Diah Shauma Sari
Gunadarma University

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Komunikasi Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Dalam Pembinaan Akhlak (Studi Fenomenologi Pada Siswa SDIT Darunnajah Jatijajar Depok Tahun Ajaran 2018/2019) Diah Shauma Sari; Ahmad Nasher
Jurnal Komunikasi dan Bisnis Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis
Publisher : STARKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36914/jikb.v5i2.287

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana komunikasi pembelajaran guru pendidikan agama islam dalam pembinaan akhlak pada siswa dan faktor-faktor penghambatnya. Teknik analisis data yang digunakan yaitu menggunakan teori belajar sosial Bandura dan metode pembinaan akhlak. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat relatif dan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara sebagai data primer, dokumentasi dan observasi non partisipan sebagai data sekunder. Informan yang dipilih sebagai narasumber adalah guru pendidikan agama islam dari kelas satu hingga kelas 6 dan juga perwakilan dari orang tua siswa kelas satu hingga kelas 4. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan jika guru pendidikan agama islam dari kelas satu hingga kelas enam menggunakan beberapa cara dalam melakukan kegiatan belajar mengajar pendidikan agama islam di kelas. Misalnya menggunakan metode ceramah, belajar sambil bermain, menceritakan kisah nabi, menjelaskan materi dan langsung memberikan contohnya. Faktor penghambat yang ditemukan guru berupa kehadiran siswa, umur siswa yang masih terlalu muda sehingga emosinya belum stabil, kurangnya kepedulian keluarga siswa, dan faktor eksternal seperti tayangan televisi, film, video dan handphone yang terdapat unsur kekerasan, pornografi dan pornoaksi yang di khawatirkan akan ditiru oleh siswa.