Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Hasil Hutan

ANALISIS PERANAN TENAGA KERJA BERPENDIDIKAN KEHUTANAN PADA HAK PENGUSAHAAN HUTAN Hariyatno Dwiprahowo; Hendro Prahasto; Soenarno Soenarno
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 1 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1997.15.1.41-59

Abstract

Pengusahaan hutan di lndonesia telah beroperasi lebih dari dua puluh tahun. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah peningkatan kinerja HPH. Peranan tenaga kerja berpendidikan kehutanan yang merupakan bagian penting dari sumber daya manusia sangat diharapkan bagi peningkatan kinerja tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan tenaga kerja berpendidikan kehutanan di HPH. Untuk keperluan tersebut, survey dilakukan pada 10 HPH di Kalimantan Barat dan Timur. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, disamping itu pengumpulan data dilakukan di kantor HPH, Kantor Wilayah Kehutanan, dan sumber lainnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa persentase jumlah tenaga kerja berpendidikan kehutunan terhadap seluruh tenaga kerja 3,95%. Secara umum, tenaga kehutanan yang ada belum dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan kemampuannya. Dalam penugasan, unsur kepercayaan pribadi masih menonjol sehingga penugasan masih terpusat pada sejumlah kecil pegawai. Tenaga sarjana kehutanan rata-rata menghabiskan 1,95 tahun pada satu posisi, sedangkan masa kerja rata-rata pada satu perusahaan 4,15 tahun. Semakin menurun tingkat pendidikan pekerja semakin meningkat angka tersebut. Secara umum jumlah tenaga kehutanan di HPH kurang dari standar kebutuhan, namun yang menonjol adalah kekurangan tenaga kehutanan tingkat menengah.Hasil kajian menunjukkan peranan tenaga kerja kehutanan perlu ditingkatkan melalui perbaikan manajemen perusahaan sehingga terdapat pembagian tugas, dan penempatan pekerja yang lebih baik, dan perekrutan lebih banyak tenaga menengali kehutanan
KECELAKAAN KERJA DALAM KEGIATAN EKSPLOITASI HUTAN DI KALIMANTAN TENGAH Maman Mansyur Idris; Soenarno Soenarno
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 1 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1988.5.1.31-36

Abstract

Logging  in Central Kalimantan  is generally mechanized,  utilizing  modern  machines.   Involved  in these activities  are local labourers,  many among  which have not benefited  any adequate  training for  their jobs. They are originally farmers  or farm  labourers,  and most  of them had very little,  if any education.  It is therefore,  not surprising  that  they can't  operate or handle  the machines properly.The logging industry  is characterized  by hard  work requiring,  high skill  and alertness.Shortcomings in these qualities leads to accidents caused by inumerable factors that are constantly  present  in the tropical  high forests. To develop safety programs research is needed to gather information on work accidents at various logging companies through  the years. The aim of  this study  is to find  out about  the effects  of  mechanized  logging systems  on accident  occurrences. The study  was conducted   in Central Kalimantan, resulting  in the following conclusions  :1.    Accident  frequency rate according  to ANSI  standard for 500 labourers ranges from 95 to 151 accident per million  work hours.2.    Accident  severity rate according  to ANSI  standard for 500 labourers ranges from 4, 000 to 8, 000 days  lost per  million  work hours
FAKTOR EKSPLOITASI HUTAN DI SUB REGIONAL KALIMANTAN TIMUR Soenarno Soenarno; Wesman Edom; Zakaria Basari; Dulsalam Dulsalam; Sona Suhartana; Yuniawati Yuniawati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 4 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2016.34.4.335-348

Abstract

Dalam pemanfaatan kayu, pemanenan hutan merupakan tahap kegiatan utama yang dilakukan agar potensi pohon dapat dikeluarkan dari dalam hutan. Banyak atau sedikitnya limbah yang terjadi selama proses pemanenan kayu dapat dijadikan tolok ukur faktor eksploitasi (FE). Selama ini, pemerintah menetapkan angka FE sebesar 0,7. Padahal, paradigma pengelolaan hutan alam sudah semakin baik dengan diterapkannya pembalakan berdampak rendah (reduced impact logging/ RIL) dan/atau berdampak rendah karbon (RIL-C). Dilihat dari aspek ekonomis, nilai FE mempunyai peranan sangat penting karena digunakan sebagai pengali didalam menentukan jatah produksi tahunan (JPT) dan dasar untuk menjadi memperkirakan penerimaan besarnya provisi sumberdaya hutan (PSDH). Sedangkan dari aspek ekologis, penetapan nilai FE yang lebih besar dapat mengurangi terjadinya kerusakan hutan. Hasil penelitian yang dilakukan di 5 IUPHHK-HA di Kalimantan Timur menunjukkan besarnya bilangan FE berkisar antara 0,77 - 0,89. Besar kecilnya bilangan FE lebih dipengaruhi oleh faktor ketrampilan penebang dibandingkan dengan factor kompetensi manajemen IUPHHK-HA. 
STUDI FAKTOR PEMANFAATAN DAN LIMBAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM PAPUA BARAT Soenarno Soenarno; Weman Endom; Sona Suhartana
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 36, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2018.36.2.67-84

Abstract

Pemanenan  kayu  mempunyai  peranan  penting  dalam  menentukan  kualitas  produksi  kayu  bulat. Dua hal penting dalam proses pemanenan kayu adalah faktor pemanfaatan dan limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran, bentuk, dan kondisi limbah pemanenan serta menghitung besarnya faktor pemanfatan kayu dan faktor residu akibat pemanenan kayu. Penelitian dilakukan di dua  areal  pengusahaan  hutan  alam  di  Kabupaten  Wasior  dan  Nabire,  Provinsi  Papua  Barat.  Hasil penelitian  menunjukkan  bahwa  faktor  pemanfaatan  kayu  pada  IUPHHK-HA  yang  menerapkan teknik Reduced Impact Logging (RIL) cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan IUPHHK-HA yang pemanenan kayunya masih dilakukan secara konvensional. Faktor pemanfaatan kayu berkisar antara 86,2 – 87,8% dengan rata-rata 86,9%, dan faktor residu berkisar 12,3 – 13,8% atau rata-rata 13,1%. Besarnya volume kayu yang dimanfaatkan rata-rata 4,578 m3/pohon dari potensi batang bebas cabang sebesar 5,293 m3/pohon. Volume limbah berkisar antara 0,548 – 0,664 m3/pohon atau rata-rata 0,564 m3/pohon. Secara umum, sebagian besar limbah penebangan berupa  kayu yang cacat (65,1%), pecah (23,3%), dan paling rendah adalah limbah yang kondisinya masih baik (11,6%).
PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI PADA PENEBANGAN JATI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA Soenarno Soenarno; Maman Mansyur Idris
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 4 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1991.9.4.139-143

Abstract

It is  obvious that  the use. of  chainsaw in teak felling has some advantages not only in increasing productivity but also in reducing felling defects.Nevertheless, uaing chainsaw in teak felling has also created a lot of inconveniences  to forest worker. Thess inclu de the distruction of physical climatic conditions and heavier phsycological stress  of forest  workers due to combined physical workload, noise and fear of accident effects.Base on the above reasons research on noise and  forest workers' workstress. is needed. this research is intended to determine a better method of felling technique in the efforts  of controlling noise to provide a more favourable conditions for  the workers. This research was  carried  out in Saradan Forest District, East Java.The  results  of the research reveal that both noise and the  workers' streu  rate occurinf at teak felling ia higher than at acceptable by  the  "World medical conventiont"  (Grandjean, 1982). The avercwe noise level rate it about 110 dB(A), and the average forest workers' streu  is about  126  heart beats/min for chainsaW operator and about 98 heart beats/min for   the helper.