Harris Herman Siringoringo
Puslitbang Hutan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MODEL PERSAMAAN ALLOMETRI BIOMASA TOTAL UNTUK ESTIMASI AKUMULASI KARBON PADA TANAMAN Paraserianthes falcataria (L) Nielsen Harris Herman Siringoringo; Chairil Anwar Siregar
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 5 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2006.3.5.541-553

Abstract

Pertumbuhan pohon yang ditopang oleh proses fotosintesis dapat mengurangi konsentrasi karbondioksida di atmosfir. Oleh karena itu, pendugaan fiksasi  karbon pada tanaman pohon yang dihubungkan dengan isu pemanasan global menjadi penting sebagai bagian dari upaya untuk mengetahui simpanan karbon dalam biomasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang dugaan peningkatan simpanan karbon pada biomasa hutan tanaman rakyat jenis Paraserinthes falcataria (L) Nielsen yang disajikan dalam model  matematik. Penelitian dilaksanakan pada tipe tanah Latosol Coklat Kemerahan (Ferralsols/Oxisols) dengan kondisi iklim tipe B (curah hujan tahunan 2.929 mm) di desa Buniwangi, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Biomasa total Paraserinthes falcataria (L) Nielsen dan vegetasi baseline-nya diduga  dengan menggunakan keeratan hubungan allometri antara DBH dan biomasa total dan atau (DBH)2H dan biomasa total. Sedangkan biomasa tumbuhan bawah pada tegakan Paraserinthes falcataria (L) Nielsen dan baseline diduga dengan  menggunakan keeratan hubungan allometri antara persen penutupan tajuk dikalikan dengan tinggi maksimum tumbuhan bawah (UC x UH-max) dan biomasa  tumbuhan bawah di atas tanah. Peningkatan karbon terfiksasi dihitung berdasarkan perbedaan produksi  karbon biomasa antara tegakan hutan tanaman Paraserinthes falcataria (L) Nielsen dan vegetasi baseline. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan allometri yang dibangun untuk menduga  biomasa total tegakan Paraserinthes falcataria (L) Nielsen adalah 0, 1479 (DBH)2'2989, (R2 =  0,9445) berdasarkan persamaan DBH-biomasa total; dan 0,0986 (DBH)2H08144, (R2 =  0,9458) berdasarkan persamaan (DBH)2H-biomasa total. Simpanan karbon dalam biomasa tegakan Paraserinthes falcataria (L) Nielsen   hampir 3 kali lebih besar daripada biomasa pada vegetasi baseline-nya,  yaitu sebesar 28,9 ton karbon/ha (persamaan DBH-biomasa) dan 28,05 ton karbon/ha (persamaan (DBH)2H-biomasa, dan simpanan karbon pada vegetasi baseline-nya   sebesar l 0,96 ton C/ha (persamaan DBH-biomasa) dan 9,05 ton C/ha (persamaan (DBH)2H-biomasa). Sedangkan selisih produksi karbon dalam biomasa tumbuhan bawah tegakan Paraserinthes falcataria (L) Nielsen dan tumbuhan  bawah vegetasi baseline terbukti sangat kecil dan tidak berbeda nyata, yakni masing-masing sebesar 2,06 ton C/ha dan 1,9 ton C/ha, secara berurutan.  Hasil  penelitian ini menjelaskan bahwa peningkatan karbon terfiksasi oleh tegakan Paraserinthes falcataria (L) Nielsen adalah sebesar 18-19 ton C/ha atau setara dengan  66-70 ton C02/ha, dengan kerapatan tegakan sebesar 1.300 pohon/ha. 
PERUBAHAN KANDUNGA KARBON TANAH PADA TEGAKAN Paraserianthes falcataria (L) Nielsen DI SUKABUMI, JAWA BARAT Harris Herman Siringoringo; Chairil Anwar Siregar
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 5 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2006.3.5.477-489

Abstract

Karbon tanah dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan lingkungan.   Oleh karena itu, mempelajari perubahan kandungan karbon tanah di bawah tegakan hutan tanaman adalah sangat penting. Tujuan utama penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang perubahan kandungan karbon dengan cara membandingkan kandungan karbon tanah, kerapatan tanah, dan simpanan  karbon tanah kumulatif pada tegakan hutan tanaman Paraserinthes falcataria (L) Nielsen dan vegetasi awalnya (hutan sekunder). Penelitian dilaksanakan   pada jenis tanah Latosol Coklat Kemerahan (Ferralsols/Oxisols) dengan kondisi iklim B (curah hujan tahunan 2.929 mm) di Desa Buniwangi, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan karbon tanah lebih tinggi pada lapisan permukaan tanah dan menurun pada lapisan tanah yang lebih bawah.  Karbon tanah pada kedalaman 0-30 cm di bawah tegakan P. falcataria dan vegetasi baseline tidak menunjukkan perbedaan, yaitu berturut-turut 1,52-3, 16 % dan  1,24-3,21 %. Sedangkan kerapatan tanah (BD) pada tegakan P. falcataria lebih tinggi daripada kerapatan tanah pada vegetasi baseline  pada kedalaman 0-30 cm, yaitu berturut-turut 0,83-0,86 glee dan  0,73-0,76  glee. Sementara simpanan karbon tanah kumulatifpada kedalaman 0-30 cm di bawah tegakan P.falcataria sedikit lebih tinggi daripada vegetasi baseline walaupun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan, yaitu sebesar59,43 ton/ha dan 51, 16 ton/ha secara berurutan. Si stem tegakan hutan tanaman rakyat jenis P. falcataria belum memberikan pengaruh yang berarti terhadap peningkatan kandungan karbon tanah dan simpanan karbon tanah kumulatif pada saat tegakan berumur 6-7 tahun.