Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SPESIES ULAT KANTONG DAN MUSUH ALAMINYA YANG BERASOSIASI DENGAN TANAMAN SENGON (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) (Bagworms and Their Natural Enemies Associated with Albizia (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes plantation) Ujang Wawan Darmawan; Hermanu Triwidodo; Purnama Hidayat; Noor Farikhah Haneda; Neo Endra Lelana
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 17, No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.913 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2020.17.1.1-13

Abstract

                                                         ABSTRACTBagworms are reported as severe pests in albizia in some areas. The bagworms species that attacked the plant in Java had been identified but had not been described well. Their natural enemies also had not been identified in this area. This information is essential and related to pest control opportunities. This study described several species of bagworm and their natural enemies. It also described the characters of the bag as a marker of the bagworm type. Samples were collected from ten localities spread across Central and West Java.  Bagworms pupae were collected and reared so that the imago or natural enemies emerged. The parasitization rate against bagworm pupae was then determined. Imago and natural enemies were morphologically described, as are bags character. Four species of bagworm were associated with albizia stand, namely Pteroma plagiophleps, Chalia javana, Clania crameri, and Khopene cuprea. Description and desk study revealed synonymies among bagworm species. Morphologically, a bagworm species had a unique characteristic bag as a type in shape, pattern, and size. Natural enemies were commonly parasitic Hymenoptera and Diptera insects and entomopathogenic fungi. The bagworm species has been associated with a particular insect of the parasitoid. The many synonyms in the particular species need to be confirmed through a comprehensive depth study involving morphological (imago, bag, and larvae) and molecular approaches to overcome synonymies among bagworm species.                                                          ABSTRAK Ulat kantong sebagai hama serius pada sengon di beberapa daerah. Spesies ulat kantong yang menyerang sengon di Pulau Jawa sudah pernah diidentifikasi tetapi belum dideskripsikan dengan baik. Musuh alami ulat kantongnya juga belum pernah diidentifikasi. Informasi ini penting karena terkait peluang pengendaliannya. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan beberapa spesies ulat kantong yang menyerang sengon dan musuh alami yang berasosiasi dengannya serta mendeskripsikan karakter kantong sebagai penanda spesiesnya. Sampel diambil dari sepuluh lokasi yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Pupa ulat kantong dikumpulkan, dipelihara, sehingga imago atau musuh alami keluar dan tingkat parasitisasi ditentukan. Imago dan musuh alami dideskripsikan secara morfologi, demikian juga dengan karakter kantongnya. Empat spesies ulat kantong teridentifikasi berasosiasi dengan sengon adalah Pteromaplagiophleps, Chalia javana, Clania crameri, dan Khopene cuprea. Deskripsi dan penelusuran pustaka menunjukkan banyaknya nama sinonim yang terkait spesies-spesies tersebut. Secara morfologi, setiap spesies ulat kantong memiliki karakter kantong yang khas baik bentuk, pola maupun ukurannya. Musuh alami ulat kantong umumnya adalah serangga Hymenoptera dan Diptera serta cendawan entomopatogen. Adanya asosiasi spesies ulat kantong dengan spesies parasitoid tertentu. Banyaknya sinonim pada spesies ulat kantong perlu dikonfirmasi melalui pendekatan yang komprehensif dengan menggabungkan metode berbasis morfologi (imago, kantong, dan larva) sekaligus molekuler. 
PENDUGAAN INSTAR LARVA ULAT KANTONG Pteroma plagiophleps HAMPSON PADA SENGON BERDASARKAN LEBAR KAPSUL KEPALA DAN UKURAN KANTONG (Instar Larvae Estimation of Pteroma plagiophleps Hampson Bagworm in Albizia Based on Head Capsule Width and Bag Size) Ujang Wawan Darmawan; Hermanu Triwidodo; Purnama Hidayat; Noor Farikhah Haneda
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 17, No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.938 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2020.17.1.15-26

Abstract

                                           ABSTRACT                                   Pteroma plagiophleps bagworm is an important insect pest of albizia. It is necessary to understand the development stages of the larvae as the basis for its control. The research aims to determine the number of instars and the rate of increase in larval size based on the width of the head capsule. Furthermore, larval bag size as an easily observable variable was used to estimate the instar stage. Instar number and the size range were determined by non linear regression, while the instar stage was estimated by the regression equation using bag diameter and length. We concluded that the larvae experienced four instars. The head capsule of larvae grew regularly following Dyar’s pattern, with the value approximately 1.42. The bag size of instar 1, instar 2, instar 3, and instar 4 were estimated as a range from 0-2.19 mm; 2.19-3.55 mm; 3.55-6.10 mm; and more than 6.10 mm in length respectively. The bag length was reasonable to be used as a reliable predictor of the instar stage.                                             ABSTRAKUlat kantong Pteroma plagiophleps merupakan serangga hama penting pada tanaman sengon. Perkembangan larvanya perlu diketahui sebagai dasar pengendaliannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah instar dan laju pertambahan ukuran larva berdasarkan lebar kapsul kepalanya. Selain itu, juga untuk menduga instarnya dengan menggunakan ukuran kantong larva. Jumlah instar dan kisaran ukurannya ditentukan menggunakan persamaan regresi non linear, sedangkan tingkat instar diturunkan dari persamaan regresi linear menggunakan peubah ukuran diameter dan panjang kantong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larva ulat kantong diduga mengalami empat instar. Pertumbuhan larva mengikuti pola yang relatif konstan dengan nilai “koefisien Dyar” rata-rata 1,42. Dugaan ukuran panjang kantong larva instar 1, instar 2, instar 3, dan instar 4 masing-masing memiliki kisaran antara 0-2,19 mm 2,19-3,55 mm, 3,55-6,10 mm, dan lebih dari 6,10 mm. Peubah panjang kantong larva cukup baik untuk digunakan sebagai penduga instar larva.
MORTALITAS LARVA HAMA KUPU KUNING (Eurema sp.) AKIBAT PEMBERIAN EKSTRAK BIJI NONA SEBRANG (Annona glabra L.) Ujang Wawan Darmawan; Agus Ismanto
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 13, No 2 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4337.191 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2016.13.2.157-164

Abstract

ABSTRACTFamily Annonaceae known by its potential as source of botanical insectiside. Annona glabra L. (Annonaceae) has not been widely studied. This research aimed to find out the effectiveness of A. glabra seed extract against yellow butterfly (Eurema sp. larvae. The experiment was conducted at laboratory level. Seed extract was given by oral (feeding) and direct contact (spraying). GCMS analysis showed that the main active compounds of A. glabra seed extract were 9-octadecenoic acid (oleic acid) and 13-docosenoic acid or erucic acid. It exposed effective leading mortality against Eurema sp. larvae. Lethal concentration LC value of oral and spraying treatments were 8.37 50 mg/ml and 3.92 mg/ml respectively.Keywords: Annona glabra, botanical insecticide, Eurema sp. and mortalityABSTRAKFamily Annonaceae sudah diketahui memiliki potensi sebagai pestisida nabati. Nona sebrang (Annona glabra L.) adalah salah satu jenis dari famili Annonaceae yang belum banyak dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak biji nona sebrang terhadap mortalitas larva kupu-kupu kuning (Eurema sp.). Penelitian dilakukan pada tingkat laboratorium. Ekstrak biji nona sebrang diberikan dengan cara oral (pemberian pakan) dan kontak langsung (penyemprotan) ke serangga uji. Hasil analisis GCMS menunjukkan bahwa senyawa aktif utama penyusun ekstrak biji nona sebrang adalah 9-octadecenoic acid (asam oleat) dan 13-docosenoic acid atau erucic acid. Senyawa tersebut terbukti efektif mematikan ulat larva Eurema sp. Nilai konsentrasi lethal (LC ) untuk 50 perlakuan penyemprotan pakan dan penyemprotan langsung ke larva masing-masing adalah 8,37 mg/ml dan 3,92 mg/ml.Kata kunci: Annona glabra; Eurema sp; insektisida nabati dan mortalitas