Indra ASLP Putri
Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KERAGAMAN JENIS DAN POPULASI KUPU-KUPU DI TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG BULUSARAUNG Indra ASLP Putri
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2016.13.2.101-118

Abstract

ABSTRACTButterflies have been prominently recognized as insect group of highly sensitive to anthropogenic disturbances. The aim of the research was to identify the effect of tourism activities to diversity and population of butterflies at Bantimurung Bulusaraung National Park. The research was conducted by comparing the population size of butterflies at low human disturbance secondary forest and recreation area. The population of butterflies was collected using Pollard Walk transect method. Data was analyzed using Shannon-Wiener diversity index, Pielou’s evenness index, Simpson dominance index, Margalef species richness index, and Sorensen Similarity index. Mann-Whitney Test was used to test the differences between low human disturbance secondary forest and recreation area. The result showed that tourism activities bring negative impact on the butterfly communities. The value of dominance index on the recreation area was higher than on the low human disturbance secondary forest. The number of species, number of individuals, number of families and the value of Shannon-Wiener diversity index, Margalef species richness index and Pielou’s evenness index on the low human disturbance secondary forest were higher than on the recreation area. Statistical analysis of Mann-Whitney Test showed that butterflies’ population on the recreation area and on the low human disturbance secondary forest was statistically significant difference. Based on these findings, it is important to reorganize the recreation area and butterfly conservation management, spread the information about national wildlife protection law, enforce the law, increases the number of butterfly’s breeder and increases the public awareness to maintain the sustainability of butterfly population.Key words : Butterfly diversity, human disturbance, national park’s recreation area, recreation impact, wilderness managementABSTRAKKupu-kupu tergolong serangga yang peka terhadap gangguan oleh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas pariwisata terhadap keragaman jenis dan populasi kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Penelitian dilakukan dengan membandingkan populasi kupu-kupu yang dijumpai pada kawasan hutan sekunder yang jarang didatangi manusia dengan kawasan rekreasi. Pengambilan data populasi kupu-kupu dilakukan dengan menggunakan metode Pollard-Walk transek. Analisis data menggunakan indeks keragaman jenis Shannon-Wiener, indeks kemerataan jenis Pielou, indeks dominasi Simpson, indeks kekayaan jenis Margalef dan indeks kesamaan jenis Sorensen. Beda nyata pada populasi kupu-kupu yang dijumpai di kedua lokasi penelitian diuji dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Pengaruh aktivitas wisata terhadap kupu-kupu terlihat dari adanya perbedaan nyata pada populasi kupu-kupu pada kedua lokasi penelitian. Nilai indeks dominansi Simpson terlihat lebih tinggi pada areal yang mendapat gangguan akibat kegiatan wisata. Jumlah jenis, jumlah individu, nilai indeks keragaman Shannon-Wiener, nilai indeks kemerataan Pielou dan nilai indeks kekayaan jenis Margalef pada areal yang mendapat gangguan akibat kegiatan wisata lebih rendah dibanding areal hutan sekunder yang kurang mendapat gangguan manusia. Diperlukan adanya penataan ulang pengelolaan obyek wisata dan kupu-kupu, sosialisasi aturan perlindungan satwaliar, menerapkan aturan yang telah ada pada tingkat lokal serta penegakan hukum bagi pelanggar, peningkatan jumlah penangkar kupu-kupu serta peningkatan kesadaran masyarakat agar kupukupu tetap lestari.Kata kunci : Gangguan manusia, kupu-kupu, manajemen hidupan liar, obyek wisata alam, pengaruh aktivitas wisata
Keragaman Vegetasi Pada Areal Tepi Hutan Yang Berbatasan Dengan Enclave di Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Indra ASLP Putri; Bayu Wisnu Broto; Mursidin Mursidin; Fajri Ansari
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 4 No. 2 (2019)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bioma.v4i2.6694

Abstract

Masyarakat enclave umumnya memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap sumberdaya alam dari kawasan hutan yang terdapat di sekitar tempat tinggal mereka, sehingga aktivitas pemanfaatan tersebut dapat berpengaruh terhadap komunitas tumbuhan di hutan sekitar enclave. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman vegetasi pada areal tepi hutan yang berbatasan dengan enclave Minggi, yang merupakan enclave yang terdapat di Taman Nasional bantimurung Bulusaraung.  Pengamatan vegetasi dilakukan dengan menggunakan metode garis berpetak.  Analisis data dilakukan untuk mengetahui nilai kerapatan vegetasi, indeks nilai penting, indeks keragaman hayati Shannon-Weiner, indeks dominansi Simpson, indeks kemerataan Pielou, indeks kekayaan jenis Margalef dan indeks kesamaan komunitas Sorensen. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa vegetasi hutan di sekitar enclave Minggi memiliki keragaman vegetasi yang tergolong sedang. Terdapat spesies yang mendominasi, namun nilai indeks dominansinya masih tergolong rendah. Nilai indeks kemerataan jenis vegetasi tergolong rendah, sedangkan nilai indeks kekayaan jenis tergolong tinggi. Kondisi tersebut menunjukkan adanya gangguan atau tekanan oleh masyarakat terhadap hutan. Perubahan kondisi hutan tersebut memerlukan upaya pemulihan kondisi komunitas tumbuhan maupun upaya peningkatan kesadaran dan pembenahan kondisi masyarakat untuk mengurangi tingkat ketergantungan terhadap hutan.Kata kunci:    Vegetasi, Tepi hutan, Enclave, Hutan sekunder, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung