Reny Sawitri
Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 165; Telp. 0251-8633234, 7520067; Fax 0251-8638111 Bogor

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STATUS KONSERVASI MAMALIA DAN BURUNG DI TAMAN NASIONAL MERBABU Reny Sawitri; Abdullah Syarief Mukhtar; Sofian Iskandar
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 3 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2010.7.3.227-239

Abstract

Taman Nasional (TN) Merbabu merupakan jejaring kawasan yang termasuk dalam jaringan kawasan konservasi di Jawa Tengah bagi satwa mamalia dan burung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi habitat, satwa mamalia, burung dan status konservasinya. Pengamatan satwa dilakukan pada jalur transek pendakian maupun ditentukan menurut keterwakilan habitat secara purposive random sampling. Hasil pengamatan habitat, di TN Merbabu terdapat hutan alam dan hutan tanaman pinus, puspa, akasia maupun bekas kebakaran dengan keragaman jenis vegetasi sangat rendah (H’ berkisar 0,46-0,59), karena jenis dan populasi pohon sangat terbatas. Hal ini berdampak pada keragaman satwa mamalia (10 jenis) dan burung (45 jenis), di antaranya termasuk macan tutul (Panthera pardus) sebagai species yang terancam punah menurut Red Data Book, IUCN dan  Appendix I CITES. Keragaman jenis dan keseimbangan burung yang paling tinggi di hutan alam (H’ = 1,3833 dan E = 0,4475). Kepadatan populasi jenis burung tertinggi diantaranya adalah burung kacamata gunung (Zosterops montanus) = 29 ekor per ha, walet linchii (Collocalia linchii) = 27 ekor per ha, dan sriti (Collocalia esculenta) = 22 ekor per ha, hal ini didukung oleh ketersedian pakannya berupa serangga.  Status konservasi satwa mamalia dan burung dihubungkan dengan status keendemikannya, 60% mamalia dilindungi menurut  Peraturan Pemerintah No. 7/1999, 50% termasuk ke dalam IUCN. Status konservasi burung hanya delapan jenis yang dilindungi oleh Peraturan Pemerintah No.7/1999 dan satu jenis termasuk ke dalam Appendix CITES. Keberadaan satwa mamalia maupun burung dengan prioritas konservasi tinggi harus dipertimbangkan dalam penetapan zonasi, sebagai zona inti atau zona rimba