitive terhadap perubahan pH. Perubahan warna label yaitu dari warna pink menjadi bening kehijauan. Dari hasil uji sifat mekanik label yang memilik nilai kuat tarik paling tinggi adalah label dengan penambahan ekstrak 1% yaitu sebesar 3,01 Mpa, sedangkan untuk label dengan penambahan ekstrak diatas 1% sifat mekaniknya cenderung menurun. Begitu juga dengan hasil elongasi dan WVTR, penambahan ekstrak menyebabkan label cenderung bersifat hidrofil, dan hal ini dibutuhkan dalam mekanisme perubahan warna label. Dari hasil ini mengindikasaikan bahwa penambahan EUU ke dalam matrik karagenan/NFC memiliki potensi untuk dijadikan idikator kolorimetrik deteksi kerusakan pangan.