Syam Sudin
Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kepemimpinan Pendidikan Multikultural (Tantangan dan Solusinya) Syam Sudin
Transformasi : Jurnal Studi Agama Islam Vol. 10 No. 1 (2017): JANUARI
Publisher : LP2M Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.953 KB)

Abstract

Indonesian with a very wide area that consists of thousands of ethnic groups, languages, religions, traditions and cultures also interact and mingle to form a multi-ethnic society. The migration of Arabs, China, and India to the Indonesian archipelago increased the diversity of the nation. Indonesian multiculturalism has the potential that can be developed to improve welfare. However, these conditions also potential to conflicts among ethnic groups, religious, and cultures. Horizontal conflicts that occurred in Sambas, Poso, Sampit, Tasikmalaya, and others show that multiculturalism needs to be managed so it gives positive impact on the progress and welfare of the community. In the Indonesian context, the awareness of multiculturalism needs to inculcated in the life of the nation and society. There are recognition and inter-ethnic tolerance that led to the establishment of cooperation and trust so as to create a peaceful and democratic life. As a multicultural country, Indonesia should have the awareness of multiculturalism that tribes who settle in the region establish interaction and communication between the healthy and dynamic society in order to create a democratic, harmonious, and peaceful community. Education is the starting point for reconstruction of multicultural culture in a democratic society. Through school teachers can instill pluralistic nature and practice into learners. Teachers need to be creative in bridging cultural plurality and a pluralistic and peaceful community. As the spearhead of multicultural education, teachers must have an adequate understanding of multiculturalism and multicultural education. In the teaching activities, teachers develop multiculture-oriented climate that highlights social justice and culture.
Ham dalam Persepektif Pendidikan Islam Syam Sudin
Transformasi : Jurnal Studi Agama Islam Vol. 10 No. 2 (2017): JULI
Publisher : LP2M Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.04 KB)

Abstract

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak dasar yang wajib dimiliki oleh setiapmanusia yang hidup di dunia tanpa terkecuali. Agama Islam sangat menjunjung tinggi danmenghargai HAM. Dalam Islam, kewajiban yang diperintahkan kepada manusia dibagi kedalam dua kategori, yaitu huquuqullah dan huquuqul „ibad. Huquuqullah (hak-hak) Allahadalah kewajiban manusia kepada Allah yang diwujudkan dalam bentuk ritual ibadah.Sedangkan huquuqul „ibad (hak manusia) merupakan kewajiban manusia terhadap sesamanyadan terhadap makhluk Allah lainnya.Tujuan dari penelitian ini adalah agar Semua warga negara harus menyadari bahwahak tidak bisa dipisahkan dari kewajiban. Semua warga negara mempunyai kebebasanmemenuhi hak pribadi, namun harus diimbangi dengan kewajiban menjaga hak-hak oranglain. Dari sini akan timbul sikap toleransi sesama warga negara, sehingga akan terciptasuasana harmonis dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Lembaga Pendidikanharus merespon persoalan HAM, sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya dapatmenjadi tempat khusus bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang. Peserta didik harusdiberi kebebasan untuk berpendapat, kebebasan untuk berekspresi, dll. Sehingga peserta didikbisa berkembang secara optimal, dan dari sini akan lahir generasi bangsa yang cerdas, yangbisa menjunjung tinggi nili-nilai hak asasi manusia.
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Ilmu Pengetahuan Syam Sudin
Transformasi : Jurnal Studi Agama Islam Vol. 11 No. 2 (2018): JULI
Publisher : LP2M Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.823 KB)

Abstract

Pancasila sebagai paradigma ilmu Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu bagi mahasiswa adalah untuk memperlihatkan peran Pancasila sebagai rambu-rambu normatif bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Selain itu, pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia itu sendiri dan melibatkan partisipasi masyarakat luas.Oleh karena itu. kemajuan dan perkembangan IPTEK sangat diperlukan dalam upaya mempertahankan segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta menjawab segala tantangan zaman. Dengan penguasaan IPTEK kita dapat tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia. Maka dari itu, IPTEK dan Pancasila antara satu dengan yang lain memiliki hubungan yang kohesif. IPTEK diperlukan dalam pengamalan Pancasila, sila ketiga dalam menjaga persatuan Indonesia. Di lain sisi, kita juga harus tetap menggunakan dasar-dasar nilai Pancasila sebagai pedoman dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi agar kita dapat tidak terjebak dan tepat sasaran mencapai tujuan bangsa.