Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGELOLA ALOKASI DANA DESA (ADD) DI DESA TEGESWETAN DAN DESA JANGKRIKAN KECAMATAN KEPIL KABUPATEN WONOSOBO Ray Septianis Kartika
Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance Vol. 4 No. 3 (2012)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.04.2012.179-188

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam mengelola ADD dan mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat yang ditemui masyarakat dalam berpartisipasi mengelola ADD. Metode penelitiannya menggunakan deskriptif analitis kualitatif dengan informan kepala desa dan masyarakat. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Masyarakat Desa Tegeswetan dan Desa Jangkrikan berinisiatif besar untuk berkontribusi dalam pengelolaan ADD. Tidak hanya dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan, tetapi yang lebih penting adalah kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam membangun desa merupakan solusi untuk memajukan pembangunan desa. Purpose of this study was to determine the people's participation in managing ADD and identify supporting factors and obstacles encountered in participating communities to manage ADD.Method of research using qualitative descriptive analysis of village heads and community informants.The study says that the Rural Community and Rural JangkrikanTegeswetan major initiative to contribute to the management of ADD.Not justin the planning, implementation and monitoring, but more importantis the awareness of the community to get involvedin building the villageis a solution to promote rural  development.
Peluang Mengembangkan Kewirausahaan Desa Berbasis Potensi Desa (Studi Deskriptif di Desa Karang Rejo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran, Kampung Suka Jawa Kecamatan Bumi Ratu Kabupaten Lampung Tengah dan Desa Sidoasri Kecamatan Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung) Ray Septianis Kartika
Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance Vol. 5 No. 4 (2013)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.05.2013.281-300

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa peluang kewirausahaan desa berbasis potensi desa. Dengan menggunakan metode deskriptif analitis, penggalian informasi diperoleh dari pelaku usaha berjumlah 3 orang dan pejabat Pemerintah Daerah. Hasil penelitian mengungkapkan peluang pengembangan kewirausahaan desa sangat besar dan dikategorikan sebagai usaha kecil. Produk unggulannya yaitu bidang pertanian, perkebunan dan adanya pemanfaatan sumber daya alam yang juga potensial. Kewirausahaan yang ada di desa memiliki prospek yang baik asalkan didukung oleh sarana prasarana, regulasi yang pro ke pelaku usaha dan adanya kepercayaan dari pihak lain untuk menjaring kemitraan kepada pelaku usaha.AbstractThis study aims to analyze the potential entrepreneurial opportunities based rural village. By using the method of descriptive analysis, extracting information obtained from businesses totaling 3 people and local government officials. The results reveal entrepreneurial rural development opportunities are very large and are categorized as small businesses. Superior products namely agriculture, plantations and the use of natural resources are also potential. Entrepreneurship in the village has good prospects as long as supported by infrastructure, regulatory pro to the business and the trust of the other party to solicit partnerships to businesses
Kesiapan Pemerintah Daerah dalam Melakukan Replikasi Inovasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Musi Rawas Ray Septianis Kartika
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 18, No 2 (2022): JPWK Volume 18 No. 2 June 2022
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v18i2.32337

Abstract

Replikasi menjadi faktor penentu keberhasilan inovasi. Apalagi bila diterapkan di daerah tertinggal, akan berpengaruh terhadap kemajuan pembangunan. Salah satunya adalah replikasi inovasi PTSP. Replikasi inovasi menuntut daerah agar mewujudkan program yang berkelanjutan, terutama dari OPD sebagai unsur pelaksana kegiatan.  Tujuannya adalah melihat seberapa besar keinginan Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Lebak dalam memajukan pelayanan perijinannya. Berdasarkan pengamatan, TIM mengidentifikasi bahwa kesiapan pemerintah Kabupaten Musi Rawas mencakup regulasi, sumber daya aparatur DPMPTSP, dan kesiapan struktur anggaran perijinan. Untuk sarana prasarana masih dikatakan belum memadai terutama dalam hal kekuatan jaringan.  Kesiapan pemerintah Kabupaten Lebak mencakup kesiapan regulasi terkait pendelegasian kewenangan terhadap DPMPTSP, sumber daya manusia dan sarana prasarana masih perlu dibenahi kembali. Masukan konstruktif bagi kedua daerah adalah Kabupaten Musi Rawas menambah penguatan jaringan dari kabupaten ke kecamatan, Replikasi Inovasi mencakup 3 jenis perizinan SIUP, HO dan TDP, mempersiapkan jasa petugas dalam penerapan aplikasi sebagai tim teknis dan Model inovasi perizinan yang dapat terealisasi dengan lintas sektor OPD data kecamatan. Sedangkan Kabupaten Lebak, mengalokasikan anggaran penumbuhkembangan kemampuan petugas melalui pelatihan, Mendahulukan jenis perijinan yang menjadi kebutuhan masyarakat, Integrasi jaringan  lokal, dan Fokus replikasi pada PATEN di kecamatan.
Karakteristik Inovasi Daerah Berbasis Potensi Wilayah di Kota Bandung dan Kabupaten Sleman Ray Septianis Kartika
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 12 No 1 (2017): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Regional potentials have the power to develop local innovation. Potential natural resources with the support of human resource assets, became one of the indicators of strengthening innovation. The problem in this study is how the characteristics of regional innovation and what factors influence the formation of innovation characteristics. The purpose of this study is to know the characteristics of innovation and to identify factors inhibiting the characteristics of innovation. The study method used descriptive explorative with qualitative approach through interview guidance. The informants are Bappeda, Social Bureau and related SKPD. The technique of analysis is qualitative data analysis with data triangulation. The results of the study identified the characteristics of regional innovation in Bandung and Sleman Regency consisting of innovation, innovation, innovation and easy observation. Characteristic inhibiting factors are (1) government and society policy in proposing innovation idea, (2) territorial thematic mapping which includes identification of type and distribution of regional superior economic potential (3) cooperation with development of OVOP center in Bandung, (4) The existence of local capacity building (natural resources, human, institutional), (5) enormous natural potential, (2) strong government involvement in giving salak cultivation training, (3) SOP cultivation of salak, (4) innovation replication, and (5) intellectual property of salak. Potensi wilayah memiliki kekuatan untuk dapat mengembangkan inovasi daerah. Sumber daya alam potensial dengan didukung aset sumber daya manusia, menjadi salah satu indikator penguatan inovasi. Permasalahan dalam kajian ini adalah bagaimana karakteristik inovasi daerah dan faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan karakteristik inovasi. Tujuan kajian ini mengetahui karakteristik inovasi dan mengidentifikasi faktor penghambat karakteristik inovasi. Metode kajian menggunakan deskriptif eksploratif dengan pendekatan kualitatif melalui pedoman wawancara. Informannya adalah Bappeda, Biro Sosial dan SKPD terkait. Teknik analisanya adalah analisa data kualitatif dengan triangulasi data. Hasil kajian mengidentifikasi karakteristik inovasi daerah di Kota Bandung dan Kabupaten Sleman terdiri dari keunggulan inovasi, kemudahan inovasi, uji coba inovasi dan mudah diamati. Faktor penghambat karakteristik yaitu (1) kebijakan merintah dan masyarakat dalam mengusulkan ide inovasi, (2) pemetaan tematik kewilayahan yang di dalamnya mencakup identifikasi jenis dan persebaran potensi ekonomi unggulan wilayah (3) adanya kerjasama dengan pengembangan sentra OVOP di Kota Bandung, (4) Adanya pembangunan kapasitas lokal (sumber daya alam, manusia, kelembagaan), (5) potensi alam yang sangat besar, (6) kuatnya pelibatnya pemerintah dalam memberikan pelatihan budidaya salak, (7) adanya SOP budidaya salak, (8) replikasi inovasi, dan (9) HAKI budidaya salak. Metode dan alat analisis apa yang digunakan, perlu disinggung di dalam abstrak.