Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN TERHADAP MUTU KERIPIK NANAS MENGGUNAKAN PENGGORENG VAKUM Nicolas Tumbel
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 9 No. 1 Juni 2017
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1240.125 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v9i1.3204

Abstract

Produksi buah nanas (Ananas comosus) yang relatif tinggi dan umur simpan yang relatif pendek menjadi alasan dilakukan diversifikasi produk nanas, sehingga dapat menambah nilai jual dan memperpanjang umur simpan buah. Salah satu alternatif yang potensial untuk dikembangkan adalah dengan mengolahnya menjadi keripik. Pengolahan keripik nanas dilakukan dengan menggunakan alat penggorengan vakum (vacuum frying). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh waktu dan suhu penggorengan terhadap produk keripik nanas menggunakan mesin penggoreng vakum. Kegiatan ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu sortasi (pengupasan kulit dan pembersihan), pembelahan, pencucian/penirisan air dan penggorengan. Penggoreng vakum yang digunakan memiliki dimensi panjang 120 cm, lebar 100 cm dan tinggi 140 cm, yang dilengkapi dengan tabung penggoreng, panel listrik, pemanas, bak air, pompa vakum, serta peniris produk. Pada proses pembuatan keripik nanas ini dilakukan kombinasi antara waktu (40 dan 50 menit) dan suhu (80 dan 90oC) dengan tekanan konstan 60 cmHg. Kapasitas penggoreng vakum untuk buah nanas adalah 2 kg dengan rendemen rata-rata keripik yang dihasilkan sekitar 25%. Hasil analisa menunjukkan bahwa mutu keripik yang sesuai dengan SNI adalah dengan perlakuan suhu 90oC dan waktu 50 menit. Sedangkan untuk perlakuan 40 menit dengan suhu 80oC  dan 90oC, kadar minyak/lemak sesuai SNI sedangkan kadar air dan kadar abu tidak sesuai SNI. Uji organoleptik tekstur perlakuan 40 menit pada suhu 80oC tidak disukai panelis. Keripik nanas yang dihasilkan memiliki rasa yang khas (nanas), warna dan penampakan yang normal dengan tekstur yang renyah. Kata Kunci: nanas, keripik nanas, suhu penggoreng, penggoreng vakum
REKAYASA ALAT PENGERING MULTIGUNA SISTEM ROTARY Nicolas Tumbel
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.945 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.2219

Abstract

Prinsip kerja pengering rotary dryer adalah menggunakan panas yang dialirkan secara langsung dengan bahan yang akan dikeringkan melalui drum yang berputar. Sumber panas yang digunakan berasal dari api gas LPG yang bersentuhan dengan permukaan drum pengering. Suhu pemanasan dapat diatur secara manual dengan menyetel gas yang keluar dari tabung gas. Sistem rotary digunakan agar pengeringan bersifat merata. Alat pengering yang dirancang secara keseluruhan memiliki panjang 220 cm, lebar 62 cm dan tinggi 50 cm. Alat digerakkan menggunakan motor listrik. Komponen alat meliputi drum pengering, thermometer, motor listrik 1 Hp/1420 rpm dengan reducer 50:1, dan gas LPG. Alat pengering diuji untuk mengeringkan jagung sebanyak 50 kg, pada suhu pengeringan sekitar lama 70-75oC  dengan lama pengeringan 10 jam. Hasilnya adalah kadar air jagung turun dari 30,37% menjadi 16,13%, tidak terdapat kerusakan pada jagung seperti butir pecah ataupun perubahan warna. Sementara dalam proses ada kehilangan hasil sebesar 1% yang disebabkan tertinggalnya bahan di dalam alat. Kata kunci : alat pengering, rotary dryer, jagung
PROSES PENGOLAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA MENGGUNAKAN TUNGKU PEMBAKARAN TERMODIFIKASI Nicolas Tumbel; Ardi Kurniawan Makalalag
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 11 No. 2 Desember 2019
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33749/jpti.v11i2.5744

Abstract

Tungku pembakaran tempurung kelapa termodifikasi yang telah didesain memiliki spesifikasi: panjang 60 cm, diameter tungku 60 cm dan tinggi 220 cm, dengan bagian-bagian alat yang terdiri dari, tungku pembakaran (kiln), pipa saluran cerobong, thermometer, tempat memasukkan bahan, lubang pengeluaran produk dan kerangka dudukan alat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kinerja dari proses pembuatan arang tempurung kelapa dan mendapatkan kualitas arang tempurung yang baik menggunakan pembakaran tungku termodifikasi. Hasil konstruksi alat tungku pembakaran tempurung kelapa di disain secara kompak, dengan menggunakan metode pirolisis yaitu proses mendegradasi senyawa organik yang kompleks pada tempurung kelapa menggunakan pemanasan suhu tinggi tanpa oksigen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembakaran tempurung pada suhu 400 – 450 °C untuk  bobot 5 kg dengan waktu pembakaran 3 jam dihasilkan arang tempurung 625 – 650 gr, dengan rendemen 12,80 %. Pada pembakaran tempurung kelapa dengan bobot 10 kg dengan waktu pembakaran 5 jam dihasilkan arang tempurung 1,35 - 1,50 kg, dengan rendemen 14,20 %. Sementara itu, untuk pembakaran tempurung kelapa dengan bobot 15 kg dengan waktu pembakaran 7 jam dihasilkan arang tempurung 2,0 - 2,2 kg, dengan rendemen 32,67 %. Dengan mutu arang tempurung kelapa diperoleh kadar air 4,77 %, kadar abu 21,30%, zat mudah menguap pada pemanasan 950°C 13,17 %, karbon terikat 76,72%, benda asing 0,0 %, dan warna hitam yang tidak merata. Hasil pengujian dibandingkan dengan syarat mutu SNI 01-1682-1996, diperoleh dua parameter uji yang memenuhi syarat, pada kadar air dan kandungan benda asing. Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan untuk perlu dilakukan perbaikan demi meningkatkan kualitas arang tempurung. Antara lain kontrol nyala api untuk proses karbonisasi atau memodifikasi volume tungku pembakaran.Kata kunci: Arang tempurung kelapa, tungku pembakaran tempurung.
UJI KINERJA ALAT PENGOLAH SAGU BARUK (Arenga Microcarpa) Nicolas Tumbel
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6, No. 1 Juni Tahun 2014
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.081 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v6i2.3189

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja alat pengolah sagu baruk dan mengetahui mutu sagu yang dihasilkan. Pengolahan dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pemarutan batang sagu, ekstraksi, pengendapan dan proses pengeringan hingga penggilingan pati sagu. Pada uji kinerja alat pengolah sagu dalam percobaan ini diperoleh kapasitas pengolahan bahan baku yaitu sebesar 100,14 kg/jam, rendemen 13,64% dan persentase kehilangan 1,51%. Hasil pengamatan mutu sagu dari uji coba alat pengolahan sagu adalah kadar air 8,16%, kadar abu 0,08%, dan serat kasar 0,1%. Pada tepung sagu yang dihasilkan tidak ditemukan adanya benda asing, serangga serta tidak ada perubahan sifat fisik selama proses berlangsung. Untuk pengamatan keadaan pada warna, bau dan rasa adalah normal, hal ini sudah memenuhi syarat mutu Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3729-1995. Kata Kunci : tepung sagu, ekstraksi, alat pengolah sagu, mutu sagu
Analisis Mutu Keripik Salak Metode Penggoreng Vakum Nicolas Tumbel; Supardi Manurung
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.1 Juni 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i1.6637

Abstract

Diversifikasi produk olahan buah salak (Salacca edulis) perlu dilakukan karena produksi buah salak cukup tinggi namun memiliki umur simpan yang relatif pendek. Salah satu produk olahan yang bisa dibuat adalah keripik. Proses penggorengan yang dilakukan secara konvensional dirasa kurang efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan mutu keripik salak dengan menggunakan penggoreng vakum. Perlakuan yang dilakukan dengan menerapkan beberapa variasi pada suhu penggorengan yaitu 70oC, 80oC, dan 90oC dengan waktu penggorengan 50 menit. Pengamatan yang dilakukan meliputi kapasitas penggorengan vakum, rendemen produk, dan mutu keripik. Mutu produk diuji dengan pengamatan keadaan (bau dan rasa, warna, tekstur, dan keutuhan), kadar lemak, kadar abu, kadar air, cemaran logam Pb, serta cemaran mikroba ALT (Angka Lempeng Total). Data pengamatan yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil ujicoba, kapasitas rata-rata mesin penggoreng vakum untuk buah salak adalah 2 kg, rendemen produk berkisar antara 25,42- 27,92%. Berdasarkan hasil analisis laboratorium diperoleh bau dan rasa yang normal, tekstur yang renyah, warna kuning kecoklatan, dan keutuhan 98%. Keripik salak yang dihasilkan memiliki kadar lemak 16,43-19,95%, kadar abu 1,65-2,76%, kadar air 2,59-3,91%, cemaran Pb 0,04-0,09 mg/kg, dan cemaran mikroba ALT 3 x 10 kol/g.