Puisi pada saat ini mengalami perkembangan begitu pesatnya. Itu semua dikarenakan puisi menjadi media penyampai ide atau pemikiran yang sastrawan sering gunakan. Selain lebih praktis dalam menentukan waktu menciptakannya, puisi juga menjadi media yang paling menarik bagi sastrawan baik sebagai penulis atau penyair begitupun pembaca dan penikmat sastra. Penulis memilih antologi 135 puisi romantis ini dengan memilih beberapa sampel puisi yang berkaitan dengan ekologi (lingkungan) dan perempuan di dalamnya atau biasa dikenal dengan ekofeminisme. Ekofeminisme sendiri dibagi ke dalam beberapa jenis salahsatunya kritik sastra marxis, feminis ideologis, kritik sastra ginokritik, dan masih terdapat beberapa lagi. Dalam hal ini, penulis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan ekofeminisme ginokritik yang didalamnya mengkaji karya sastra yang dihasilkan oleh penulis perempuan. Kata Kunci: perempuan, puisi, ekofeminisme Poetry is currently experiencing rapid development. This is all because poetry is a medium for conveying ideas or thoughts that writers often use. Apart from being practical in determining the time to create it, poetry is also the most attractive medium for people who are either writers or poets who are readers and connoisseurs of literature. The author chooses this anthology of 135 romantic poetry by selecting several samples of poetry related to ecology (environment) and the women in it or commonly known as ecofeminism. Ecofeminism itself is divided into several types, one of which is Marxist literary criticism, feminist ideology, gynocritical literary criticism, and there are several more. In this case, the authors in this study use a gynocritical eco-feminism approach which examines literary works produced by female writers. Keywords: women, poetry, ecofeminism