Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PERBUATAN PELANGGARAN (FRAUD) PERBANKAN DENGAN PRINSIP KEPERCAYAAN (FIDUCIARY RELATION PRINCIPLE) SESUAI PASAL 29 AYAT (4) UNDANG-UNDANG PERBANKAN NOMOR 10 TAHUN 1998 Andreas Andrie Djatmiko; Imam Sukwatus Sujai
JURNAL LENTERA : Kajian Keagamaan, Keilmuan dan Teknologi Vol 16 No 2 (2017): September 2017
Publisher : LP2M STAI Miftahul 'Ula (STAIM) Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29138/lentera.v16i2.276

Abstract

Fraud represent a deed contempt of court (illegally), conducted by individual in and also outside organization, on the basis of intention or intention, as a mean to profit organization and also individual executing the action and can result incidence of a loss materially and also non- natural material by institution or company of banking specially. Categorize collision (such fraud) here conducted collision intentionally to procedure and also standard and or code of ethics, including but do not limited to collision having the character of criminal like transgression of crime and or regulation of banking of which can cause, almost cause or have caused loss of material and non-material to client or bank and or either through indirect or direct able to give advantage to worker, worker family or other third party. Application of number code/law 10 of 1998 as change of number code/law 7 on 1992 on banking expected to be able to give rule of law to itself bank and also client. To depositor client and also lender to get protection of adequate law and to bank alone is to realize stable and healthy banking system. Mentioned in Chapter of V number code/law 10 of 1998 about Construction and Observation, section 29 sentence (4) in giving credit and conduct other business activity, bank is obliged to go through the way of harmless of bank and importance of client entrusting its fund to bank.
Pemanfaatan Media Sosial (Group Whatsapp) dalam Menunjang Aktifitas Belajar Siswa di Luar Jam Sekolah di SMK Negeri 2 Tulungagung Reno Auliya Anggraini; Andreas Andrie Djatmiko
Media Penelitian Pendidikan : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.61 KB) | DOI: 10.26877/mpp.v13i1.5082

Abstract

In the current era of globalization, science and technology are developing rapidly, as is the case in Indonesia. Without realizing communication media has greatly influenced aspects of human life, the most popular use among students is social media as one of the communication tools between friends and with teachers and other people. The use of social media is mostly used by students and teachers using whatsapp social media to convey information quickly, for example information about school assignments, test schedules, or other information. The method used in this study is descriptive qualitative. The pengumoulan technique for the data includes; observation, interview and documentation. With the observation method on the researcher to obtain data about the actual condition of the conditions that exist between the homeroom teacher and students at State Vocational High School 2 Tulungagung. The documentation method itself is looking for data and circumstances related to the object of research and data related to this study. This interview method is used to obtain information directly from the resource person to find out the problems raised in this study. From the results of research using the method of observation, documentation and interviews. Thus the results of this study can be concluded that with the use of social media (whatsapp group) in supporting student learning activities outside school hours can provide changes to student learning activities in the classroom and also improve the value of student learning outcomes.
IMPROVEMENT OF NATIONALISM REFLECTED IN PANCASILA'S 3rd SILA THROUGH THE ART OF REOG KENDHANG Andreas Andrie DJATMIKO
Diseminasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat- LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.362 KB) | DOI: 10.33830/diseminasiabdimas.v1i2.524

Abstract

Community Service is one of the programs that are needed by the community today. This is done as an effort to respond to the needs of the community and is real program and realistic, especially in the fields of education, social, economic and cultural. Community Service Program is a program that is learning, studying and serving that is realized in the form of introduction and appreciation of community development through the clarity of planned change programs and problem solving methods regarding the ability to choose and use the right skills. A big nation is a nation that wants to respect its culture. Indonesia has a diversity of cultures that are characteristic and assets of the Indonesian nation. But most of the younger generation has forgotten a lot of the culture of the nation. The tendency of the younger generation now prefers outside cultures and many younger generations are less able to sort out most of which have negative impacts rather than a positive impact on themselves and others as well as the environment. There is a need for character education so that the younger generation can be relied upon in the future according to the nation's culture, such as being responsible for mutual cooperation, mutual assistance and good manners. Reog Kendhang's art proves that local culture can increase the sense of community nationalism and be able to become social controls so as not to fall into bad lifestyle. The formation of a national culture that can truly reunite all components of the nation's culture, therefore it is necessary to have a deeper introduction to history and cultural heritage in search of the identity of a pluralistic Indonesian society.
Implementasi Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual dalam Meningkatkan Antusias Siswa dalam Mengikuti Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pada SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung Erna Pibriyanie; Andreas Andrie Djatmiko
Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tingi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/jr.v5i2.1410

Abstract

Tujuan penulisan artikel ini untuk mendiskripsikan implementasi penggunaan media pembelajaran audio visual pada proses pembelajaran PKn dalam meningkatkan antusias siswa kelas 8C SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung dalam mengikuti mata pelajaran PPKn. Metode yang digunakan adalah metode Participatory Learning, yang mengandung arti ikut sertanya siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumbergempol dalam kegiatan pembelajaran atau Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Ada 3 (tiga) tahapan kegiatan pembelajaran yang dapat menarik keikutsertaan peserta didik/siswa yang dapat diwujudkan, yakni yang Pertama melakukan perencanaan program (program planning), Kedua melakukan pelaksanaan (program implementation), dan yang Ketiga atau yang terakhir adalah melakukan penilaian (program evaluation) kegiatan pembelajaran. Dari hasil analisis yang muncul di lapangan, diketahui bahwa antusias siswa dalam  mengikuti mata pelajaran PPKn sebelum menggunakan media pembelajaran audio visual tergolong rendah  sebab dari 2 kali pertemuan, masih terdapat terlihat banyak siswa yang terlihat kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Sedangkan setelah diimplementasikanya penggunaan media pembelajaran audio visual, antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran PPKn dikelas lebih meningkat secara signifikan.Kata Kunci : Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual, Antusias Siswa
PENGGUNAAN MODEL BELAJAR MURDER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PKn KERJA SAMA NEGARA ASIA TENGGARA SISWA KELAS IX UPTD SMAN 1 KEDUNGWARU SEMESTER II TAHUN 2014/2015 Andreas Andrie Djatmiko
Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tingi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/ppkn.v2i1.329

Abstract

Mata pelajaran PKn mempunyai tujuan untuk menghadapi hubungan antara manusia yang semakin lama semakin kompleks dan intensif, akibatnya segala aspek yang menyangkut kehidupan manusia akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui peningkatan pemahaman Pkn kerja sama negara Asia Tenggara siswa setelah diterapkannya model belajar murder pada Siswa Kelas IX UPTD SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung; (2) mengetahui pengaruh metode pembelajaran metode pembelajaran penemuan terbimbing bagi prestasi belajar siswa. Sedangkan hipotesis dalam penelitian ini jika model belajar murder diterapkan dalam proses pembelajaran maka pemahaman pkn kerja sama negara Asia Tenggara Siswa Kelas IX UPTD SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung akan meningkat. Beberapa Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, angket, wawancara dan tes. Observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Wawancara untuk mengetahui pengetahuan peran siswa serta untuk mengetahui interaksi siswa dan guru selama pembelajaran. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran. Dari tes diperoleh nilai belajar siswa yang selanjutnya digunakan pengujian hipotesis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, angket dan tes. Dari hasil tersebut diperoleh nilai ketuntasan tes awal 55,56 %, tes siklus I 74,07 %, dan tes Siklus II 92,59 %. Terjadi peningkatan nilai dari tes awal, Siklus I dan Siklus II. Aktivitas guru dalam pembelajaran dari awal 70,00%, siklus I 73,33%, dan siklus II 81,48% menunjukkan peningkatan aktivitas guru. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dari awal 53,75%, siklus I 73,75%, dan siklus II 96,25% menunjukkan peningkatan. Sehingga aktivitas guru dan siswa pada akhirnya tergolong sangat baik. Angket respon siswa dari awal 1,20, siklus I 1,28, dan siklus II 1,77 menunjukkan peningkatan. Pada akhirnya respon siswa tergolong sangat positif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model belajar Murder dapat meningkatkan pemahaman PKn kerja sama negara Asia Tenggara bagi Siswa Kelas IX UPTD SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBENTUK IDENTITAS BANGSA MULTIKULTUR Andreas Andrie Djatmiko
Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Sekolah Tingi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/ppkn.v2i2.338

Abstract

Di berbagai bangsa di belahan dunia manapun, persoalan identitas bangsa sedang dilandai berbagai persoalan. Hal itu dipicu oleh adanya kemajuan teknologi informasi yang pada akhirnya mempengaruhi berbagai sendi kehidupan manusia. Berbagai kebijakan dilakukan oleh masing-masing negara dengan tujuan membendung dampak negative dari penetrasi budaya asing ke berbagai budaya lokal yang mereka miliki. Indonesia sebagai bagian dari  masyarakat global dunia juga terpengaruh oleh arus budaya negatif  yang jika dibiarkan akan meniadakan berbagai budaya lokal yang selama ini menjadi identitas budaya setempat. Pemerintah Indonesia dengan berbagai program baik di bidang pendidikan, kebudayaan, teknologi dll mencoba membendung atau meminimalisir pengaruh negatif budaya asing agar tidak mempengaruhi generasi muda mendatang menjadi generasi yang tidak memiliki akar budaya. Kurikulum pendidikan yang berbasis pada  pendidikan karakter  diharapkan menjadi salah satu instrumen yang mampu memfilter pengaruh buruk yang datang dari budaya asing. Sebagai bangsa yang beragam budaya (multikultur) maka pengembangan kurikulum ditekankan pada pengembangan muatan lokal yang berbasis pada budaya setempat tanpa meninggalkan modernisasi terutama dalam teknik dan media pembelajaran dengan menitik beratkan pada penguasaan teknologi informasi. Perubahan gaya hidup yang melanda generasi muda di berbagai belahan negara tidak harus dihadapi secara emosional dengan menutup segala pintu masuk ke berbagai budaya lokal , akan tetapi disikapi dengan membentengi generasi muda Indonesia dengan karakter yang berbasis pada jati diri manusia Indonesia yang mengedepankan ramah tamah, murah senyum,religious,gotong royong sekaligus memiliki integritas moral dan penguasaan