Nova Hasani Furdiyanti
Universitas Ngudi Waluyo

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) Sikni Retno Karminingtyas; Dian Oktianti; Nova Hasani Furdiyanti
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 2, No 1 ( Mei 2018) : Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.684 KB) | DOI: 10.31596/cjp.v2i1.14

Abstract

Bedah sesar (Sectio Caesarea) adalah melahirkan janin melalui suatu insisi pada dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram. Wanita yang melakukan persalinan secara bedah sesar memiliki risiko infeksi lebih besar 5-20 kali lipat dibandingkan persalinan normal. Di Indonesia prevalensi bedah sesar meningkat setiap tahunnya, semakin banyak biaya yang dikeluarkan oleh pasien bedah sesar di rumah sakit yang berhubungan dengan biaya medik langsung. Mengetahui gambaran penggunaan antibiotik profilaksis, keefektifan antibiotik profilaksis dan biaya medik langsung pada pasien bedah sesar di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang tahun 2016. Penelitian dilakukan secara non eksperimental (observasional), menggunakan metode deskriptif dan data diperoleh dari rekam medik secara retrospektif. Data yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak 87 pasien dengan metode pengambilan data secara purposive sampling. Analisis data meliputi karakteristik pasien berdasarkan umur, lama perawatan, kondisi keluar rumah sakit, gambaran penggunaan antibiotik profilaksis, keefektifan antibiotik profilaksis yang dinilai dari nilai leukosit, dan suhu tubuh pasien pasca operasi serta biaya medik langsung. Hasil penelitian menunjukkan dari 87 pasien yang diteliti paling banyak terjadi pada umur 20-35 tahun (75,86%), lama perawatan 5 hari (67,82%), dan kondisi keluar rumah sakit dengan status perbaikan (100%). Antibiotik profilaksis yang digunakan adalah Sefotaksim (66,67%), Sefuroksim (32,18%), dan Sefazolin (1,15%). Keefektifan penggunaan antibiotik profilaksis di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang tahun 2016 yakni 100% efektif. Rata-rata biaya medik langsung pada perawatan kelas I sebesar Rp.10.425.014,00, kelas II sebesar Rp. 8.806.403,00 dan kelas III sebesar Rp. 8.733.429,00. Berdasarkan penelitian penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang tahun 2016 adalah 100% efektif. Rata-rata biaya medik langsung pada perawatan kelas I, II dan III berbeda. Kata kunci      : antibiotik profilaksis, bedah sesar, keefektifan, analisis biaya
Pengaruh Pemberian Informasi Obat Dengan Media Video Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi Di Ungaran Dian Oktianti; Nova Hasani Furdiyanti; Sikni Retno Karminingtyas
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.642 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v2i2.268

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang menjadi satu prioritas masalah  kesehatan  di  Indonesia  maupun  di  dunia. penyakit hipertensi dapat menyebabkan komplikasi seperti dapat menyebabkan oklusi arteri, cedera iskemik dan stroke sebagai komplikasi  jangka  panjang. Maka diperlukannya pemahaman oleh pasien tentang instruksi pengobatan dan peningkatan kepatuhan pasien melalui pemberian informasi obat dengan media video. Penelitian dilakukan secara prospektif dengan pretest-posttest design dan menggunakan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 40 orang. Data dianalisis menggunakan uji t-berpasangan. Hasil penelitian di Puskesmas Lerep menunjukkan kepatuhan sebelum intervensi kategori sedang 60%, kategori rendah 35% dan kategori tinggi 5%. Kepatuhan sesudah intervensi kategori sedang 20%, kategori rendah 0% dan kategori tinggi 80%. Nilai signifikansi uji t berpasangan yaitu 0,000 (<0,05). Hasil penelitian di Klinik Gracia kepatuhan pasien sebelum intervensi adalah rendah (20%), sedang (55%), dan tinggi (25%), setelah intervensi terjadi peningkatan kepatuhan yaitu rendah (5%), sedang (5%) dan tinggi (90%). Nilai signifikasi uji t-berpasangan dalam penelitian ini yaitu 0,000 < 0,05. Tingkat kepatuhan untuk uji pill count terdiri atas dua kategori yaitu patuh (kepatuhan≥80%) dan tidak patuh (kepatuhan<80%). Seluruh responden, baik pada Puskesmas Lerep maupun Klinik Gracia menunjukkan skor kepatuhan ≥80%, termasuk kategori patuh. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyuluhan dengan media video dapat meningkatkan kepatuhan minum obat hipertensi di puskesmas Lerep dan Klinik Gracia.Kata Kunci : Hipertensi, Media Video, Kepatuhan Minum Obat, MMASHypertension is a chronic disease which is a priority health problem in Indonesia and in the world. Hypertension can cause complications such as can cause arterial occlusion, ischemic injury and stroke as long-term complications. Then there is a need to increase patient compliance by using video to provide drug information in order to increase patient’s understanding. The study was conducted prospectively with pretest-posttest design using cross sectional design. Forty sample was chosen by purposive sampling method. Data were analyzed using paired t-test. The results at Lerep Health Centre showed that the patient’s compliance before the intervention was categorized as moderate (60%), the low (35%) and high (5%). After the intervention, the moderate group was down to 20%, low was down to 0%, and the high group was increased to 80%. The significance value of paired t-test is 0,000 (<0.05). Research results at Gracia Clinic showed that patient’s compliance before intervention was low (20%), moderate (55%), and high (25%), and after intervention there was an increase in patient’s compliance that was low (5%), moderate (5%) and high (90 %). The significance value of paired t-test in this study is 0,000 <0.05. The level of adherence to the pill count test consists of two categories: adherence (80% adherence) and non-adherence (adherence <80%). All respondents, both at the Lerep Health Center and the Gracia Clinic showed a compliance score of ≥80%, including the compliance category. Counseling using video could improve compliance with taking hypertension medication at the Lerep health center and Gracia Clinic.Keywords: Hypertension, Video, Medication Compliance, MMAS