Usman H.B
Universitas Tadulako

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Penalaran Siswa dalam Melakukan Pengerjaan Operasi Aritmatika Pecahan di Kelas IVA SD Negeri 22 Palu Nurfadila; Usman H.B; Friska Nur; Pertiwi
Aksioma Vol. 7 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v7i1.176

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses bernalar yang dilakukan siswa kelas IVA SD Negeri 22 Palu dalam menyelesaikan operasi aritmatika pecahan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini siswa kelas IVA SD Negeri 22 Palu yang berjumlah 28 orang. Hasil penelitian menunjukkan pada soal nomor 1 siswa berpikir dalam menentukan pecahan senilai dari yaitu dengan menjumlahkan dua bilangan pecahan sehingga menghasilkan pecahan . Untuk soal nomor 2a, siswa menjumlahkan semua elemen bilangan bulat pada 2 pecahan yang ingin dijumlahkan. Untuk soal nomor 2b, siswa mengalikan semua elemen bilangan bulat pada 2 pecahan yang ingin dikalikan. Untuk soal nomor 2c, siswa membagi pembilang dengan pembilang dan membagi penyebut dengan penyebut. Kata kunci: Operasi Aritmatika Pecahan, Pecahan, Penalaran.
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 4 PALU DALAM MEMAHAMI KONSEP PECAHAN BERDASARKAN GENDER YANG BERKEMAMPUAN TINGGI Moh. Rizki Fauzan; Usman H.B; Sukayasa
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP Negeri 4 Palu dalam memahami konsep pecahan berdasarkan gender yang berkemampuan tinggi. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian dipilih berdasarkan purposive sampling, adapun karakteristik utama yang menjadi pentingnya dalam memilih subjek adalah “siswa yang memiliki kemampuan tinggi”. Selanjutnya dua subjek yang dipilih yaitu siswa laki-laki (LK) dan siswa perempuan (PR) yang memiliki kemampuan tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis subjek LK dan subjek PR dalam memamahami konsep pecahan berdasarkan gender yang kemampuan tinggi. Kedua subjek mampu memahami konsep pecahan dan mampu mengomunikasikan ide-ide matematis yang dimiliki kedalam bentuk tulisan maupun lisan. Kata Kunci:Kemampuan komunikasi matematis; Gender; Konsep Pecahan. Abstract : The purpose of this study is to describe the mathematical communication skills of SMP Negeri 4 Palu students in understanding the concept of fractions based on high-ability gender. This type of research is case study research using qualitative approach. Research subjects were chosen based on purposive sampling, while the main characteristics that became important in choosing the subject were "students who have high ability". Furthermore, two selected subjects are male students (LK) and female students (PR) who have high ability. The results of this study indicate that the mathematical communication ability of LK subject and the subject of PR in memamahami fraction concept based on high ability of gender. Both subjects are able to understand the concept of fractions and able to communicate mathematical ideas that belong to the form of writing and oral . Keywords: Ability of mathematical communication; Gender; Fractional Concepts.
ANALISIS JENIS PERTANYAAN GURU BERPENGALAMAN DAN GURU PEMULA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI MODEL TERPADU MADANIAbstrak Pengajuan pertanyaan merupakan salah satu rangsangan instruksional yang dilakukan dalam proses pembelajaran oleh seorang Indah Roofiqo Addini; Sukayasa; Usman H.B
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 6 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pengajuan pertanyaan merupakan salah satu rangsangan instruksional yang dilakukan dalam proses pembelajaran oleh seorang guru. Pemberian pertanyaan merupakan salah satu hal yang selalu dilakukan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Guru dapat dibedakan menurut masa kerja sebagai guru berpengalaman dan guru pemula. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang karakteristik jenis-jenis pertanyaan guru berpengalaman dan guru pemula di SMP Negeri Model Terpadu Madani. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan wawancara. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Analisis Isi Kualitatif dengan melibatkan dua partisipan yaitu guru pemula dengan masa kerja 2 tahun dan guru berpengalaman dengan masa kerja 12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pemula menggunakan jenis pertanyaan “pemikiran”, “peduli”, dan “tertutup” pada level permukaan dan dangkal, sedangkan guru berpengalaman menggunakan jenis pertanyaan “menyelidiki”, “pemikiran”, “tertutup”, “mengelola” dan “berbagi” pada level permukaan, dangkal dan mendalam. Kata kunci : Jenis-jenis pertanyaan, guru berpengalaman, dan guru pemula Abstract Questioning is one of the instructional stimuli conducted in the learning process by a teacher. Giving questions is one thing that is always done by a teacher in the learning process. Teachers can be differentiated by length of service as experienced teachers and novice teachers. This study aims to obtain a description of the characteristics of the types of questions experienced teachers and beginner teachers in Madani Junior High School. This type of research is case study research using qualitative approach. Data collection techniques used in the research are observation and interview. This research was conducted by using Qualitative Content Analysis by involving two participants that is beginner teacher with 2 years working period and experienced teacher with working period of 12 years. The results show that in the learning process conducted by novice teachers using the types of questions "thinking", "care", and "closed" at the surface and superficial levels, while experienced teachers use the types of questions "investigate", "thought", "closed" , "Manage" and "share" at the surface level, shallow and deep. Keywords: Types of questions, experienced teachers, and beginner teachers
ANALISIS KATEGORI PENALARAN ANALOGI SISWA DALAM MEMECAKAN MASALAH GEOMETRI DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF Moh.Faisal Ramdhani; Usman H.B; Anggraini
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 6 No. 3 (2019)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penalaran analogi siswa dalam memecahkan masalah geometri yang ditinjau dari gaya kognitif. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X C SMA Al-Azhar Mandiri Palu yang bergaya kognitif field dependent, dan bergaya kognitif field independent. Teknik pengumpulan data berupa tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa bergaya kognitif field dependent yang dilabeli FD memiliki kategori penalaran analogi yang meliputi (1) encoding dengan tiga sub-kategori yaitu (a) mengidentifikasi pokok pertanyaan pada masalah sumber dan masalah target, (b) menemukan informasi dari ciri-ciri yang terdapat pada masalah sumber dan masalah target, dan (c) menentukan dugaan awal pada masalah sumber dan masalah target. (2) inferring, (3) mapping, dan (4) applying serta termasuk dalam kelompok penalaran analogi sedang. Siswa bergaya kognitif field independent yang dilabeli FI memiliki kategori penalaran analogi yang meliputi (1) encoding dengan tiga sub-kategori yaitu (a) mengidentifikasi pokok pertanyaan pada masalah sumber dan masalah target, (b) menemukan informasi dari ciri-ciri yang terdapat pada masalah sumber dan masalah target, dan (c) menentukan dugaan awal pada masalah sumber dan masalah target. (2) inferring, (3) mapping, dan (4) applying serta termasuk dalam kelompok penalaran analogi tinggi. Kata Kunci: Analisis Kategori; Penalaran Analogi; Masalah Geometri; Gaya Kognitif. Abstract: This research aims to obtain a description of analogy reasoning of students in solving geometric problems in terms of cognitive style. This type of research is qualitative research. The subject of this research is the students of class X C SMA Al-Azhar Mandiri Palu who have field dependent cognitive style and field independent cognitive style. Data collection techniques were in the form of tests and interviews. The results of this study showed that field dependent cognitive style student named FD had an analogy reasoning category which included (1) encoding, with three sub-categories, namely (a) identifying the subject matter on the source problem and target problem, (b) finding information from the characteristics contained in source problem and target problem, and (c) determine the initial guess on the source problem and target problem. (2) inferring, (3) mapping, and (4) applying, and included in the group of medium analogy reasoning. Field independent cognitive style student named FI have analogy reasoning categories which include (1) encoding with three sub-categories, namely (a) identifying the subject matter of the source problems and target problems, (b) finding information from the characteristics of the source problems and target problems, and (c) determine the initial guess at the source problems and target problems. (2) inferring, (3) mapping, and (4) applying, and included in the group of high analogy reasoning. Keywords: Category Analysis; Analogy Reasoning; Geometric Problems; Cognitive Style.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PERSEORANGAN DAN KELOMPOK KECIL (PPKK) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA Eviyana; Maxinus Jaeng; Usman H.B
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 6 No. 4 (2019)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model PPKK untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIIB SMP Negeri 20 Palu pada materi hubungan antar sudut. Pada model PPKK ada aktivitas perseorangan dan aktivitas kelompok yang dilaksanakan dalam satu pertemuan. Model PPKK dilaksanakan dalam 5 fase. Penelitian ini dilakukandalam dua siklus, setiap siklusnya melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Hasil observasi aktivitas guru siklus I yaitu memperoleh kriteria taraf keberhasilan baik, dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu memperoleh kriteria taraf keberhasilan sangat baik. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I yaitu memperoleh kriteria taraf keberhasilan baik, dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu memperoleh kriteria taraf keberhasilan sangat baik. Persentase ketuntasan belajar klasikal siklus I yaitu 61,90% dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu sebesar 85,71%. Dari hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan penerapan model PPKK dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIIB SMP Negeri 20 Palu pada materi hubungan antar sudut. Kata kunci: Model PPKK, Prestasi belajar, hubungan antar sudut. Abstract: This purpose of this study was to describe the application of the PPKK model to improve student achievement in class VIIB SMP Negeri 20 Palu on the relationship between angles, In the PPKK model there are individual activities and group activities carried out in one meeting. The PPKK model is carried out in 5 phases. This research was conducted in two cycles, each cycle through four stages, namely planning, action, observation and reflection. The results of observations of the activities of teacher in cycle I are obtaining good success criteria, and have increased in cycle II, namely obtaining very good success criteria. The results of observations of the activities of students in cycle I are obtaining good success criteria, and have increased in cycle II, namely obtaining very good success criteria. The percentage of classical learning completeness in cycle I is 61,90% and has increased in cycle II by 85,71%. From the results of the research, it can be concluded that the application of the PPKK model can improve students’ learning achievement in the VIIB class of SMP Negeri 20 Palu on the relationship between angles. Keywords: PPKK Model, learning achievement, relationship between angles.
ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SAUSU PADA KONSEP SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA Ayu Sri Puspita Devi; Usman H.B; Linawati
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 7 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dan memahami makna tentang kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sausu pada konsep sistem persamaan linear dua variabel berdasarkan kemampuan matematika. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian dipilih berdasarkan purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Kemampuan koneksi matematis siswa pada konsep sistem persamaan linear dua variabel yang berkemampuan tinggi (Subjek TG) meliputi: siswa mengetahui tentang informasi yang ada pada soal dengan lengkap dan tepat karena mampu mengaitkan soal dengan konsep-konsep yang dipelajari sebelumnya, siswa mengaitkan soal melalui representasi dalam bentuk gambar persegi panjang dan melalui representasi simbolik terhadap konsep keliling persegi panjang dan selisih antara panjang dan lebarnya, siswa memahami konsep-konsep yang ada dan mengaitkan konsep-konsep tersebut melalui prosedur yang tepat dalam menyelesaikan soal SPLDV. 2) Kemampuan koneksi matematis siswa pada konsep sistem persamaan linear dua variabel yang berkemampuan sedang (Subjek SD) meliputi: siswa mengetahui tentang informasi yang ada pada soal dengan lengkap dan tepat karena mampu mengaitkan soal dengan konsep-konsep yang dipelajari sebelumnya, siswa mengaitkan soal melalui representasi simbolik terhadap konsep keliling persegi panjang dan selisih antara panjang dan lebarnya, siswa tidak paham dengan baik konsep-konsep yang ada dalam menyelesaikan soal SPLDV dan melakukan kesalahan prosedural terhadap konsep yang dikaitkan dalam menyelesaikan soal SPLDV. 3) Kemampuan koneksi matematis siswa pada konsep sistem persamaan linear dua variabel yang berkemampuan rendah (Subjek RN) meliputi: siswa tidak mengetahui semua informasi yang ada pada soal secara benar, siswa melakukan kesalahan dalam mengaitkan soal melalui representasi simbolik, siswa tidak paham konsep-konsep yang ada dalam menyelesaikan soal SPLDV dan melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal SPLDV karena konsep dan prosedur yang dikaitkan salah. Kata kunci: Analisis, Koneksi Matematis, Kemampuan Matematika, SPLDV