Agung Budi Supangat
Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan DAS

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PENEBANGAN HUTAH TANAMAN EUCALYPTUS PELLITA F.Muell DALAM PENINGKATAN ALIRAN SUNGAI DAN SEDIMEN Agung Budi Supangat; Putu Sudira; Haryono Supriyo; Erny Poedjirahajoe
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 13, No 2 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2131.155 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2016.13.2.113-122

Abstract

ABSTRACTThe study aimed to determine the effect of harvesting on the river flow and sedimentation. The research was carried out in Eucaliptus pellita plantations forest in Perawang District, Riau Province. The catchment water balance method was used by using the micro-catchment as observation unit. The research concluded that clear cutting system led triver flow increment by 142.6% in the period 0 to 8 months after harvesting, from 45.5 mm.month-1(before logging) to 110.5 mm.month-1(after logging). Monthly runoff coefficient increased by 95.3% from 34.0% to 66.0%. I Clear-cutting also increased monthly sediment yield by 788.7% from 0.18 ton.ha-1.month-1(before logging) to 1.57 ton.ha-1month-1(after logging).Keywords: Clear cutting, E. pellita, plantation forest, river flow and sedimentABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penebangan hutan tanaman terhadap aliran sungai dan sedimentasi. Penelitian dilaksanakan di kawasan hutan tanaman E. pellita di Perawang, Propinsi Riau.Teknik yang digunakan adalah metode pengukuran neraca air dengan menggunakan satuan pengamatan berupa mikro DAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akibat penebangan dengan sistem tebang habis telah menyebabkan peningkatan aliran sungai sebesar 142,6% pada periode 0 sampai 8 bulan setelah penebangan dari rata-rata 45,5 mm per bulan (sebelum penebangan) menjadi 110,5 mm per bulan (setelah penebangan) serta meningkatkan koefisien limpasan permukaan bulanan sebesar 95,3%, yakni dari 34,0% menjadi 66,0%. Kegiatan penebangan menyebabkan peningkatan sedimen bulanan sebesar 788,7% dari 0,18 ton per ha per bulan sebelum penebangan menjadi 1,57 ton per ha per bulan setelah penebangan.Kata kunci: E. pellita, debit, hutan tanaman, sedimen dan tebang habis
MEMBANGUN PROSES PERENCANAAN PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI MIKRO SECARA PARTISIPATIF: SEBUAH PEMBELAJARAN (Developing a participatory planning process of micro-watershed management: a lesson learned) Agung Budi Supangat; Dewi Retna Indrawati; Nining Wahyuningrum; Purwanto Purwanto; Syahrul Donie
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research) Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Managem
Publisher : Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jppdas.2020.4.1.17-36

Abstract

ABSTRACTPlanning is one of the very important stages in the micro watershed management. Difficulties and failures in the management of micro watershed are often caused by failures in the building of participatory planning processes with the community as well as a collaborative mechanism with relevant parties. This action research aims to find the applicable processes or stages of participatory planning based on the experience and evaluation of existing processes. The research was carried out in the Naruan micro watershed, Keduang sub-watershed, Bengawan Solo upper watershed. Some lessons learned that can be found from this research are as follows: 1) detailed baseline data related to the potential and vulnerability characteristics of micro watershed is very important to be understood before planning process; 2) micro watershed planning process cannot fully rely on community participation, but it should be a combination of top-down and participatory mechanism; 3) top-down planning is related to the provision of proper land management guidelines in the upstream area; 4) participatory planning is carried out when preparing of land use plans, determining the appropriate types of soil and water conservation activities, as well as identifying the resources contribution from the community as a form of participation; 5) collaborative action plans are needed to be built with relevant parties to support integrative and sustainable micro watershed management.Keywords: Collaboration; micro watershed; participation; planning ABSTRAKTahapan perencanaan merupakan bagian yang sangat penting dalam rangkaian kegiatan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) skala operasional (DAS mikro). Kesulitan dan kegagalan pengelolaan DAS mikro seringkali bermula dari kegagalan dalam membangun proses perencanaan partisipatif bersama masyarakat dan kolaboratif dengan para pihak terkait. Kegiatan penelitian tindakan (action research) ini bertujuan untuk menemukan proses/tahapan perencanaan partisipatif yang lebih aplikatif berdasarkan pengalaman dan evaluasi proses yang sudah ada. Penelitian dilaksanakan di DAS Mikro Naruan, Sub DAS Keduang, DAS Bengawan Solo Hulu. Pelajaran yang dapat diambil dari kegiatan adalah sebagai berikut: 1) Basis data dasar (baseline data) detil terkait karakteristik potensi dan kerentanan wilayah DAS mikro sangat penting diketahui sebelum proses perencanaan; 2)Proses perencanaan pengelolaan DAS mikro tidak dapat sepenuhnya mengandalkan partisipasi masyarakat, tetapi perlu kombinasi antara sistem top down dan partisipatif; 3) Perencanaan yang sifatnya top down menyangkut pemberian rambu-rambu pengelolaan lahan yang benar di wilayah hulu DAS; 4) Perencanaan partisipatif dilakukan pada saat penyusunan rencana penggunaan/ pemanfaatan lahan, jenis kegiatan konservasi yang sesuai serta andil sumber daya dari masyarakat sebagai bentuk partisipasi; 5) Rencana kolaboratif perlu dibangun dengan para pihak terkait dalam rangka keterpaduan dan keberlanjutan kegiatan pengelolaan DAS mikro.Kata kunci: Kolaborasi; DAS mikro; partisipasi; perencanaan
SIMULASI MODEL DINAMIK PENGARUH LEGUME COVER CROPS (LCC) TERHADAP LIMPASAN DAN SEDIMEN DI LAHAN HUTAN TANAMAN (Dynamic model simulation of the effects of Legume Cover Crops (LCC) on runoff and sediment in plantation forest land) Agung Budi Supangat; Putu Sudira; Haryono Supriyo; Erny Poedjirahajoe
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research) Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Managem
Publisher : Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1159.109 KB) | DOI: 10.20886/jppdas.2018.2.1.17-34

Abstract

ABSTRACTDeclining productivity of plantation forest due to low soil fertility. This condition has forced managers to make efforts in manipulating the tree growing environment. One such effort is by introducing cover crops species from legumes (LCC), to control surface runoff, soil erosion and input nutrient into the soil. The research aims to determine the effectiveness of LCC in controlling total runoff and sedimentation in Eucalyptus pellita plantations, through dynamic model simulation. The dynamic model of STELLA version 9.0.2 was used to study water and nutrient cycles, focused on the application of LCC to reduce total runoff and sedimentation. The results showed that LCC could drop the total runoff of average 35% in the 1 - 2 years old. In the 1styear it decreased from 1,530 mm to 994 mm, while in the 2ndyear it decreased from 1,240 mm to 806 mm. The declining also occurred in the sediment content, in the 1st year it decreased from 12.20 tonnes/ha to 7.93 tonnes/ha, and the 2nd year it decreased from 6.63 tonnes/ha to 4.36 tonnes/ha. These research findings can be used by the environmental manager to minimize potential land degradation, especially during the post-harvest until the young plantations (0-2 years old) phases.Key words: plantation forest; E. pellita; dinamic model; legume cover crops; erosion; runoff ABSTRAKPenurunan produktivitas hutan tanaman akibat rendahnya tingkat kesuburan tanah memaksa pengelola melakukan berbagai upaya manipulasi lingkungan pertumbuhan. Salah satu upaya tersebut adalah introduksi tanaman penutup tanah dari jenis legum (LCC) untuk mengendalikan laju aliran permukaan dan erosi tanah serta input hara ke dalam tanah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas LCC dalam mengendalikan laju limpasan permukaan dan sedimentasi di hutan tanaman E. pellita, melalui simulasi pemodelan sistem dinamik. Model dinamik STELLA versi 9.0.2 dimanfaatkan untuk mempelajari siklus air dan hara yang terjadi, dengan fokus simulasi aplikasi LCC untuk mengurangi total limpasan dan sedimentasi. Hasil simulasi menyimpulkan pengaruh aplikasi LCC pada pascatebangan dapat menurunkan total limpasan pada tanaman berumur 1 sampai 2 tahun sebesar rata-rata 35%. Pada tahun pertama menurun dari 1.530 mm menjadi 994 mm, sedangkan pada tahun kedua menurun dari 1.240 mm menjadi 806 mm. Penurunan juga terjadi pada kandungan sedimen, pada tahun pertama menurun dari 12,20 ton/ha menjadi 7,93 ton/ha, dan tahun kedua menurun dari 6,63 ton/ha menjadi 4,36 ton/ha. Hasil tersebut dapat menjadi input bagi pengelola sebagai dasar pengelolaan lingkungan untuk meminimalkan potensi degradasi lahan khususnya pada fase pasca tebangan sampai tanaman muda (0-2 tahun).Kata kunci: hutan tanaman; E. pellita; model dinamik; legume cover crops; erosi dan runoff