Eulisa Fajriani
AKBID Muhammadiyah Banda Aceh, Aceh

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Tingginya Angka Anemia pada Ibu Hamil di Aceh Eulisa Fajriani
Jukema (Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh) Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh (JUKEMA)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/jukema.v4i1.649

Abstract

Pada wilayah kerja Puskesmas Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya tahun 2017memiliki angka anemia yang tinggi, dari hasil data Dinas Kesehatan Pidie Jayamelaporkan jumlah ibu hamil yang mengalami anemia ringan sebanyak 388orang dan sekitar 51 orang mengalami anemi berat. Namun, dari hasil penelitiandidapatkan mengkonsumsi tablet Fe, Pekerjaan, Pengetahuan, dan pola makanadalah faktor-faktor yang menyebabkan anemia pada wanita atau pada ibu hamil.Karakteristik ibu hamil dengan anemia pada kehamilan memiliki hubungandengan mengkonsumsi tablet Fe, pengetahuan, pekerjaan dan pola makan ibuhamil. Anemia yang terjadi di Indonesia banyak dipengaruhi oleh kekurangan zatbesi.Zat besi adalah garam besi dalam bentuk tablet atau kapsul yang apabiladikonsumsi secara teratur dapat meningkatkan jumlah sel darah merah. Wanitahamil mengalami pengenceran sel darah merah sehingga memerlukan tambahanzat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk sel darah merahjanin. Mengkonsumsi zat besi sangat berguna pada ibu hamil, dalam hal inisangat berhubungan dengan tingkat anemia pada ibu hamil.Adapun faktor pekerjaan yang dilakukan ibu hamil dalam sector informal denganbeban kerja fisik yang relatif lebih berat, menyebabkan seseorang mengeluarkanbanyak keringat. Hal ini mengakibatkan peningkatakan pengeluaran zat besibersama keringat. Wanita hamil yang melakukan beban kerja berat memerlukanbanyak sekali makanan untuk kondisi kesehatan tubuhnya walaupun untukenerginya, sehingga zat-zat gizi yang dibutuhkan harus tercukupi. Kekuranganzat besi dapat menyebabkan ibu anemia yang secara tidak langsung sangatberbahaya bagi ibu hamil pada masa kehamilannya.Pola makan pada ibu hamil juga memberikan pengaruh kepada ibu hamil.Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang denganasupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapatdiperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi.Zat besi dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dankangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikanbahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripadazat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuatdengan zat besi.Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan. Makin seringseorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, maka akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemia. Jika persediaan cadangan fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar jarak antar kehamilan tidak terlalu pendek, minimal lebih dari 2 tahun. Tingkat pengetahuan ibu hamil yang rendah akan mempengaruhi bagaimana ibuhamil menjaga kehamilannya. Pengetahuan dan sikap ibu hamil tentangkesehatan khususnya anemia akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada pelaksanaan program pencegah anemia dengan mengkonsumsi tablet tambah darah. Pemberian tablet besi dalam program penanggulangan anemia gizi telah dikaji dan diuji secara ilmiah dengan dosis dan ketentuan. Namun, program pemberian tablet besi pada wanita hamil yang menderita anemia kurang menunjukan hasil yang nyata. Hal ini disebabkan oleh kepatuhan minum tablet besi yang tidak optimal, oleh karena itu tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet fe harus selalu dipantau.