Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KUALITAS GARAM DI DESA IE LEUBEU KABUPATEN PIDIE Lian Arkanullah; Muhammad Dirhamsyah; Muhammad Iqbal
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 16, No 2 (2018): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v16i2.1006

Abstract

Pidie adalah daerah yang memiliki usaha produksi garam dengan jumlah produksi mencapai 449,05 ton /bulan. Luas lahan produksinya mencapai 28,74 Hektar dengan jumlah petani garam sebanyak 451 orang yang tersebar di Kecamatan Kota Sigli, Simpang Tiga, Pidie, Muara Tiga dan Batee. Untuk memenuhi standar kualitas garam di Kabupaten Pidie, diperlukan adanya analisis kualitas garam khususnya di Desa Ie Leubeu Kabupaten Pidie.  Peneitian ini bertujuan menganalisis kualitas garam tradisional di Desa Ie Leubeu Kabupaten Pidie menggunakan metode seven tools. Metode seven tools merupakan alat analisis kualitas yang terdiri dari tujuh alat pengukuran secara statistik. Dengan menggunakan metode seven tools diharapkan nantinya dapat mengidentifikasi masalah dengan mempersempit ruang lingkup masalah yang terjadi. Hasil analisis kualitas garam tradisional secara keseluruhan adalah termasuk kepada kriteria garam kualitas ketiga, yang memiliki kadar NaCl kurang dari 94,7%. Kualitas menurut kadar NaCl pada penelitian ini dikategorikan kepada empat bagian kualitas garam. Kategori kualitas A yaitu garam yang mengandung kadar NaCl sebesar 82% hingga 86%. Kategori kualitas B yaitu garam yang mengandung kadar NaCl sebesar 78% hingga 80%. Kategori kualitas C yaitu garam yang mengandung kadar NaCl sebesar 75% hingga 77%. Kategori kualitas D yaitu garam yang mengandung kadar NaCl sebesar 72% hingga 74%. Sedangkan untuk ukuran partikel garam diperoleh sesuai dengan standar adalah ukuran partikel garam yang berukuran 18 dan 16 mesh.
KONDISI VEGETASI MANGROVE PADA HABITAT KERANG KEPAH (Polymesoda erosa) di HUTAN MANGROVE DESA SUNGAI NILAM KECAMATAN JAWAI KABUPATEN SAMBAS arianto arianto; Muhammad Sofwan Anwari; Muhammad Dirhamsyah
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 1 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i1.54727

Abstract

Mangrove ecosystems are often found along estuaries in the tropics and subtropics. The interaction between mangrove, seagrass and coral reef ecosystems with their environment is  able to create a water condition that is suitable for biological processes to take place and benefits various kinds of aquatic organisms.The purpose of this study was to examine the effect  of vegetation density on the abundance of mussel shells in the mangrove forest of Sungai Nilam Village and examine the effect of vegetation structure on the abundance of mussels in the mangrove forest of Sungai Nilam Village in May-June 2021. The number of mussel shells is shown by the observation plots 3, 9 and 12 at each growth level, showing that the mussels in the vegetation structure with a density of tree level in the range of 20.000/Ha-70.000/Ha, sapling level in the range of 80.000/Ha-240.000/Ha and the seedling rate ranging from 30.000/Ha- 190.000/Ha is the range of vegetation density that supports the availability of space, lighting and food. Keywords: Mangrove, Shellfish, VegetationAbstrakEkosistem mangrove sering dijumpai di sepanjang estuaria daerah tropis dan subtropis. Interaksi antara ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang dengan lingkungannya mampu menciptakan suatu kondisi perairan yang cocok untuk berlangsungnya proses biologi dan menguntungkan berbagai macam organisme akuatik. Tujuan penelitian ini mengkaji pengaruh kerapatan vegetasi terhadap kelimpahan kerang kepah di hutan mangrove Desa Sungai Nilam dan mengkaji pengaruh struktur vegetasi terhadap kelimpahan kerang kepah di hutan mangrove Desa Sungai Nilam pada Mei-Juni 2021. Berdasarkan perbandingan struktur vegetasi terdapat 2 jenis mangrove Avicennia marina, dan Bruguiera cylindrica. Jumlah kerang kepah ditunjukan oleh petak pengamatan 3, 9 dan 12 pada masing-masing tingkat partumbuhan menunjukan bahwa kerang kepah pada struktur vegetasi dengan kerapatan tingkat pohon dengan kisaran 20.000/Ha-7/Ha, tingkat pancang dengan kisaran 80.000/Ha-240.000/Ha serta tingkat semai berkisar 30.000/Ha-190.000/Ha merupakan kisaran kerapatan vegetasi yang mendukung ketersediaan ruang, pencahayaan serta ketersediaan makanan. Kata kunci: Mangrove, Kerang Kepah, Vegetasi