p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Gema Kesehatan
Wismardani Wismardani
Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru, Riau Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PELAKSANAAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS KOTA PEKANBARU RIAU Angki Irawan; Wismardani Wismardani; Muhamad Dedi Widodo
GEMA KESEHATAN Vol. 13 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : POLTEKKES KEMENKES JAYAPURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47539/gk.v13i1.164

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Salah satu upaya penanggulangan DBD tersebut adalah dengan melakukan penanggulangan kasus sebagai upaya pemutusan rantai penularannya. Meliputi: Penyelidikan Epidemiologi (PE) serta tindakan penanggulangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi dari aspek SOP (Standar Operasional Prosedur), ketenagaan (SDM), sarana, kompensasi dan penatalaksanaan program DBD. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif. Analisis dengan menggunakan analisis isi (content analysis). Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan penelusuran dokumen. Ada 6 orang informan yaitu: 2 orang Kepala Puskesmas, 2 orang Pemegang Program DBD, dan 2 orang Petugas Surveilans. Lokasi penelitian di Puskesmas Payung Sekaki dan Harapan Raya yang merupakan dua Puskesmas dengan kasus DBD tertinggi Tahun 2016 yaitu sebesar 145 dan 92 kasus, dengan jumlah kematian 1 orang untuk Payung Sekaki dan 1 orang Harapan Raya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Puskesmas Payung Sekaki belum memiliki SOP, petugas PE belum berlatar pendidikan epidemiologi. Untuk buku catatan harian, senter, formulir PE sudah lengkap. Dalam pelaksanaannya juga sudah memiliki surat tugas dan Dana BOK (Bantuan Operasional Kegiatan). Sedangkan untuk Puskesmas Harapan sudah memiliki SOP tetapi baru diterbitkan 2016, petugas PE sudah berpendidikan epidemiologi, dibantu oleh pemegang Program DBD, untuk pemanfaatan dana menggunakan dana BOK. Masih tingginya angka DBD di kedua wilayah Puskesmas tersebut dikarenakan belum optimalnya penatalaksanaan manajemen dan prosedur penanganan DBD. Perlu kewaspadaan dini pada kasus ini, para pejabat dan pihak kesehatan terkait dapat diandalkan dengan cara pengembangan program kapasitas (capacity building) di bidang persepsi dan penilaian risiko (risk perception and risk assessment) terhadap kasus DBD ini.