Ratnasari Dwi Cahyanti
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Derajat Oligohidramnion terhadap Kejadian Korioamnionitis pada Ketuban Pecah Dini Fadhila Khairunnisa Poerwoko; Julian Dewantiningrum; Arufiadi Anityo Mochtar; Ratnasari Dwi Cahyanti; Dik Puspasari; Nahwa Arkhaesi
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 5 No. 2 (2018): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.513 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v5i2.358

Abstract

Latar Belakang: Korioamnionitis merupakan penyebab terbesar angka kematian ibu. Oligohidramnion merupakan faktor risiko terjadinya korioamnionitis.Kondisi oligohidramnion dapat diukur dengan metode amniotic fluid index (AFI) atau single deepest pocket (SDP) pada pemeriksaan sonogafi.Tujuan: Mengetahui pengaruh derajat oligohidramnion terhadap kejadian korioamnionitis pada ketuban pecah dini.Metode:Penelitian observasional analitik dengan desain belah lintang. Subjek 31 ibu hamil dengan ketuban pecah dini disertai oligohidramnion yang  melahirkan di RSUP Dr. Kariadi dan rumah sakit jejaring pendidikan pada Februari – Juni tahun 2017, Kriteria inklusi usia kehamilan ≥ 34 minggu, belum masuk fase aktif inpartu, janin tunggal hidup intra uterin. Subyek dipilih secara consecutive sampling. Identitas subyek, karakteristik obstetri, dan nilai AFI atau SDP dicatat, kulit ketuban  diperiksa adanya korioamnionitis secara histopatologis. Analisis data dengan uji chi-square.Hasil: Didapatkan 91,7% korioamnionitis pada oligohidramnion berat lebih tinggi dibandingkan dengan oligohidramnion ringan (78,9%). Nilai p sebesar 0,342.Kesimpulan: Derajat oligohidramnion tidak berpengaruh terhadap kejadian korioamnionitis pada ketuban pecah dini. Kata kunci: Oligohidramnion, korioamnionitis, ketuban pecah dini
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KEMANDIRIAN IBU NIFAS DALAM PERAWATAN DIRI SELAMA EARLY POSTPARTUM Yuniar Safitri; Ratnasari Dwi Cahyanti
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.049 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.16033

Abstract

Latar Belakang: Masa nifas merupakan masa setelah plasenta keluar, yang merupakan waktu untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil berlangsung sekitar enam minggu. Periode postpartum terdiri dari periode immediate postpartum, early postpartum dan late postpartum. Kemandirian dalam perawatan diri selama masa nifas penting agar pemulihan kesehatan segera tercapai. Perawatan ibu selama masa nifas dipengaruhi beberapa faktor diantaranya pengetahuan, motivasi, budaya, kepercayaan, pengalaman dan usia.Tujuan: mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan motivasi terhadap kemandirian ibu nifas dalam perawatan diri selama early postpartum.Metode:Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret – Mei 2016 kepada ibu early postpartum dengan metode pengambilan sampel totally sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner, meliputi pengetahuan, motivasi dan kemandirian dalam perawatan diri masa nifas. Analisa dengan menggunakan uji spearman dengan kemaknaan p<0.05.Hasil: subjek terdiri 47 sampel, karakteristik responden mayoritas berada pada rentang umur 20-35 tahun (87.2%), pendidikan SMA (44.7%), riwayat persalinan multipara (68.1%), tidak bekerja (80.9%), suku bangsa Jawa (93.6%), dan pembiayaan persalinan umum (70.2%). Hasil analisa bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap kemandirian ibu nifas dalam perawatan diri selama early postpartum dan terdapat hubungan antara tingkat motivasi terhadap kemandirian ibu nifas dalam perawatan diri selama early postpartum.Simpulan: terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap kemandirian ibu nifas dalam perawatan diri selama early postpartum dan tidak ditemukan hubungan antara pengetahuan terhadap kemandirian ibu nifas dalam perawatan diri selama early postpartum.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KEPATUHAN PELAYANAN RUJUKAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DENGAN KASUS PREEKLAMSPAI BERAT DAN EKLAMPSIA Muhammad Mahdika Akbar; Ratnasari Dwi Cahyanti
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.696 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14808

Abstract

Latar Belakang : Preeklampsia dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu dan bayi yang tinggi terutama di negara berkembang. Kematian akibat eklampsia meningkat lebih tajam dibandingkan pada tingkat preeklampsia berat. Kejadian preeklampsia dan eklampsia bervarisi disetiap negara bahkan disetiap daerah. Dijumpai berbagai faktor yang mempengaruhi diantaranya ialah rendahnya tingkat pengetahuan ibu hamil, kurangnya Antenatal Care (ANC), diabetes mellitus, hidramnion, hamil kembar dan usia ibu lebih dari 35 tahun.Tujuan : Mengetahui adanya faktor tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan pelayanan rujukan antenatal care pada kasus preeklampsia berat dan eklampsia terhadap ibu hamil di Kota Semarang.Metode : Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan metode pendekatan belah lintang yang dilakukan kepada ibu hamil dengan cara kunjungan rumah dan kunjungan bangsal.Hasil : Dari 50 responden dalam penelitian ini, didapatkan hasil 18 responden (36%) mempunyai tingkat kesadaran terhadap kehamilan yang baik dan berpengaruh terhapadap kepatuhan pelayanan rujukan antenatal care, lalu 14 responden (28%) mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup, sedangkan 18 responden (36%) sisanya memiliki tingkat kesadaran terhadap kehamilan. Hasil uji statistik dengan Spearman menggunakan program SPSS v.15 for windows didapat nilai p = < 0,05. Dari 50 responden dalam penelitian ini, didapatkan hasil 4 responden (8%) mampu menyelesaikan pendidikan pada tahap SMP, lalu 40 responden (80%) mampu menyelesaikan pendidikan pada tahap SMA dan yang terkahir 6 responden (12%) mampu melanjutkan hingga tingkat universitas. Pada penelitian ini, tingkat pendidikan yang tinggi maupun rendah tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pelayanan rujukan antenatal care. Hasil uji statistik dengan Spearman menggunakan program SPSS v.15 for windows didapat nilai p = > 0,05Kesimpulan: Tingkat kesadaran mempengaruhi kepatuhan pelayanan antenatal care pada ibu hamil dengan kasus preeklampsia berat dan eklampsia
KUALITAS RUJUKAN IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMPSIA/EKLAMPSIA DI UGD OBSTETRI-GINEKOLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG PERIODE TAHUN 2013-2016 Baladina Nur Baiti; Ratnasari Dwi Cahyanti
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.189 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i1.19353

Abstract

Latar Belakang : Preeklampsia/eklampsia merupakan salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia. Rujukan memegang peranan penting dalam tiga fase keterlambatan yang berkonstribusi di dalam kematian ibu, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan, dan terlambat mendapat pelayanan yang adekuat.Tujuan : Mengetahui kualitas rujukan ibu hamil dengan preeklampsia/eklampsia di UGD Obstetri-Ginekologi RSUP Dr.Kariadi Semarang periode tahun 2013-2016 dan menganalisis hubungan antara komplikasi, sistem rujukan, stabilisasi pra rujukan, serta response time.Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain crosssectional. Sebanyak 602 sampel diambil dari catatan medis pasien preeklampsia/eklampsia yang dirujuk ke RSUP Dr.Kariadi Semarang. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik pasien dan karakteristik rujukan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabel yang dinilai serta Chi-Square untuk uji analisis.Hasil : Karakteristik pasien preeklampsia/eklampsia terbanyak adalah usia ibu 20-35 tahun (2015=73,6%), usia hamil 37-41 minggu (2013=55,6%), paritas 2-3 kali (2014=48,7%), keluhan terbanyak hipertensi (2016=63,0%), tanpa riwayat preeklampsia/eklampsia pada kehamilan sebelumnya (2014=93,6%) maupun pada keluarga (2014=97,4%), asal rujukan dari RS Pemerintah (2016=52,8%), diagnosis terbanyak preeklampsia berat (2015=85,5%), dan tanpa komplikasi (2013=68,6%). Stabilisasi pra rujukan makin baik dengan stabilisasi tepat yaitu telah diberikan MgSO4 sebelum dirujuk (2013=43,1%; 2016=73,1%). Persiapan rujukan yang telah sesuai dengan prosedur adalah surat rujukan (2016=100%) dan transportasi menggunakan ambulans (2016=88,9%). Pembiayaan tepat menggunakan BPJS/Askes/Jamsostek (2015=69,1%) maupun Jaminan kesehatan (2013=84,6%). Response time makin baik dengan waktu <= 10 menit (2013=43,8%; 2016=84,3%). Sistem rujukan masih bervariasi antara rujukan tepat waktu (2013=62,7%; 2016=43,5%) dengan rujukan terlambat (2013=37,3%; 2016=56,5%). Terdapat hubungan yang signifikan antara komplikasi dengan sistem rujukan (p=0,000). Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara response time dengan sistem rujukan (p=0,057). Terdapat hubungan yang signifikan antara stabilisasi pra rujukan dengan response time (p=0,005).Simpulan : Sistem rujukan makin baik dengan meningkatnya stabilisasi tepat dan response time <= 10 menit.
HUBUNGAN PARTISIPASI KELAS IBU HAMIL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL RISIKO TINGGI Rizki Nursofyanto Nugroho; Ratnasari Dwi Cahyanti
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.845 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18628

Abstract

Latar Belakang   Kehamilan risiko tinggi dapat menimbulkan kecemasan bagi ibu dan keluarga karena ibu mengalami kekhawatiran dengan kondisi janin dalam kandungan yang disebabkan komplikasi yang menyertai kehamilan. Kecemasan pada ibu hamil risiko tinggi salah satunya disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai kondisinya. Kelas ibu hamil merupakan salah satu program pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil.Tujuan  Untuk mengetahui hubungan partisipasi kelas ibu hamil dengan tingkat kecemasan mengahadapi persalinan pada ibu hamil risiko tinggi.Metode  Penelitian observational analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret – April 2016 kepada ibu hamil risiko tinggi dengan jumlah sampel didapatkan 48. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner, meliputi kartu skor Poedji Rochjati, kuesioner data partisipasi kelas ibu hamil dan kuesioner tingkat kecemasan menghadapi persalinan. Analisa dengan menggunakan uji Spearman dengan kemaknaan p<0,05.Hasil  Karakteristik responden mayoritas berada pada rentang usia 20 -35 tahun (72,9%), pendidikan Sekolah Dasar (45,8%), multigravida (50%), partisipasi kelas ibu hamil sebanyak tiga kali (33,3%), dan kecemasan berat (56,3%). Hasil analisa bivariat menunjukan hubungan tidak signifikan antara usia (p=0,086), pendidikan (p=0,238), paritas (p=0,357), riwayat obstetri (p=0,287) dengan kecemasan menghadapi persalinan. Hasil analisa  bivariat  menunjukan hubungan signifikan antara tingkat partisipasi kelas ibu hamil dengan tingkat kecemasan menghadapi persalinan (p < 0,01).Kesimpulan Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat partisipasi kelas ibu hamil dengan tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil risiko tinggi.
HUBUNGAN EFEK SAMPING DAN KOMPLIKASI IUD CUT380A TERHADAP PERSEPSI AKSEPTOR BARU IUD PASCASALIN PADA PRIMIPARA DAN MULTIPARA Mailia Febriani; Ratnasari Dwi Cahyanti
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.364 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18596

Abstract

Latar belakang IUD (Intra Uterine Device) merupakan metode kontrasepsi reversibel jangka panjang yang memiliki efektivitas tinggi (97-99%). IUD, terutama jenis CuT380A, merupakan alat kontrasepsi rekomendasi pemerintah dan saat ini menjadi kontrasepsi pilihan utama.  Berdasarkan sebuah studi, saat ini terdapat peningkatan angka kegagalan penggunaan IUD CuT380A terkait efek samping dan komplikasi yang ditimbulkannya. Efek samping dan komplikasi yang dialami akseptor menimbulkan persepsi terhadap penggunaan IUD CuT380A.Tujuan menganalisis  hubungan efek samping dan komplikasi IUD CuT380A terhadap persepsi akseptor baru IUD pascasalin pada primipara dan  multipara.Metode penelitian kohort retrospektif ini menggunakan totally sampling  untuk mengumpulkan responden yang memenuhi kriteria. Subjek penelitian merupakan wanita yang melahirkan di RSUP Dr.Kariadi Semarang pada bulan Oktober-Desember 2015 dan menggunakan IUD pascasalin sebagai pilihan alat kontrasepsi.Hasil terdapat 40 responden yang terdiri atas 20 akseptor primipara dan 20 akseptor multipara. Dalam studi ini ditemukan 7 akseptor primipara dan 15 akseptor multipara dengan efek samping dan komplikasi berat yang memiliki persepsi sedang. Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara efek samping dan komplikasi terhadap persepsi akseptor baru IUD CuT380A pascasalin pada primipara (p=0,966) maupun multipara (p=0,091)Simpulan Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik mengenai efek samping dan komplikasi IUD CuT380A terhadap persepsi akseptor baru IUD CuT380A post-partum primipara dan multipara.