Ursula Dwi Oktaviani
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Afiksasi Bahasa Dayak Hibun dalam Cerita Rakyat di Desa Hibun Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau Debora Korining Tyas; Ursula Dwi Oktaviani; Evi Fitrianingrum; Irmaculata Oktaviani
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 15, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/st.v15i1.11096

Abstract

The Dayak Hibun Language Affixation in Hibun Village Folklore Parindu District, Sanggau Regency ABSTRAKTujuan penelitian yaitu mengetahui afiksasi Bahasa Dayak Hibun dalam Cerita Rakyat di Desa Hibun Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau. Pendekatan penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah rekaman cerita rakyat bahasa Dayak Hibun dengan sumber data dari dua orang informan. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan aplikasi Elan dan Toolbox, selanjutnya hasil eksport dari Toolbox dianalisis manual menyesuaikan materi yang ada dalam kaidah morfologi untuk menemukan afiksasi yang ada dalam cerita rakyat bahasa Dayak Hibun. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1)hanya terdapat satu jenis afiksasi yaitu prefik. (2) prefik yang didapatkan dalam penelitian ini ada 9 jenis yaitu: prefik be-, ke-, ko-, n-, ng-, ngo-, ny-, se-, te-. (3) total kata yang berprefik adalah 72 kata. (4) jumlah kata pokok dalam ketujuh cerita adalah 1.313. Berdasarkan korpus data yang digunakan peneliti dari tujuh cerita berbahasa Dayak Hibun yang sudah dipaparkan diatas menyatakan bahwa didalam bahasa Dayak Hibunhanya terdapat satu afiksasi saja. Hal ini bisa saja terjadi karena itu merupakan keunikan yang dimiliki oleh bahasa tersebut. Selain hanya terdapat satu afiksasi saja, bahasa Dayak Hibunjuga memiliki keunikan lain yaitu sangat minim penggunaan konsonan “r” dalam penyebutan katanya.Kata kunci: Afiksasi, Bahasa, DayakHibun, Cerita RakyatABSTRACTThe purpose of the study was to determine the Dayak Hibun language affixation in Hibun Village Folklore, Parindu District, Sanggau Regency. The research approach is a qualitative approach with descriptive research method. The data of this study is a recording folklore in Dayak Hibun language with the data source from two informants. Data collection technique is observation, in-depth interviews and documentation. The research data result were analyzed using the Elan and Toolbox applications. Then, the export results is obtained from the Toolbox. Moreover, it were analyzed manually by adjusting the material contained in the morphological rules to find affixes in the folklore of the Dayak Hibun language. The results obtained are: (1) there is only one type of affixation, namely prefixes. (2) there are 9 types of prefixes obtained in this study, namely: be-, ke-, ko-, n-, ng-, ngo-, ny-, se-, te-. (3) the total words with prefixes are 72 words. (4) the number of root lexical in the seven stories is 1,313. Based on the corpus of data which is used by researchers from seven stories in the Dayak Hibun language described above, it is stated that in the Dayak Hibun language there is only one affixation. This can happen because it is the uniqueness of the language. In addition to having only one affixation, the Dayak Hibun language also has another uniqueness, namely the very minimal use of the "r" consonant in pronunciation the word.Keyword: Affixation, Dayak Hibun Language, Folklore
Nilai dan Unsur Budaya pada Cerita Rakyat Buah Udak Suku Dayak Linoh Yusuf Olang; Ursula Dwi Oktaviani; Yati Oktaviani
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 14, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/st.v14i2.8917

Abstract

Value and Cultural Element in Buah Udak Folklore Dayak Linoh Ethic Group ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai dan unsur budaya pada sastra lisan cerita rakyat suku Dayak Linoh. Penelitian ini menggunakan metode deksriptif kualitatif. Data pada penelitian ini adalah semua kutipan-kutipan yang terdapat dalam cerita rakyat suku Dayak Linoh. Sumber data dalam penelitian ini adalah cerita rakyat suku Dayak Linoh dari Kecamatan Sungai Tebelian Kabupaten Sintang yang berisi satu cerita rakyat  Dayak Linoh yang berjudul Buah Udak. Hasil analisis data menunjukkan nilai budaya yang menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan masyarakat, hubungan manusia dengan orang lain atau sesamanya, hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Sedangkan unsur budaya terdapat: peralatan dan perlengkapan hidup, sistem kekerabatan dan organisasi sosial, bahasa, kesenian, sistem kepercayaan, dan sistem ilmu dan pengetahuan. Masyarakat Dayak Linoh memercayai nilai budaya yang terdapat dalam cerita tersebut dan menjadi adat istiadat/tradisi.Kata kunci: nilai budaya, cerita rakyat, Dayak Linoh ABSTRACTThe purpose of this study was to describe the values and cultural elements in the oral literature of the Linoh Dayak folklore. This study uses a qualitative descriptive method. The data in this study are all quotes contained in the folklore of the Linoh Dayak group ethic. The source of the data in this study is the folklore of the Dayak Linoh group ethic from Sungai Tebelian District, Sintang Regency which contains a Dayak Linoh folktale entitled Buah Udak. The results of data analysis show cultural values that describe the relationship between humans and God, human relationships with nature, human relationships with society, human relationships with other people or with each other, human relationships with themselves. While the elements of culture are: tools and equipment for life, kinship systems and social organization, language, arts, belief systems, and systems of science and knowledge. The Linoh Dayak community believes in the cultural values contained in the story and becomes a custom/tradition.Keyword: cultural value, folklore, Dayak Linoh.