Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH TUBAN TAHUN 2018 Herlina Widyastuti; Demes Nurmayanti; SB Eko Warno
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 16, No 3 (2018): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v16i3.891

Abstract

Limbah di rumah sakit salah satunya menghasilkan sampah medis yang harus dikelola dengan benar agar tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan sampah medis di Rumah Sakit Muhammadiyah Tuban, masih ditemukan percampuran sampah medis di tempat sampah non medis, tahap pengangkutan tempat sampah tidak dapat tertutup rapat, pengangkutan menggunakan lift umum dan penyimpanan sampah medis lebih dari 24 jam sehingga terjadi penimbunan sampah medis di TPS B3. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sistem pengelolaan sampah medis di Rumah Sakit Muhammadiyah Tuban.Jenis penelitian deskriptif yaitu menggambarkan keadaan secara obyektif. Variabel yang diteliti meliputi timbulan sampah, pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan sementara, SDM, kebijakan rumah sakit dan sarana prasarana. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan pengukuran volume sampah medis selama 7 hari. Penampilan data dalam bentuk tabel dan dianalisis menggunakan analisis SWOT.Hasil penelitian, RS Muhammadiyah Tuban menghasilkan timbulan sampah medis rata-rata 18,15 kg/hari. Penilaian pengelolaan sampah medis pada pemilahan 83%, pengumpulan 88,8% sudah memenuhi syarat tahap pengangkutan dan penyimpanan sementara tidak memenuhi syarat dengan prosentase 66,7% dan 70%. Pelaksanaan pengelolaan sampah medis sesuai dengan SOP yang ditetapkan direktur, SDM yang mengelola berpengetahuan baik dan sarana prasarana yang mencukupi sesuai jumlah sampah yang dihasilkan. Hasil analisis SWOT didapatkan strategi untuk memperbaiki pengelolaan sampah medis kan dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada diantaranya, melakukan pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM, melaksanakan tugas sesuai dengan struktur organisasi yang ada dan menyusun prosedur tetap sesuai peraturan yang berlaku.Sistem pengelolaan sampah medis di RS Muhammadiyah Tuban secara umum sudah baik, tetapi masih ada beberapa tahap yang belum sesuai sehingga perlu Perlu monitoring pelaksanaan pengelolaan sampah medis sesuai SOP dan perlu adanya pelatihan pada petugas pengelola sampah medis untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sampah medis.Kata Kunci : Pengelolaan sampah medis, Sampah medis, SWOT
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KELELAHAN (Studi Pada Pekerja Proyek Kapal Perang di PT. X Tahun 2018) Nindia Nuraini; Winarko .; SB Eko Warno
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 16, No 3 (2018): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v16i3.896

Abstract

Kelelahan merupakan masalah yang harus mendapat perhatian dalam suatu industri. Ada banyak faktor yang dapat berpotensi menimbulkan kelelahan. Faktor  tersebut antara lain faktor individu seperti usia, lama kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan tidur dan faktor lingkungan seperti iklim kerja dan kebisingan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja pada pekerja yang bekerja di divisi Akomodasi, Deck Tank dan Deck Whool di proyek kapal perang PT. X tahun 2018.Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel adalah sampel acak sederhana pada 50 pekerja. dengan jumlah sampel (n = 44) dari populasi (N = 50). Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, observasi menggunakan checklist, pengukuran WGBT dan pengukuran intensitas kebisingan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan univariat dan bivariat menggunakan Fisher Exact Test.Dari analisis statistik, kelelahan kerja kerja secara signifikan dipengaruhi oleh usia, perokok, kebiasaan tidur (p ≤ 0,05) dan tidak dipengaruhi oleh tiga variabel lainnya antara lain iklim kerja, kebisingan lama kerja  ≤ 8 jam / hari (p 0,05).Berdasarkan hasil penelitian ini perusahaan disarankan untuk memberikan pelatihan tentang kelelahan kepada semua pekerja dan melakukan kegiatan olahraga secara teratur. Pekerja disarankan untuk istirahat tidur yang cukup  (7-8 jam/hari). Untuk mencegah kelelahan di lain waktu. Kata kunci: kelelahan, faktor individu, faktor lingkungan
Hubungan Perilaku Buang Air Besar dengan Kasus Diare (Studi Kasus di Puskesmas Ngulankulon Kabupaten Trenggalek) Raga Dista Syahbaniar; Ngadino .; SB Eko Warno
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 16, No 1 (2018): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v16i1.888

Abstract

Penyakit Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang, terutama di Indonesia baik di perkotaan maupun pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa. Dalam menangani permasalahan  penekanan kasus diare ini, pemerintah memberlakukan peraturan PERMENKES No. 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Untuk mencapai sanitasi total tahap awal yang dilakukan yaitu program Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dengan tujuan dari program Stop BABS ini adalah desa ODF. Di Kabupaten Trenggalek, program STBM sudah dilaksanakan sejak tahun 2009 dimana salah satu wilayah terverifikasi sebagai wilayah ODF yakni wilayah kerja Puskesmas Ngulankulon Kecamatan Pogalan, namun setiap tahunnya masih terjadi kasus diare. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan perilaku buang air besar dengan kejadian diare di wilayah kerja puskesmas Ngulankulon Kab.TrenggalekJenis penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan faktor perilaku penderita terhadap kasus diare pada penderita dengan menggunakan studi case control. Untuk analisis data menggunakan univariat dan bivariat. Analisis bivariat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square.Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu pengetahuan memperoleh nilai p kurang dari α (0,05), sikap memperoleh nilai p kurang dari α (0,05), tindakan memperoleh nilai p kurang dari α (0,05) serta perilaku responden terdapat hubungan dengan kejadian diare memperoleh nilai p kurang dari α (0,05).Adapun saran bagi instansi terkait diharapkan rutin mengadakan penyuluhan guna memotivasi masyarakat     merubah perilaku buang air besar yang masih sembarangan. Saran bagi masyarakat diharapkan merubah perilaku buang air besar sembarangan dengan buang air besar di jamban sehat. Saran bagi peneliti lain, dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya dengan variabel dan metode yang berbeda.Kata Kunci : perilaku, BABS, diare
EKSTRAK BIJI ASAM JAWA (Tamarindus Indica) SEBAGAI KOAGULAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE TAHUN 2017 Fulan Oktaviana Hardi; SB Eko Warno; Pratiwi Hermiyanti
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 15, No 3 (2017): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v15i3.698

Abstract

Limbah cair tempe mengandung zat organik yang terdiri dari protein, karbohidrat, dan lemak yang apabila tidak dilakukan pengolahan dengan baik dapat meningkatkan pencemaran udara berupa bau yang tidak sedap dan pencemaran air yang berupa peningkatan nilai BOD, COD, TSS, dan pH. Asam jawa memiliki kandungan tannin yang dapat berperan sebagai koagulan karena dapat larut dalam air. Tujuan penelitian ini adalah mencari dosis koagulan ekstrak biji asam jawa paling rendah yang dapat menurunkan paling tinggi pengendapan zat pencemar sehingga dapat memenuhi baku mutu lingkungan.Penelitian ini menggunakan desain Penelitian “Pretest-Postest with Control Group” dengan variasi dosis ekstrak biji asam jawa (600mg/L, 900mg/L, 1200mg/L, dan 1500mg/L), dengan menggunakan metode jar test untuk diperoleh hasil yang optimum yang akan digunakan pada pengujian parameter BOD, COD, TSS, dan pH limbah cair industri tempe. Penelitian  ini menggunakan Uji statistic yaitu  One Way Anova.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui Sebelum dilakukan pengolahan kadar BOD sebesar 432,69 mg/L, COD sebesar 712,75 mg/L, TSS sebesar 708 mg/L, dan pH sebesar 4 sehingga parameter tersebut belum memenuhi baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan kemudian dilakukan pengolahan dengan penambahan ekstrak biji asam jawa dan didapatkan BOD sebesar 75 mg/L, COD sebesar 173,52 mg/L, TSS sebesar 100 mg/L, dan pH sebesar 7 sehingga parameter tersebut telah memenuhi baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan.Dapat disimpulkan bahwa Dosis efektif untuk koagulan biji asam jawa (Tamarindus indica) adalah dosis 1500 mg sehingga parameter BOD, COD, TSS, dan pH telah memenuhi baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan. Saran yang dapat diberikan bahwa perlu dilakukan pengujian dengan penambahan variasi dosis asam jawa dibawah 1500 mg/L tetapi berifat efektif dan penggunaan koagulan jenis lainnya untuk penurunan parameter pencemaran limbah cair. Kata Kunci : Limbah Cair tempe, Biji Asam jawa, Parameter BOD, COD, TSS, dan pH