Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENENTUAN UKURAN OPTIMAL PETAK UKUR PERMANEN UNTUK HUTAN TANAMAN AGATHIS (Agathis loranthifolia Salisb.) Harbagung Harbagung
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 6, No 2 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.526 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2009.6.2.81-97

Abstract

Petak Ukur Permanen (PUP) merupakan sarana pengumpulan data riap/pertumbuhan tegakan yang akurat, namun kegiatan pengumpulan data tersebut membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang besar. Sehubungan dengan itu perlu dilakukan kajian ukuran PUP terkecil yang representatif dapat mewakili kondisi tegakan. Lima petak contoh berukuran 120 m x 120 m pada hutan tanaman Agathis (Agathis loranthifolia Salisb.) di Baturaden, Kabupaten Purwokerto, Jawa Tengah, dijadikan bahan kajian ini. Hasil kajian menunjukkan bahwa ukuran optimal PUP untuk pemantauan dinamika jumlah pohon dari waktu ke waktu adalah petak/plot ukuran 100 m x 100 m. Pengukuran riap diameter dan tinggi tegakan dilakukan pada petak 40 m x 40 m yang diletakkan di tengah petak 100 m x 100 m.
MODEL HUBUNGAN TINGGI TEGAKAN DENGAN PENINGGI PADA HUTAN TANAMAN JATI (Tectona grandis L.f) Harbagung Harbagung
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 6, No 2 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.651 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2009.6.2.109-123

Abstract

Diameter, tinggi, peninggi, dan volume tegakan merupakan informasi penting yang perlu dihasilkan dari kegiatan inventarisasi hutan tanaman. Dalam pengumpulan data semua informasi tersebut, pengukuran tinggi pohon merupakan pekerjaan yang relatif sulit dan membutuhkan banyak waktu. Penelitian ini bertujuan menyusun model hubungan antara tinggi dengan peninggi tegakan hutan tanaman Jati (Tectona grandis L.f) agar pekerjaan inventarisasi dapat lebih sederhana. Hasil analisis keseragaman regresi terhadap 12 plot pada umur 7, 18, 25, dan 35 tahun di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sumedang, 12 plot pada umur 12, 19, 108, dan 117 tahun di KPH Kendal, 18 plot pada umur 7, 17, 60, 66, dan 79 tahun di KPH Blora, dan 24 plot pada umur 17, 20, 30, 33, 44, 47, 65, dan 68 tahun di KPH Saradan menunjukkan bahwa persamaan hubungan tinggi tegakan (Hs) dengan peninggi tegakan (Oh) hutan tanaman Jati tidak berbeda nyata antar lokasi, sehingga dapat disusun sebuah persamaan yang berlaku di semua lokasi, yaitu Hs = -2,2852 + 1,0572 Oh, dengan koefisien determinasi terkoreksi sebesar 0,998. 2 Uji cdengan menggunakan data independent menunjukkan bahwa persamaan tersebut cukup sahih untuk penerapannya di lapangan.