Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Gambaran Elektromiografi Nervus Medianus pada Pasien Tension-type Headache dengan Hipereksitabilitas Saraf Maria Belladonna
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 2 No. 1 (2013): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.258 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v2i1.90

Abstract

Latar belakang: Tension-type headache (TTH) memiliki prevalensi tinggi dan dampak sosioekonomi besar. Patogenesisnya kompleks, salah satunya hipereksitabilitas saraf. Diagnosis pastihipereksitabilitas saraf dibuktikan dengan pemeriksaanelektromiografi (EMG). Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan parameter EMG motorik nervus medianus dengan derajat hipereksitabilitas saraf pada TTH
HUBUNGAN ANTARA GULA DARAH SEWAKTU DAN PUASA DENGAN PERUBAHAN SKOR NIHSS PADA STROKE ISKEMIK AKUT Febby Valencia Andreani; Maria Belladonna; Meita Hendrianingtyas
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.587 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i1.19361

Abstract

Latar belakang   Stroke iskemik seringkali berujung pada kecacatan, disabilitas, dan terganggunya kualitas hidup. Kadar gula darah adalah salah satu prediktor keluaran stroke yang dapat diukur dengan berbagai parameter. Adanya perbedaan penggunaan parameter kadar gula darah antara klinis dan penelitian menyebabkan diperlukannya pengetahuan terkait parameter kadar gula darah yang dapat digunakan sebagai prediktor keluaran stroke iskemik akut.Tujuan   Membuktikan hubungan antara kadar gula darah sewaktu (GDS) dan gula darah puasa (GDP) dengan perubahan skor National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS) pada stroke iskemik akut.Metode  Penelitian observasional dengan desain kohort retrospektif. Subjek penelitian adalah 42 pasien stroke iskemik akut yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi (RSDK) dan Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Semarang pada Januari 2016 – Juli 2017. Data diperoleh dari rekam medis subjek penelitian. Terhadap subjek penelitian dilakukan pengambilan data kadar GDS, GDP, komorbid, dan skor NIHSS admisi dan hari ketujuh setelah admisi. Uji statistik menggunakan Uji Fisher.Hasil   Dari data rekam medis seluruh subjek penelitian, didapatkan 33,3% subjek penelitian memiliki kadar GDS ≥ 200 mg/dL dan 47,6% subjek penelitian memiliki kadar GDP ≥ 110 mg/dL pada waktu admisi. Perburukan keluaran stroke iskemik akut hanya didapatkan pada 7,1% subjek penelitian. Tidak terdapat hubungan bermakna antara kadar GDS dan GDP dengan perubahan skor NIHSS (p = 0,746 dan 0,463). Tidak terdapat hubungan bermakna antara komorbid yang meliputi status gizi, hipertensi, diabetes mellitus (DM), dislipidemia, dan penyakit jantung  dengan perubahan skor NIHSS, dengan nilai p secara berturut-turut sebesar 0,479; 0,354; 0,500; 0,537; dan 0,500.Simpulan   Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kadar GDS dan GDP dengan perubahan skor NIHSS pada stroke iskemik akut.
PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KEJADIAN NYERI KEPALA PADA PEKERJA GROUND HANDLING (STUDI KASUS DI BANDARA AHMAD YANI SEMARANG) Syifa Sabilla Jatmiputri; Maria Belladonna; Farmaditya Eka P.
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.484 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18637

Abstract

Latar belakang: Nyeri kepala merupakan suatu keluhan umum yang sering dialami pada pekerja lapangan seperti pekerja ground handling serta dapat menurunkan produktifitas kerja. Faktor pemicu terjadinya nyeri kepala salah satunya adalah stres kerja. Kondisi lingkungan kerja yang kurang baik dapat memicu terjadinya stres kerja seperti temperatur, penerangan, polusi udara, kebisingan, kebersihan tempat kerja, dan perlengkapan kerja. Stres kerja di duga dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit baik secara fisik maupun mental seperti nyeri kepala.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kejadian nyeri kepala pada pekerja ground handling di Bandara Ahmad Yani Semarang.Metode: Penelitian observational dengan desain belah lintang untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kejadian nyeri kepala pekerja ground handling. Subjek penelitian ini merupakan pekerja ground handling di Bandara Ahmad Yani Semarang dengan metode consecutive sampling. Data yang digunakan merupakan data dari hasil wawancara untuk mengetahui nyeri kepala dan pengisian kuesioner COPSOQ (Copenhagen Psychosocial Questionnaire) II untuk mengetahui stres kerja. Uji statistik untuk mengetahui suatu hubungan antara stres kerja dengan nyeri kepala menggunakan uji chi square.Hasil: Sebanyak 50 subjek penelitian dianalisis dengan uji Fisher. Terdapat hubungan antara stres kerja dengan kejadian nyeri kepala (p= 0,002). Tidak terdapat hubungan antara usia, masa kerja dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan nyeri kepala, diperoleh nilai p = 1,000,  p = 0,073 dan p = 0,419.Simpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara stres kerja terhadap kejadian nyeri kepala. Faktor – faktor lain seperti usia, masa kerja dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan nyeri kepala.
RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT DARAH TEPI SEBAGAI INDIKATOR OUTCOME PADA STROKE ISKEMIK AKUT Fauzia Chaira Ummah; Maria Belladonna; Retnaningsih Retnaningsih
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.16 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14430

Abstract

Latar Belakang: Keterkaitan proses inflamasi pada stroke iskemik yaitu melalui kondisi inflamasi akut yang mengancam penumbra di area sekitar sel nekrotik serta kerusakan jaringan akibat inflamasi yang meningkatkan kejadian mortalitas dan disabilitas. Peran penanda inflamasi cukup besar dalam menilai perjalanan stroke iskemik, salah satunya rasio neutrofil limfosit/neutrophil lymphocyte ratio (NLR) yang menggabungkan neutrofil sebagai komponen inflamasi aktif serta limfosit sebagai regulator dan komponen protektif dalam satu kesatuan parameter. Penilaian NLR diharapkan dapat mengindikasikan keluaran stroke dengan lebih cermat.Tujuan: Membuktikan bahwa NLR darah tepi dapat digunakan sebagai indikator outcome stroke iskemik akut.Metode: Rancangan penelitian kohort pada pasien stroke iskemik akut yang dirawat di RSUP Dr.Kariadi Semarang yang diambil dengan consecutive sampling. Tiga puluh satu pasien yang mengalami stroke iskemik akut dengan onset <72 jam dilakukan penghitungan NLR dan skor National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS), pada hari ke 7 perawatan dilakukan penilaian skor NIHSS ulang. Hubungan antar variabel dianalisis dengan uji Chi Square, uji t berpasangan, uji Pearson, kurva ROC, dan uji sensitivitas serta sensibilitas.Hasil: Didapatkan 31 subjek penelitian. Terdapat hubungan yang bermakna antara nilai NLR dengan perubahan skor NIHSS (p = 0,001) dengan koefisien korelasi adalah -0,581. Dengan analisis kurva ROC didapatkan cut-off-point NLR saat masuk sebagai indikator perubahan keluaran stroke adalah 5,35 (95% CI=0,6 s/d 0,9). Hasil uji spesifisitas dan sensitivitas dengan data responden yang ada didapatkan sensitifitas 80,00% spesifitas 72,72 %.Kesimpulan: Pemeriksaan NLR darah tepi saat penderita masuk merupakan indikator keluaran stroke iskemik akut yang cukup baik.