Muslihudin Muslihudin
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MODEL PESANTREN KADER; Relasi Ideologis PP Husnul Khotimah dengan PKS, serta Artikulasinya dalam Kegiatan Kepesantrenan Muslihudin Muslihudin
Holistik Vol 14, No 1 (2013)
Publisher : LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.329 KB) | DOI: 10.24235/holistik.v14i1.163

Abstract

Beberapa lembaga pendidikan dapat dengan mudah dibaca sebagai lembaga pendidikan beraroma PKS. Ada sejumlah asumsi yang mendasari kesan tersebut; 1) pendirinya dan pengelolanya orangorang PKS, 2) mengusung simbol-simbol PKS, 3) mengajarkan Islam ala PKS, 4) menjadi basis perjuangan politik PKS. Dari jenis lembaga pondok pesantren yang memberi kesan pesantren PKS adalah pesantren Khusnul Khatimah di Jalaksana Kuningan. Meskipun kelahiran pesantren ini mendahului kelahiran PKS, namun kesan yangtersimpan di benak masyarakat terhadap pesantren ini adalah pesantren PKS. Boleh jadi kesan tersebut dibangun oleh masyarakat ketika membaca fenomena hubungan Pesantren Khusnul Khotimah dengan Partai Keadilan Sejahtera. Dalam hal ini harus dibuktikan model hubungan antara partai politik PKS dengan pesantren Khusnul Khotimah sehingga menjadi karakteristik baru atau model baru pesantren di Indonesia, bahkan terori baru tentang pesantren diIndonesia. Dalam penelitian ini, peneliti ingin menjelaskan relasi yangsangat kuat antara perjuangan islamisasi ala timur tengah di Pesantren Khusnul Khotimah Kuningan Jawa Barat, dan proses tarbiyah yang dibangun sebagai gerakan politik PKS untuk ikut partisipasi dalamdemokrasi di Indonesia.
Orientasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam Kurikulum 2013 Perspektif Thomas Lickona Anisatul Azizah; Muslihudin Muslihudin; Suteja Suteja
Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruann, IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/tarbawi.v1i2.1231

Abstract

Seorang filsuf Yunani bernama Aristoteles mendefinisikan karakter yang baik sebagai kehidupan dengan melakukan tindakan-tindakan yang benar sehubungan dengan diri seseorang dan orang lain. Kehidupan yang berbudi luhur termasuk kebaikan yang berorientasi pada diri sendiri (kontrol diri) sebagaimana halnya dengan kebaikan yang berorientasi pada hal lainnya (kemurahan hati dan belas kasihan), dan kedua jenis kebaikan ini saling berhubungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan karakter perspektif Thomas Lickona, mengetahui konsep Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013 dan mengetahui Perspektif Thomas Lickona dalam Pendidikan Karakter pada Kurikulum 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter menurut Thomas Lickona, memiliki tiga komponen karakter yang saling berhubungan: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona dan dalam kurikulum 2013 mempunyai relevansi, dalam standar isi yang membahas sikap, tertuang dalam KI-1 yakni tentang spiritual dan KI-2 tentang sosial, dan  dalam Kompetensi Dasar (KD). KD pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas X, XI dan XII dalam Kurikulum 2013, Komponen dan KD yang menunjukkan keselarasan antara Thomas Lickona dengan Kurikulum 2013 yakni, pengetahuan moral: menghayati, perasaan moral: meyakini, dan tindakan moral: menunjukkan sikap hormat, jujur.Kata Kunci : Orientasi, Pendidikan Karakter