I Wayan Widhana Susila
Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

RIAP DAN DUGAAN VOLUME TEGAKAN AMPUPU (Eucalyptus urophylla S.T. Blake) DI KAWASAN HUTAN WOLOLOBO, BAJAWA FLORES I Wayan Widhana Susila; Darwo Darwo
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.455 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2015.12.2.105-113

Abstract

Ampupu ( S.T. Blake) merupakan salah satu produk kayu unggulan di Kabupaten Ngada, yang Eucalyptus urophylla dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Akan tetapi, Informasi kuantitatif tegakan ampupu di Ngada masih relatif kurang. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi riap tegakan dan model penduga volume pohon ampupu. Data riap dikumpulkan melalui pengamatan petak ukur permanen 50 x 50 m selama dua tahun dan pemilihan 52 pohon contoh untuk pengamatan volume pohon di kawasan Hutan Wolobo, Bajawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa riap tegakan ampupu pada umur 21 tahun adalah riap diameter 1,2 cm/tahun, riap tinggi 0,8 m/tahun, dan riap volume tegakan 3,51 m /ha/tahun; angka bentuk batang rata-rata (f) adalah adalah 0,40; dan model penduga volume  3 pohon sampai tinggi pangkal tajuk adalah V = 0,00004 D , dengan kesalahan baku 6,33%, R square 96,1%, 2,661 pt dimana D (cm) adalah diameter pohon setinggi dada.
MODEL DUGAAN VOLUME DAN RIAP TEGAKAN JATI (Tectona grandis L.F) DI NUSA PENIDA, KLUNGKUNG BALI I Wayan Widhana Susila
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (973.534 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2012.9.3.165-178

Abstract

Hutan rakyat jati (Tectona grandis L.f) sudah banyak dikembangkan di Kecamatan Nusa Penida, umumnya ditanam pada lahan-lahan kosong dengan kondisi tanah relatif kritis. Akan tetapi, Informasi kuantitatif seperti data riap dan potensi tegakan jati masih relatif kurang. Penelitian bertujuan memperoleh model dugaan volume dan informasi riap tegakan jati. Penelitian dilakukan secara purposive sampling di enam desa pada bulan Mei hingga Juni 2009, dengan melakukan survey potensi jati yang berdiameter batang (dbh) ≥ 10 cm. Parameter yang diukur pada setiap pohon adalah diameter dbh (D), tinggi pohon (T), tahun tanam, kerapatan tegakan, dan lain-lain. Berdasarkan hasil survey, dipilih 117 pohon sebagai pohon contoh dengan melakukan pengukuran batang perseksi setiap panjang 1 m untuk memperoleh volume pohon jati aktual. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1) model penduga volume pada tinggi pohon diameter 10 cm adalah v = 0,00006 D2,660 dan v = 0,00012 D1,967 T0,673, pada tinggi pohon bebas cabang adalah v = 0,000245 D2,109  dan v = 0,00011 D2,017 T0,631 , dan pada tinggi pohon pangkal tajuk adalah v = 0,00025 D2,084 dan v = 0,00011 D2,014 T0,663 ; 2) angka bentuk batang jati rata-rata (f) adalah adalah 0,72 ; dan 3) riap tegakan jati adalah riap diameter sampai 2,25 cm/tahun dan riap tinggi pohon sampai 1,97 m/tahun. 
POTENSI DAN TATANIAGA MIMBA (Azadirachta indica A. Juss) DI LOMBOK I Wayan Widhana Susila
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 2 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.7 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2014.11.2.127-139

Abstract

Mimba (Azadirachta indica A. Juss) merupakan komoditi hasil hutan bukan kayu sebagai penghasil bahan pestisida nabati dan antiseptik. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive sampling dengan membuat plot-plot seluas 0,1 ha untuk pengamatan dimensi pohon dan karakteristik habitat. Tataniaga didekati dengan penelusuran rantai pasar dan marjin keuntungan penjualan. Potensi mimba di Desa Sekaroh dan Selebung Ketangga, Keruak sekitar 10–90 m3/ha dengan 150–450 pohon per hektar, di Desa Perigi Pringgabaya 10–35 m3/ha dengan 200–600 pohon per ha dan di Desa Bagekpapan Suwela 20 m3/ha dan 500 pohon per ha. Produksi biji mimba pada tahun 2009 tercatat 38 ton. Habitat populasi mimba di Lombok Timur tersebar dari tipe tanah regosol hingga vertisol, dengan iklim kering dan kandungan air yang rendah, namun mimba masih toleran terhadap nutrisi yang rendah dan gangguan fisik lainnya. Tata niaga mimba melibatkan petani, pengepul pertama, pengepul kedua dan/atau pengepul wilayah. PT Intaran adalah pembeli utama dengan sistem pasar bersifat monopsoni. Marjin penjualan di tingkat pengepul berkisar Rp500 – Rp 700 dan  di tingkat petani harga biji mimba kering Rp 2.000 per kg, sehingga pendapatan yang diperoleh rata-rata Rp 30.000,- per hari per musim panen.