Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STUDI KENAIKAN PARAS LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP WILAYAH PESISIR SURABAYA dan BANGKALAN Achmad Fachruddin Syah
Jurnal Kelautan Vol 3, No 2: Oktober (2010)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v3i2.927

Abstract

Setiap perubahan iklim di permukaan bumi akan memberikan danyak terhadap keberlangsungan hidup manusia. Salah satu kajian yang saat ini banyak dilakukan berkaitan dengan isu pemanasan global adalah mengenai kenaikan paras air laut. Pengkajian mengenai kenaikan paras air laut dan dampaknya bagi wilayah pesisir memegang peranan sangat penting. Hal ini mengingat banyaknya masyarakat yang tinggal dan memanfaatkan wilayah pesisir. Kota Surabaya dan Kabupaten Bangkalan merupakan wilayah yang sebagian besar wilayahnya terletak di pesisir yang berhadapan langsung dengan perairan. Dengan kondisi hutan mangrove yang tipis, tanah yang landal, ketinggian dari permukaan laut yang rendah dan aktivitas-aktivitas yang dapat mengurangi ketahanan pesisir maka mengakibatkan terjadinya genangan air laut balk yang terjadi di darat maupun yang terjadi di luar garis pantal. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat pesisir.Kata kunci: pemanasan global, kenaikan paras laut, darnpak, pesisir
APLIKASI DATA CITRA SATELIT NOAA-17 UNTUK MENGUKUR VARIASI SUHU PERMUKAAN LAUT JAWA Ashari Wicaksono; Firman Farid Muhsoni; Achmad Fachruddin Syah
Jurnal Kelautan Vol 3, No 1: April (2010)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v3i1.849

Abstract

Satelit NOAA-17 adalah salah satu seri satelit yang dimiliki oleh NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) Amerika dan juga merupakan satelit lingkungan dan cuaca yang memiliki resolusi temporal yang tinggi. Seri dari satelit NOAA telah mencapai seri ke 19 yang dapat diartikan bahwa satelit ini telah beroperasi cukup lama. Satelit ini telah banyak digunakan oleh para peneliti untuk mengetahui Tingkat Kehijauan Vegetasi (NDVI), Suhu Permukaan Laut (SPL),  Hotspot. Pada penggunaannya untuk mengetahui SPL, satelit NOAA memiliki band 4, band 5 yang merupakan band Thermal Infrared dan merupakan band yang sensitif terhadap perubahan suhu di laut. Pengolahan untuk mengukur variasi SPL yang menggunakan band 4 dan band 5 yang telah dikalibrasi, hasil dari kalibrasi tersebut yang kemudian dimasukkan kedalam algoritma Mc Millin dan Crosby, sehingga didapatkan nilai suhu permukaan laut dari setiap data citra satelit NOAA-17 Tanggal 15 Juni 2009; 6 Juli 2009; 1 Agustus 2009 yang diolah. Kata Kunci : Data Citra NOAA-17, Suhu Permukaan Laut, Algoritma Mc Millin dan Crosby
ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA DI PERAIRAN SUMENEP BAGIAN TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT TM 5 Halida Nuriya; Zainul Hidayah; Achmad Fachruddin Syah
Jurnal Kelautan Vol 3, No 2: Oktober (2010)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v3i2.922

Abstract

Perairan Sumenep bagian timur rnerupakan perairan yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa, Laut Flores dan Selat Madura. Pada Perairan Sumenep bagian timur ini terdapat aktifitas pelayaran. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui parameter fisika kimia perairan menggunakan citra Landsat TM 5 dan mengetahui tingkat keakurasian citra. Metode yang digunakan yaitu membandingkan data hasil analisis lapang dengan hasil pengolahan citra. Uji akurasi menggunakan RMS error digunakan untuk mengetahui tingkat kesalahan data citra dalam memberikan informasi tentang keadaan suatu objek yang ada di lapang. Dari parameter yang diuji, parameter klorofil-a mempunyai tingkat keakuratan yang paling baik dibandingkan dengan 2 parameter lainnya.Kata kunci: akurasi, RMS error, citra landsat, perairan Sumenep
Pemanfaatan Kotoran Kuda Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Pupuk di Desa Binoh Burneh Achmad Fachruddin Syah
Jurnal Ilmiah Pangabdhi Vol 5, No 1: April 2019
Publisher : LPPM Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.263 KB) | DOI: 10.21107/pangabdhi.v5i1.5164

Abstract

Hubungan Kondisi Rajungan (Portunus Pelagicus) dan Ekosistem Padang Lamun di Perairan Pulau Poteran Madura Rifadillah Hisamuddin; Iqbal Wicaksono; Achmad Fachruddin Syah
Rekayasa Vol 14, No 2: Agustus 2021
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/rekayasa.v14i2.10479

Abstract

Crab is one of the marine biota which has important economic value, meanwhile, seagrass beds are one of the marine resources that have many benefits for marine life and the coastal environment. This study aims to determine the catch of small crabs and the condition of the seagrass beds in Poteran Island waters. This research uses Sentinel-2A image data downloaded from the earthexplorer.usgs.gov website; Earth Map (RBI) scale 1: 1,000,000, and field data in the form of identification of seagrass objects and water quality. The results showed that the number of female crabs that were caught was more than the male crabs. Based on the width of the carapace, the catch is categorized as unfit to catch. However, based on the weight measurement, the crabs that were caught were categorized as fit to catch. The results of the regression analysis showed that the length and weight of the crab had a fairly good relationship with a regression coefficient of 0.63. The length of the crab is more dominant than the weight. This is indicated by the negative allometric growth pattern (b less than 3). Many crabs are distributed in areas close to seagrass beds. Two types of seagrass were found, namely Enhalus acoroides and Halodule uninervis with rich or healthy conditions. Good water quality is believed to be one of the factors that support the growth of seagrass beds in the waters around Poteran Island.