Pengusaha (investor) baik yang berasal dari Makassar maupun luar Makassar di dalam membangun industrinya cendrung memilih lokasi kawasan industri Tallasa City. Hal ini tentu saja menjadi pertanyaan bagi Pemerintah dan juga masyarakat Kota Makassar. Selain itu perkembangan kawasan industri yang pesat dan tidak direncanakan dapat menimbulkan masalah yang tidak diperkirakan sebelumnya, baik masalah spasial, sosial maupun ekonomi. Berpijak pada fenomena tersebut, perlu diteliti keterkaitan hubungan antara perkembangan kawasan industri Tallasa City dan KIMA di Kota Makassar, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan pengembangan Kawasan industri sejenis bagi Pemerintah Daerah lainnya. Penelitian ini mencoba untuk mengungkapkan proses perkembangan kawasan industri Tallasa City dan KIMA serta mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan manfaat-manfaat apa yang diperoleh dari perkembangan tersebut. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan komparasi hasil penelitian menunjukkan dari tahun 2000 – 2017 terjadinya perkembangan kawasan industri Tallasa City yang pesat dan perkembangan kawasan industri Makassar sangat lambat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan industri yang ada di kawasan Tallasa City dan KIMA dipengaruhi faktor internal (suplay air, tenaga kerja, kebijakan Pemerintah dan sumber energi) dan faktor eksternal (bahan baku dan aksesibilitas). Pemilihan lokasi kegiatan didasarkan teori lokasi optimum yang memperhatikan (faktor ekonomi) biaya pemindahan barang dari satu jenis angkutan ke jenis angkutan lain. Perkembangan kawasan industri Makassar lambat disebabkan kebijaksanaan dan Policy Pemerintah yang tidak berkelanjutan, ditunjang para Pengusaha yang percaya dengan Feng Shui dan Hong Shui.