Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KERTAS NANO KARBON SEBAGAI PEMBUNGKUS WORTEL Dian Anggraini Indrawan; Novitri Hastuti; Lisna Efiyanti; Gustan Pari
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 36, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.52 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2018.36.2.139-158

Abstract

Konsumsi kertas Indonesia, termasuk kertas bungkus makanan, diperkirakan meningkat di masa mendatang.  Dikhawatirkan  kemampuan  produksi  kertas  bungkus  domestik  suatu  saat  tidak  dapat mengatasi permintaan, karena potensi bahan baku serat berligno-selulosa konvensional (kayu hutan alam)  semakin  langka  dan  terbatas.  Bahan  serat  alternatif   yang  potensinya  berlimpah  dan  belum banyak dimanfaatkan perlu diujicoba, diantaranya bambu. Tujuan penelitian ini untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber serat alternatif  melalui pembuatankertas bungkus dari serat bambu menggunakan teknologi nano karbon sebagai pelindung/pembungkus wortel. Percobaan pembuatan kertas bungkus berteknologi nano untuk wortel dilakukan menggunakan dua jenis serat bambu, yaitu tali (Gigantochloa apus)  and  ampel  (Bambusa  vulgaris)  secara  terpisah.  Masing-masing  jenis  diolah  menjadi  pulp  semi- kimia,  lalu  ditambahkan  bahan  aditif   partikel  arang  aktif   berukuran  nano  sebanyak  20%  (b/b). Campuran (pulp bambu + arang aktif) dibentuk lembaran dengan target gramatur umum untuk kertas bungkus (60 gram/m2), lalu digunakan untuk membungkus wortel dan diuji sifat fisis-kekuatannya. Arang mengurangi penurunan berat wortel, sehingga berindikasi dapat lebih menjaga kesegaran dan nutrisinya.  Kertas  asal  serat  bambu  ampel  lebih  berprospek  untuk  pengemasan  (pembungkusan) wortel  dibandingkan  asal  bambu  tali,  dalam  menjaga  kesegaran  dan  nutrisinya.  Penggunaan  kertas hasil  percobaan  untuk  membungkus  wortel  masih  lebih  baik  dibandingkan  tanpa  pembungkusan, karena dapat mempertahankan kesegaran dan nutrisinya.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI KERTAS NANO KARBON SEBAGAI PEMBUNGKUS WORTEL Dian Anggraini Indrawan; Novitri Hastuti; Lisna Efiyanti; Gustan Pari
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 36, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2018.36.2.139-158

Abstract

Konsumsi kertas Indonesia, termasuk kertas bungkus makanan, diperkirakan meningkat di masa mendatang.  Dikhawatirkan  kemampuan  produksi  kertas  bungkus  domestik  suatu  saat  tidak  dapat mengatasi permintaan, karena potensi bahan baku serat berligno-selulosa konvensional (kayu hutan alam)  semakin  langka  dan  terbatas.  Bahan  serat  alternatif   yang  potensinya  berlimpah  dan  belum banyak dimanfaatkan perlu diujicoba, diantaranya bambu. Tujuan penelitian ini untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber serat alternatif  melalui pembuatankertas bungkus dari serat bambu menggunakan teknologi nano karbon sebagai pelindung/pembungkus wortel. Percobaan pembuatan kertas bungkus berteknologi nano untuk wortel dilakukan menggunakan dua jenis serat bambu, yaitu tali (Gigantochloa apus)  and  ampel  (Bambusa  vulgaris)  secara  terpisah.  Masing-masing  jenis  diolah  menjadi  pulp  semi- kimia,  lalu  ditambahkan  bahan  aditif   partikel  arang  aktif   berukuran  nano  sebanyak  20%  (b/b). Campuran (pulp bambu + arang aktif) dibentuk lembaran dengan target gramatur umum untuk kertas bungkus (60 gram/m2), lalu digunakan untuk membungkus wortel dan diuji sifat fisis-kekuatannya. Arang mengurangi penurunan berat wortel, sehingga berindikasi dapat lebih menjaga kesegaran dan nutrisinya.  Kertas  asal  serat  bambu  ampel  lebih  berprospek  untuk  pengemasan  (pembungkusan) wortel  dibandingkan  asal  bambu  tali,  dalam  menjaga  kesegaran  dan  nutrisinya.  Penggunaan  kertas hasil  percobaan  untuk  membungkus  wortel  masih  lebih  baik  dibandingkan  tanpa  pembungkusan, karena dapat mempertahankan kesegaran dan nutrisinya.