Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMBUDIDAYAAN TANAMAN PENGUSIR NYAMUK (REPELLENT) DAN PENGOLAHANNYA DI KAMPUNG SEREH KABUPATEN JAYAPURA Brechkerts Lieske A Tukayo; Dzukharian Munandar; Qoriah Nur
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 6 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i6.2045-2052

Abstract

There are many reports of negative effects of the use of DEET, N-Dietil-m-toluamida, so it is necessary to develop natural ingredients that are able to replace DEET as the active ingredient of repellent. Some plants around the house that can be used as repellent such as papaya, cloves, selasih, oranges, kecombrang, legundi, marigold, zodia, betel, and melt. Utilization of this plant is expected to reduce the rate of malaria transmission through prevention of malaria vector bite. This community service was carried out for 5 months in Sereh village Jayapura district in June-October 2021. Activities carried out ranging from surveying the existence of repellent plants in Sereh village, continued with community education about plants that have the potential to be repellent and cultivation of those plants and about malaria. After counselling, posters and pocket books were distributed. Then the community was given four types of repelelent plants (mint, kecombrang, lavender and black cumin) to representatives of 9 RW. Then the creation of garden at the Sereh village office in which repellents plant were planted. Evaluation conducted in the form of monitoring of repellent tannanan cultivated with the community, as well as achieving the initial target of benefits of repellent plants. The results of the evaluation showed that plants that do not require special conditions such as black cumin, kecombrang, and lavender can grow well, but many mint leaves do not succeed. Based on interviews with the community, existing plants can help to repel mosquitoes. This shows that cultivating repellent plants in people's homes can play an important role in malaria prevention.
PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL DALAM PENGOBATAN MALARIA DI KELURAHAN BENYOM JAYA KABUPATEN JAYAPURA Sukriyadi Saleh; Brechkerts Lieske Angruni Tukayo; Eka Nurfadillah
As-Syifaa Jurnal Farmasi Vol 15, No 1 (2023): AS-SYIFAA JURNAL FARMASI
Publisher : Fakultas Farmasi UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56711/jifa.v15i1.949

Abstract

Traditional medicine is an active ingredient of a plant, or more than one ingredient used for treatment, as for the treatment of Malaria. Malaria is a disease caused by Plasmodium. This research was conducted to find out the use of traditional medicine for malaria treatment in Benyom Jaya Subdistrict, Jayapura Regency. This type of research was descriptive using questioner as a tool for data collecting. From the Benyom Jaya subdistrict, Jayapura Regency population, there were 87 respondents who participated in this study. The research was conducted in April 2021. The results of the study obtained characteristics of the respondent as follow, respondents mostly were in the age group 36 - 45 years (31%), male (53%), most of them had high school level of education (55%), and work as private workers (32%). The most common type of plant used by the community for antimalaria was papaya leaves with 58 respondents (48%). The reason for using traditional medicine for malaria treatment was because it was made from natural ingredients 48 respondents (41%). The processing of traditional medicine for malaria treatment was boiled by 67 respondents (71%). The place where respondents get traditional medicine for malaria treatment was in the home yard with 54 respondents (46%). Malaria usually being treated with traditional medicine among the Benyom Jaya population
EFEKTIVITAS REBUSAN DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA KELINCI (Oryctalagus cuniculus) Debyjen Resni Titihalawa; Brechkerts Lieske Angruni Tukayo; Marselino F Paepadaseda
GEMA KESEHATAN Vol. 10 No. 1 (2018): Juni 2018
Publisher : POLTEKKES KEMENKES JAYAPURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47539/gk.v10i1.2

Abstract

Daun kersen (Muntingia calabura L.) secara tradisional digunakan sebagai obat alternatif karena mengandung senyawa flavonoid yang berkhasiat sebagai antidiabetes. Penelitilian ini bertujuan untuk mengetahui hasil skrining fitokimia rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) dan penurunan kadar glukosa darah pada kelinci (Oryctolagus cuniculus) yang diberi rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan konsentrasi 5% v/v, 10% v/v, 15% v/v, 20% v/v, dan 25% v/v. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium yang dilaksanakan pada bulan April 2018, bertempat di Laboratorium Farmasi Poltekes Kemenkes Jayapura dan Laboratorium Farmasi FMIPA Universitas Cenderawasih, Jayapura. Sebanyak 7 ekor kelinci jantan lokal, dan berat badan 1,2-2,5 kg. Kelinci diberi pembebanan glukosa 50% kemudian masing-masing kelinci diberi perlakuan Na-cmc sebagai kontrol negatif, akarbose sebagai kontrol positif, dan rebusan daun kersen dengan konsentrasi 5% v/v, 10% v/v, 15% v/v, 20% v/v, dan 25% v/v. Darah diambil dari vena telinga kelinci pada menit ke 0, 30, 60, 90, dan 120 untuk melihat penurunan kadar glukosa darah. Hasil skrining fitokimia rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) menunjukkan terdapat senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. Penurunan kadar glukosa darah yang diberi rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) 5% sebesar 15 mg/dl, 10% sebesar 20 mg/dl, 15% sebesar 27 mg/dl, 20% sebesar 29 mg/dl, dan 25% sebesar 35 mg/dl.
TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK PADA SWAMEDIKASI NYERI DI KELURAHAN HINEKOMBE DISTRIK SENTANI KABUPATEN JAYAPURA TAHUN 2018 Ronaldo Brian Persulesi; Brechkerts Lieske Angruni Tukayo; Pratiwi Soegiharti
GEMA KESEHATAN Vol. 10 No. 2 (2018): Desember 2018
Publisher : POLTEKKES KEMENKES JAYAPURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47539/gk.v10i2.64

Abstract

Swamedikasi merupakan sebuah tahap pembangunan kesehatan dimana setiap orang memiliki hak dalam menentukan kualitas selfcare-nya sehingga dapat memanajemen keuangan sendiri. Dengan swamedikasi, keluhan dapat diatasi dan di tanggulangi secara cepat dan efektif tanpa memerlukan konsultasi medis. Obat-obatan yang dijual secara bebas di kios-kios memudahkan masyarakat memperoleh obat untuk melakukan tindakan swamedikasi. Namun bila tidak dilakukan secara benar justru menimbulkan masalah baru yaitu tidak sembuhnya penyakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan ketepatan penggunaan obat analgetik pada swamedikasi nyeri. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah dengan metode accidental sampling. Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 orang, data dikumpulkan menggunakan kuesioner di kelurahan Hinekombe pada bulan April-Mei 2018. Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa dari 96 responden, didapatkan data demografik responden paling banyak berasal dari kelompok umur 17 – 25 tahun dan > 25 tahun (35 %), berjenis kelamin perempuan (59%), dengan pendidikan terakhir SMA (54 %), dan tidak bekerja (68 %). Untuk hasil pengukuran tingkat pengetahuan tentang swamedikasi, responden memiliki tingkat pengetahuan cukup (48%). Untuk tindakan swamedikasi, 43 % responden memilih membeli obat di apotik, 55% obat yang dipilih yaitu asam mefenamat. Berdasarkan ketepatan tindakan swamedikasi, 67% responden telah meminum obat penghilang nyeri dengan frekuensi minum obat yang tepat, dan telah tepat dalam memilih obat. Perlu diadakan seminar atau penyuluhan kepada masyarakat tentang swamedikasi dan ketepatan penggunaan obat agar meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga lebih berhati-hati melakukan tindakan swamedikasi
GAMBARAN PERESEPAN BENZODIAZEPINE DI APOTEK KIMIA FARMA MUTIARA JAYAPURA TAHUN 2019 Rumanto Naiboho; Brechkerts Lieske Angruni Tukayo; Baiq Daraquthni Wandasari
GEMA KESEHATAN Vol. 12 No. 1 (2020): JUNI 2020
Publisher : POLTEKKES KEMENKES JAYAPURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47539/gk.v12i1.131

Abstract

Benzodiazepine adalah golongan obat penenang atau sedatif yang digunakan untuk membantu dalam menenangkan pikiran dan melemaskan otot- otot. Benzodiazepine digunakan sebagai pengobatan pada kondisi – kondisi, seperti :Gangguan kecemasan, Serangan panik, Obat penenang, Insomnia, Otot tegang, Kejang, dan Sindrom ketergantungan alkohol.Pemakaian psikotropika khususnya golongan benzodiazepine yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan ketergantungan bahakan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian (Prakoso, 2016). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran peresepanbenzodiazepine di Apotek Kimia Farma Mutiara Jayapura Periode Januari – Desember 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode pendekatan retrospektif yang dilakukan pada bulan Maret 2020dengan total sampel sebanyak 168 resep. Dari total 168 sampel ditemukan bahwa jumlah pasien perempuan lebih banyak persentasenya yaitu 52%, berdasarkan umur kelompok 36-45 tahun lebih banyak persentasenya sebesar 23%, jenis obat Alprazolam yang lebih sering digunakan persentasenya sebesar 34%, kesesuaian dosisdengan pedoman persentasenya sebesar 100%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gambaran peresepanbenzodiazepine di Apotek Kimia Farma Mutiara tahun 2019 sudah sesuai dengan pedoman yang ada.
Uji Mutu Fisik Lotion Kombinasi Minyak Atsiri Daun Zodia (Evodia suaveolens) dan Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) Fitriah A Iriani; Brechkerts Lieske Angruni Tukayo
GEMA KESEHATAN Vol. 13 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : POLTEKKES KEMENKES JAYAPURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47539/gk.v13i1.147

Abstract

Tanaman kemangi dan zodia dapat digunakan sebagai anti nyamuk karena memiliki minyak atsiri yang mengandung Eugenol dan linalool, evodiamine, rutaecarpine. Penggunaan minyak atsiri daun zodia dan daun kemangi secara langsung kurang efektif karena sifatnya yang mudah menguap, maka perlu dibuat dalam bentuk sediaan yang sesuai agar mudah dipakai dan lebih tahan lama yaitu lotion. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu fisik lotion kombinasi minyak atsiri daun zodia (Evodia suaveolens) dan daun kemangi (Ocimum Basilicum L.). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium yang dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November 2020, bertempat di Laboratorium Farmasi Poltekkes Kemenkes Jayapura. Pengujian mutu fisik lotion yang diuji meliputi Uji organoleptik, Uji pH, Uji homogenitas, Uji daya lekat, Uji daya sebar. Uji lainnya yang dilakukan adalah uji hedonik dan uji iritasi lotion. Hasil yang didapatkan menunjukkan hasil uji organoleptik, uji homogenitas, daya lekat lotion memenuhi syarat. Hasil uji pH dan daya sebar terdapat formulasi lotion yang tidak memenuhi syarat. Semua formula tidak mengiritasi dan formula yang paling disukai responden adalah formula ke V.