Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KURANG PENDENGARAN SENSORINEURAL PADA LANSIA DENGAN DAN TANPA HIPERTENSI Sugeng Santoso; Muyassaroh -
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 1 No. 1 (2012): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.142 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v1i1.33

Abstract

Latar belakang : Kurang pendengaran sensorineural (KPSN) adalah penurunan ketajaman pendengaran yang disebabkan oleh lesi di koklea dan / atau nervus koklearis. Prevalensi kurang dengar pada lansia meningkat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain gangguan sirkulasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kejadian KPSN pada lansia dengan dan tanpa hipertensi.Metode : Penelitian belah lintang pada 90 lansia di Klinik Geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret 2011. Data diambil dari anamnesis dan rekam medik. Dilakukan pengukuran tekanan darah, pemeriksaan fisik THT dan dilanjutkan audiometri nada murni. Perbedaan kejadian KPSN diukur dengan uji x2 dan rasio prevalensi.Hasil : Sembilan puluh responden terdiri dari 45 KPSN (+) dan 45 KPSN (-). Hipertensi sebanyak 55 orang dan normotensi 35 orang. Didapatkan perbedaan bermakna antara hipertensi dan normotensi terhadap kejadian KPSN (p=0,005) dengan rasio prevalensi sebesar 1,96. Tidak didapatkan perbedaan bermakna antara lama dan derajat hipertensi terhadap kejadian KPSN (p = 0,86). Simpulan : Terdapat perbedaaan bermakna antara hipertensi dan normotensi terhadap kejadian KPSN. Hipertensi mempunyai risiko terjadi KPSN lebih besar dibanding normotensi. Lama dan derajat hipertensi tidak berpengaruh terhadap kejadian KPSN.Kata kunci : Hipertensi, kurang pendengaran sensorineural, lansia
Penurunan Nilai Ambang Dengar Penderita Keganasan Kepala Leher Yang Mendapat Kemoterapi Cisplatin dan Radiasi Eksternal Ferri Daniel; Wiratno -; Muyassaroh -
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 1 No. 2 (2012): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.436 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v1i2.50

Abstract

Latar belakang : Cisplatin dan radiasi eksternal tunggal maupun kombinasi, memproduksi radikal bebas yang bisa menyebabkan kerusakan sel rambut organ korti dengan akibat penurunan nilai ambang dengar. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan bahwa penurunan nilai ambang dengar pada kelompok penderita keganasan kepala leher (KKL) yang mendapatkan cisplatin dan radiasi eksternal lebih besar dibandingkan kelompok yang hanya mendapat cisplatin saja. Metode : Penelitian randomized controlled trial pre-post test group design pada KKL selama 3 bulan. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi di klinik THT-KL RSUP Dr. Kariadi Semarang dibagi dua kelompok, yaitu cisplatin 2 seri+2000cGy radiasi eksternal (perlakuan) dan cisplatin (kontrol). Data meliputi nilai ambang hantaran tulang audiogram nada murni kedua kelompok. Analisis data dengan chi-square dan independent-sample t-test. Hasil : Terdapat 29 subyek terdiri dari 14 subyek kelompok perlakuan dan 15 subyek kelompok kontrol. Rerata nilai ambang kedua kelompok tidak berbeda bermakna (telinga kanan p=0,34; telinga kiri p=0,26). Penurunan nilai ambang dengar hantaran tulang kelompok perlakuan lebih besar dibanding kelompok kontrol dengan perbedaan selisih nilai ambang hantaran tulang bermakna (telinga kanan p=0,02 ; telinga kiri p=0,01 ). Simpulan : Penurunan nilai ambang hantaran tulang audiogram nada murni penderita KKL dengan terapi cisplatin dan radiasi eksternal terbukti lebih besar dibanding kelompok dengan terapi cisplatin saja. Kata kunci : Kanker kepala dan leher, cisplatin dan radiasi eksternal, hantaran tulang.