Warsito Hadi
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kritik Penilaian Menurut Perspektif Standar Nasional Pendidikan Warsito Hadi
EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 6 No. 2 (2016): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam YPBWI Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.136 KB) | DOI: 10.54180/elbanat.2016.6.2.43-52

Abstract

Standar penilaian merupakan salah satu bagian dari Standar Nasional Pendidikan (SNP) tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karenanya, setiap pendidik harus memahami landasan yuridis maupun filosofis yang melatarbelakangi munculnya standar penilaian, mekanisme, dan prosedur evaluasi. Termasuk dalam hal tersebut, bagaimana pendidik menetapkan indikator keberhasilan pembelajaran dan merancang pengalaman belajar siswa. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian merupakan bagian dari evaluasi. Penilaian mempunyai arti yang seringkali tertukar dengan istilah tes, karena pemakaian kedua istilah ini tidak mengandung arti evaluasi meliputi dua hal yaitu menilai dan mengukur. Menilai berasal dari kata nilai. Sedang pengukuran mengacu pada hal yang membandingkan sesuatu hal dengan satu ukuran tertentu, sehingga sifatnya kuantitatif.
Menimbang Paradigma Hermeneutika dalam Menafsirkan al-Qur’an Warsito Hadi
EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 6 No. 1 (2016): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam YPBWI Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.454 KB) | DOI: 10.54180/elbanat.2016.6.1.27-39

Abstract

Tidak bisa dipungkiri bahwa dampak yang ditimbulkan dari pendekatan hermeneutic terhadap penafsiran Al-Qur’an kerapkali memicu kontroversi di kalangan ummat Islam. Bahkan beberapa ulama dengan tegas menolak rekomendasi hermeneutik sebagai salah satu metode istinbat hukum. Fenomena ini merupakan bagian dari potret masih kuatnya sebagian umat Islam mempertahankan metode “salaf ” dan adanya sikap penolakan terhadap metode baru, yang harus diakui hingga saat ini relatif banyak yang terinspirasi dari Barat. Di sisi lain juga banyak peminat ilmu-ilmu Tafsir dan Ulum al-Quran yang tidak begitu mempersoalkan kehadiran hermeneutika di dalam memahami Al-Qur’an. Mungkin ini disebabkan kerana luas dan dalamnya pelbagai metode yang pernah digunakan para ulama di dalam memahami teks-teks keagamaan. Tentu ini menarik untuk dikaji