Tati Rostiwati
Puslitbang Hutan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

POLA KOLAB0RATIF DALAM PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) HAURBENTES Sri Suharti; Tati Rostiwati; Nina Mindawati
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 5 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2005.2.5.527-537

Abstract

Pengelolaan KHDTK merupakan bentuk pengelolaan kawasan hutan yang baru di sektor kehutanan.KHDTK diperuntukan bagi kegiatan penelitian dan pengembangan,pendidikan,dan pelatihanserta keperluan budaya dan religi.Hutan Penelitian Haurbentes sesuai keputusan mentri kehutanan No 289 yang sebelumnya seluas ha dan di bangun pada tahun 1940 sekarang di perluas menjadi 100 ha.Dengan bertambahnya luas hutan yang harus dikelola dan berubahnya status menjadi KHDTK yang implikasinyaakan melibatkan lebih banyak para pihak/stakeholder(masyarakat setempat, Perhutani,pemda setempat ,pengurus tinggi , dan instansi penelitian lainnya) maka tujuan pengelolaannya pun akan lebih luasdan beragam dibandingkan sebelumnya. Untuk mengantipasi kondisi yang ada serta dalam rangka menigkatkan efektivitas pengolaan kawasan maka perlu dibuat Rencana kerja Kolaboratif KHDTK Hutan Penelitian Huarbentes. Tujuan penelitian adalah menggali potensi yang ada yang bisa dikolaboratifkan dengan berbagai stakeholder serta tersedianya acuan berupa langkah-langkah yang perlu dilakukan segera di HP Haurbentes dan acuan dasar bagi penyusunan Rencana Tindak (Action plan) untuk pengolaan jangka panjang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metoda survai dan dilanjutkan dengan Focus Groups Discussion / FGD. Pemilihan sampel responden dilakukan secara purposive random sampling .Hasil Penelitian menunjukan bahwa peluang kerja sama kolaborasi di KHDKTK Haurbentes sangat prospektif untuk dilakukan Hasil wawancara dengan respoden terpilih menunjukan bahwa berbagai stakeholder yang terkait dengan keberadaan KHDTK Haurbentes sangat berminat untuk mengadakan kerja sama secara intensif dengan Badan Litbang Kehutanan sebagai pengelola KHDTK. Bererapa masalah yang perlu di antisipasi antara lain kejelasan hak dan kewajiban /tanggung jawab . Pembagian keuntungan dan resiko , masalah dana dan upaya peningkatan kesadaran dan kemandirian mayarakat setempat serta pengawasan kegiatan yang berlangsung di KHDTK . Untuk merealisikan agar kerja sama tersebut benar-benar dapat memberikan manfaat yang nyata, beberapa upaya adaptasi/modifikasi dalam pengolaan KHDTK termasuk stuktur organisasinya perlu dilakukan. Selain itu, pertemuan /diskusi secara rutin dan intensif dengan pihak-pihak yang bekerja sama perlu dilakukan agar berbagai masalah yang timbul dari adanya kerja sama tersebut dapat diantisipasi sebelumnya.
SIFAT TOLERANSI ANAKAN RAMIN (Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz) TERHADAP NAUNGAN MELALUl PENDEKATAN KARAKTER MORFOLOGI DAN ANATOMI DAUN Tati Rostiwati; Abdurani Muin
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 6 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2005.2.6.609-617

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk meogidentifikasi sifat toleransi anakan ramin (Gonystytus bancanus (Miq.) Kurz) yang tumbuh pada tiga kondisi cahaya,  Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan variabel utama adalah karakter morfologi daun (Luas Dauo-LeafArea/LA;Luas Daun Spesifik Specific Leaf area/SLA; Bobot Daun Spesifik-Specific Leaf Weight/SLW\dan  karakter anatomi daun (tebal jaringan daun. tebal lapisan palisade, dan jumlah stomata perluasan daun). Sebagai variabel pendukung adalah respon perumbuhan tinggi anakan ramin umur dua tahun pada tiga kondisi cahaya di plot penelitian plasma nutfah ramin, Universitas Tanjungpura, Provinsi Kalimantan Barat, Hasil penelitian ini adalah anakan G. banconus (jenis sernitoleran) mempunyai karakter morfologi yang sama dengan kelompok tumbuhan jenis toleran dan intoleran, yaitu SLA daun tumbuhan yang ternaungi lebih besar dibandingkan dengan SLA daun tumbuhan pada kondisi agar terbuka dan terbuka, sementara SLW menunjukan keadaan sebaliknya Perbedaan yang nyata yang ditunjukan oleh karakter anatomi hanya variabel jumlah stomata perluasan daun, jumlah stomata tertinggi terlihat pada anakan yang tumbuh pada kondisi tertentu (282,36). kemudian diikuti oleh anakan pada kondisi agak terbuka (220,26) dan ternaungi (205,31) Perbedaaan tersebut sejalan dengan perbedaan respon pertumbuhan tinggi dan diameter Tinggi dan diameter anakan pada kondisi terbuka agak terbuka dan ternaungi berturut-turut 145,12cm dan 1,831cm; 141,13cm dan 1,536cm; 98,65 cm dan 1,298cm  Tujuan  penelitian  adalah  untuk  meogidentifilrasisifattoleransi   anakan  ramin(Gonystytusbancanus (Miq.)   Kurz)   yangtumbuhpada  riga  kondisi  cahaya,   Penelitian   inimenggunakan    metode   observasi dengan  variabel  utamaadalahkarakter  morfologi  daun(LuasDauo-LeafArea/LA;Luas  DaunSpesifikSpecificLeaf area/SLA;  Bobot  Daun  Spesifik-SpecificLeafWeight/SLW\dan   karakter  anatomi  daun (tebal  jaringan  da<span style="font-si
PENGARUH TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI) TERHADAP KONDISI HARA DI HUTAN ALAM PRODUKSI, DI PT ITCI KALIMANTAN TIMUR Nina Mindawati; Tati Rostiwati
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 3 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2005.2.3.283-293

Abstract

Tebang  Pilih Tanam Indonesia  (TPTI)  merupakan  salah satu sistem silvikultur  untuk  mengatur pemanfaatan hutan alam produksi di Indonesia.  Sistem ini belum banyak dikaji pengaruhnya terhadap kesuburan  tanah dan ketersediaan  hara sebagai salah satu indikator kualitas suatu tempat tumbuh. Penelitian mengenai kondisi hara, baik tanah maupun tegakan di hutan alam akibat kegiatan TPTI, telah dilakukan di PT. ITCI, Kalimantan Timur. Penelitian dengan menggunakan metode observasi lapangan, dilakukan terhadap tegakan sisa pada plot hutan alam bekas TPTI yang berumur tujuh tahun setelah penebangan.  Variabel yang diamati adalah biomassa tegakan, kandungan hara pohon  yang dibedakan berdasarkan bagian-bagian pohon (daun, cabang, dan batang) dalam kelas diameter 20-30 cm dan kelas diameter > 30 cm serta kandungan hara contoh tanah yang diambil secara komposit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biomassa tegakan di hutan primer lebih tinggi dibandingkan  dengan kawasan hutan yang telah dilakukan TPTI, namun kandungan hara yang terakumulasi pada tiap bagian pohon berbeda nyata untuk hara N,  P, K, dan Mg.  Konsentrasi hara pada tiap bagian pohon dan kandungan hara tanah di TPTI yang cenderung lebih tinggi dibandingkan konsentrasi hara pada hutan primer menunjukkan bahwa sistem penebangan TPTI memberikan pengaruh positifterhadap iklim mikro tegakan sehingga siklus nutrisi (pohon dan tanah) masih berlangsung dengan baik.