Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh ukuran serbuk kayu jati dan temperatur pemanasan terhadap volume dan nilai kalor tar pada proses pirolisis Mochammad Nurcholis Majid; Nova R. Ismail; Purbo Suwandono; Dadang Hermawan
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 16 No 2 (2021): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v16i2.247

Abstract

Kebutuhan akan bahan bakar minyak masih tinggi dan bahan bakar minyak tidak mudah untuk di perbaharui, sehingga di perlukan alternatif bahan bakar dari Biomas. Bahan bakar biomas dapat di peroleh dari limbah serbuk kayu jati. Dengan demikian di perlukan penelitian tentang pengaruh ukuran serbuk kayu jati dan temperatur pemanasan terhadap volume dan nilai kalor tar pada proses pirolisis. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan membandingkan ukuran serbuk kayu jati, yaitu ukuran 1,18 mm dan 2,36 mm dengan variasi temperatur pemanasan pirolisis sebesar 250ËšC, 350ËšC, 450ËšC, dan 550ËšC. Massa limbah serbuk kayu jati yang digunakan 200 gram dengan waktu pemanasan selama 3 jam. Penelitian ini menghasilkan volume tar terbanyak pada temperature pirolisis 550oC sebanyak 64 mililiter untuk ukuran serbuk 1,18 mm dan 50 mililiter pada ukuran serbuk 2,36 mm. Pada proses pirolisis ukuran serbuk 2,36 mm di dapatkan nilai kalor tertinggi sebesar 612 (cal/gram) dan pada ukuran 1,18 mm nilai kalor sebesar 565 (cal/gram pada temperatur 550oC). Hal ini memperlihatkan bahwa ukuran serbuk kayu jati berpengaruh terhadap jumlah volume tar dan nilai kalor yang dihasilkan.
PENGARUH TEMPERATUR PADA TAR DAN API PIROLISIS MINYAK JELANTAH Purbo Suwandono; Nova Risdiyanto Ismail; Mochammad Nurcholis Majid
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2020 "Peranan Strategis Teknologi Dalam Kehidupan di Era New Normal"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Selama beberapa tahun terakhir, jumlah limbah seperti minyak goreng bekas (jelantah)  yang telah habis masa pakainya meningkat secara tajam. Peningkatan kualitas dari minyak jelantah supaya bisa setara dengan kualitas dari biodiesel sudah banyak dilakukan seperti proses emulsifikasi, transesterifikasi, pirolisis dsb. Pengelolaan limbah dengan transesterifikasi yang menggunakan cairan kimia seperti alcohol menyebabkan tingkat keasaman yang tinggi pada biodiesel dan kebutuhan alcohol juga cukup banyak.  Pemecahan menggunakan panas dirasa menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu cara untuk menangani pengolahan limbah adalah dengan proses pirolisis. Pirolisis adalah proses degradasi termal dari komponen organik tanpa menggunakan oksigen. Salah satu metode untuk mengetahui kualitas bahan bakar adalah dengan mengetahui nyala api. Karakteristik api yang dimaksud adalah sifat fisis seperti dimensi api, warna api dan temperature api.  Proses pirolisis sudah mendapatkan hasil yang cukup baik dimana volume tar terbanyak didapatkan pada temperature pirolisis 450oC, namun temperature nyala api hasil pirolisis tertinggi didapatkan pada temperature pirolisis 400oC. Ketinggian nyala api paling tinggi didapatkan pada temperature pirolisis 500oC.