Tujuan penelitian adalah untuk meogidentifikasi sifat toleransi anakan ramin (Gonystytus bancanus (Miq.) Kurz) yang tumbuh pada tiga kondisi cahaya, Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan variabel utama adalah karakter morfologi daun (Luas Dauo-LeafArea/LA;Luas Daun Spesifik Specific Leaf area/SLA; Bobot Daun Spesifik-Specific Leaf Weight/SLW\dan karakter anatomi daun (tebal jaringan daun. tebal lapisan palisade, dan jumlah stomata perluasan daun). Sebagai variabel pendukung adalah respon perumbuhan tinggi anakan ramin umur dua tahun pada tiga kondisi cahaya di plot penelitian plasma nutfah ramin, Universitas Tanjungpura, Provinsi Kalimantan Barat, Hasil penelitian ini adalah anakan G. banconus (jenis sernitoleran) mempunyai karakter morfologi yang sama dengan kelompok tumbuhan jenis toleran dan intoleran, yaitu SLA daun tumbuhan yang ternaungi lebih besar dibandingkan dengan SLA daun tumbuhan pada kondisi agar terbuka dan terbuka, sementara SLW menunjukan keadaan sebaliknya Perbedaan yang nyata yang ditunjukan oleh karakter anatomi hanya variabel jumlah stomata perluasan daun, jumlah stomata tertinggi terlihat pada anakan yang tumbuh pada kondisi tertentu (282,36). kemudian diikuti oleh anakan pada kondisi agak terbuka (220,26) dan ternaungi (205,31) Perbedaaan tersebut sejalan dengan perbedaan respon pertumbuhan tinggi dan diameter Tinggi dan diameter anakan pada kondisi terbuka agak terbuka dan ternaungi berturut-turut 145,12cm dan 1,831cm; 141,13cm dan 1,536cm; 98,65 cm dan 1,298cm Tujuan penelitian adalah untuk meogidentifilrasisifattoleransi anakan ramin(Gonystytusbancanus (Miq.) Kurz) yangtumbuhpada riga kondisi cahaya, Penelitian inimenggunakan metode observasi dengan variabel utamaadalahkarakter morfologi daun(LuasDauo-LeafArea/LA;Luas DaunSpesifikSpecificLeaf area/SLA; Bobot Daun Spesifik-SpecificLeafWeight/SLW\dan karakter anatomi daun (tebal jaringan da
PENGARUH TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI) TERHADAP KONDISI HARA DI HUTAN ALAM PRODUKSI, DI PT ITCI KALIMANTAN TIMUR
Nina Mindawati;
Tati Rostiwati
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 3 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20886/jphka.2005.2.3.283-293
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) merupakan salah satu sistem silvikultur untuk mengatur pemanfaatan hutan alam produksi di Indonesia. Sistem ini belum banyak dikaji pengaruhnya terhadap kesuburan tanah dan ketersediaan hara sebagai salah satu indikator kualitas suatu tempat tumbuh. Penelitian mengenai kondisi hara, baik tanah maupun tegakan di hutan alam akibat kegiatan TPTI, telah dilakukan di PT. ITCI, Kalimantan Timur. Penelitian dengan menggunakan metode observasi lapangan, dilakukan terhadap tegakan sisa pada plot hutan alam bekas TPTI yang berumur tujuh tahun setelah penebangan. Variabel yang diamati adalah biomassa tegakan, kandungan hara pohon yang dibedakan berdasarkan bagian-bagian pohon (daun, cabang, dan batang) dalam kelas diameter 20-30 cm dan kelas diameter > 30 cm serta kandungan hara contoh tanah yang diambil secara komposit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biomassa tegakan di hutan primer lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan hutan yang telah dilakukan TPTI, namun kandungan hara yang terakumulasi pada tiap bagian pohon berbeda nyata untuk hara N, P, K, dan Mg. Konsentrasi hara pada tiap bagian pohon dan kandungan hara tanah di TPTI yang cenderung lebih tinggi dibandingkan konsentrasi hara pada hutan primer menunjukkan bahwa sistem penebangan TPTI memberikan pengaruh positifterhadap iklim mikro tegakan sehingga siklus nutrisi (pohon dan tanah) masih berlangsung dengan baik.