Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Discrimination in the Workplace Experienced by a Black American in Something the Lord Made Movie Fitriana, Novia
LANTERN (Journal on English Language, Culture and Literature) Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : LANTERN (Journal on English Language, Culture and Literature)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.601 KB)

Abstract

Diskriminasi ras telah ada di Amerika sejak berabad-abad lalu. Diskriminasi ini dilakukan oleh orang kulit putih terhadap orang kulit berwarna. Dalam jurnal ini penulis tertarik untuk menanalisis tentang diskriminasi ras yang terjadi di lingkungan kerja. Penulis memilih film Something the Lord Made karena film ini merupakan sebuah ilustrasi dari sebuah kejadian nyata yang dialami oleh seorang kulit hitam. Fokus dalam jurnal ini adalah mengungkap diskriminasi-diskriminasi yang dialami oleh seorang kulit hitam di lingkungan kerjanya. Untuk menganalisis hal ini penulis menggunakan pendekatan sosiologi tentang diskriminasi oleh institusi. Penulis membatasi persoalan hanya pada analisis di diskriminasi di tempat kerja yang dialami orang kulit hitam tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap diskriminasi di tempat kerja yang dialami oleh seorang kulit hitam berdasarkan film Something the Lord Made. Hasil analisis menunjukkan bahwa diskriminasi bisa terjadi di lingkungan kerja hanya karena orang tersebut adalah seorang kulit hitam, meski pun orang tersebut punya kualitas yang bagus dalam bidang tersebut. Diskriminasi ini pun bukan hanya dilakukan oleh pihak perorangan tetapi juga oleh sebuah institusi. Meskipun mendapat perlakukan yang diskriminatif, orang kulit hitam tersebut tetap bertahan di tempat kerja itu dan menunjukkan kemampuannya sehingga pada akhirnya dia mendapat perlakuan yang sama dengan orang kulit putih lainnya.
TRANSFER PENGETAHUAN BISNIS KELUARGA (STUDI FENOMENOLOGI PADA PENGUSAHA BATIK PUTRI SEKAWAN DI KECAMATAN WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN) Fitriana, Novia; Irhandayaningsih, Ana
Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol 6, No 3 (2017): Agustus 2017
Publisher : Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.623 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui proses transfer pengetahuan yang dilakukan olehPengusaha Batik Putri Sekawan dalam menjalankan bisnis keluarga kepada generasi penerus.Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan menggunaan jenis penelitiandeskriptif dan pendekatan studi fenomenologi. Teknik pengambilan sampel pada penelitianini adalah dengan purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalampenelitian ini meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode analisis data denganreduksi data, model data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah prosestransfer pengetahuan pada Bisnis Keluarga Batik Putri Sekawan berjalan sesuai denganempat tingkatan yang meliputi: inisiasi yang berupa pengetahuan dan kebutuhan pendahuludan penerus, tingkat implementasi yaitu pengetahuan berjalan dari pendahulu kepadapenerus, tingkat ramp-up yaitu penerus menggunakan pengetahuan, dan integrasi yaitutingkat kepuasan penerus. Kendala yang masih menjadi masalah adalah penerimaan pesanpada pihak penerus yang membutuhkan waktu cukup lama.
Limitations in Business Judgement Rule: PT Pertamina, The United States and Australia Comparison Fitriana, Novia
Walisongo Law Review (Walrev) Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/walrev.2025.7.2.28766

Abstract

This study aims to examine the application of the Business Judgment Rule (BJR) in the case of PT Pertamina and compare its practice in Indonesia, the United States, and Australia. BJR is a legal doctrine that protects the direction from personal liability for company losses; all business decisions are taken in good faith, with prudence, without conflict of interest, and in the interests of the company. The case of PT Pertamina, related to the investment in the Australian BMG Block, is the focus of the study. The Supreme Court acquitted PT Pertamina (Karen Agustiawan) because the loss was considered a normal business risk, not a state financial loss. Using a normative juridical approach through literature study, the study analyzes the limitations of the application of BJR in third countries. In the United States, BJR applies strict standards through the duty of care and duty of loyalty based on the Model Business Corporations Act. Australia regulates BJR comprehensively in the Corporations Act 2001 with four absolute conditions, including protection in force majeure conditions and a safe harbor mechanism. This comparison emphasizes the importance of clear boundaries to balance legal protection and accountability, especially in the context of state-owned enterprises that are vulnerable to being permitted. The study concluded that BJR is not absolute immunity but rather conditional protection that must be expressly regulated within the legal framework and corporate governance to encourage sound and responsible business decisions. Penelitian ini bertujuan mengkaji penerapan Business Judgment Rule (BJR) dalam kasus PT Pertamina dan membandingkan praktiknya di Indonesia, Amerika Serikat, dan Australia. BJR merupakan doktrin hukum yang melindungi direksi dari pertanggungjawaban pribadi atas kerugian perusahaan, sepanjang keputusan bisnis diambil dengan itikad baik, kehati-hatian, tanpa benturan kepentingan, dan demi kepentingan perseroan. Kasus PT Pertamina terkait investasi Blok BMG Australia menjadi fokus kajian. Mahkamah Agung membebaskan PT Pertamina (Karen Agustiawan) karena kerugian dianggap sebagai risiko bisnis wajar, bukan kerugian riil keuangan negara. Dengan pendekatan yuridis normatif melalui studi kepustakaan, penelitian menganalisis batasan penerapan BJR di ketiga negara. Di Amerika Serikat, BJR menerapkan standar ketat melalui duty of care dan duty of loyalty berdasarkan Model Business Corporate Act. Australia mengatur BJR secara komprehensif dalam Corporations Act 2001 dengan empat syarat mutlak, mencakup perlindungan dalam kondisi force majeure dan mekanisme safe harbour. mengatur BJR secara komprehensif dalam Corporations Act 2001 dengan empat syarat mutlak, mencakup perlindungan dalam kondisi force majeure dan mekanisme safe harbour, melainkan perlindungan bersyarat yang harus diatur secara tegas dalam kerangka hukum dan tata kelola perusahaan guna mendorong keputusan bisnis yang tepat dan bertanggung jawab. Keywords: Business Judgment Rule; Directors; PT Pertamina.