Rr. Tutik Sri Hariyati
Faculty of Nursing, Universitas Indonesia, Depok 16424

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Phenomenological Study on the Experience of Male Nurses in Caring for Female Patients Anik Maryunani; Rr. Tutik Sri Hariyati; Enie Novieastari
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24 No 1 (2021): March
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i1.690

Abstract

Nurses provide care equally and do not discriminate between men and women. However, male nurses face challenges and obstacles, especially when they take care of female patients. This study aimed to explore the experiences of male nurses who look after female patients by using a descriptive qualitative design with a phenomenological approach. Ten male nurse participants aged 26–43 years and having an experience of caring for female patients for at least 2 years were included in this study. Seven themes were identified: the discomfort of female patients and male nurses; patient’s trust and privacy; the identification of factors affected by body image, age, and types of sensitive areas and actions; attention to the religion, personal beliefs, ethics, and culture of patients; professionalism, role, and competencies of nurses; communication strategies and asking for female nurses for assistance based on team methods; and the view of males in the nursing profession. This study focused on two of the main themes: attention to the religion, personal beliefs, ethics, and cultures of patients and communication strategies and asking female nurses on the team for help. Results suggest that nursing facilities need to improve their patient-focused services by considering a patient’s ethical and cultural concerns, using communication strategies, and seeking team assistance when needed in accordance with a hospital’s national accreditation standards. Abstrak Studi Fenomenologi Pengalaman Perawat Laki-Laki dalam Merawat Pasien Perempuan. Perawat memberikan asuhan yang setara dan tidak membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan. Namun perawat laki-laki menghadapi tantangan dan kendala, terutama saat merawat pasien perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman perawat laki-laki yang merawat pasien perempuan dengan menggunakan desain deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sepuluh peserta perawat laki-laki berusia 26–43 tahun dan memiliki pengalaman merawat pasien perempuan setidaknya selama 2 tahun dilibatkan dalam penelitian ini. Tujuh tema diidentifikasi, yaitu ketidaknyamanan pasien wanita dan perawat pria; kepercayaan dan privasi pasien; identifikasi faktor yang dipengaruhi oleh citra tubuh, usia, dan jenis area dan tindakan sensitif; perhatian pada agama, keyakinan pribadi, etika, dan budaya pasien; profesionalisme, peran, dan kompetensi perawat; strategi komunikasi dan meminta bantuan perawat wanita berdasarkan metode tim; dan pandangan laki-laki dalam profesi perawat. Studi ini berfokus pada dua tema utama, yaitu perhatian pada agama, keyakinan pribadi, etika, dan budaya pasien serta strategi komunikasi dan meminta bantuan perawat wanita dalam tim. Hasil menunjukkan bahwa fasilitas keperawatan perlu meningkatkan layanan yang berfokus pada pasien dengan mempertimbangkan masalah etika dan budaya pasien, menggunakan strategi komunikasi, dan mencari bantuan tim bila diperlukan sesuai dengan standar akreditasi nasional rumah sakit. Kata kunci: budaya pasien, etika, pasien perempuan, perawat laki-laki, perawatan
Relationship Between Nurses’ Readiness and Institutional Readiness in Developing Nursing Career Paths in Public Health Centers Tuti Afriani; Rr. Tutik Sri Hariyati; Dyah Fitri Wulandari
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24 No 1 (2021): March
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i1.1021

Abstract

Nursing career paths in public health centers have not been well established compared with nurses in hospitals. It is because the nursing career path has a different organizing system, which then becomes an obstacle in implementing the career path for nurses in primary health care. Therefore, this study aimed to identify the relationship between institutional and nurses’ readiness in implementing nursing career paths within public health centers. A cross-sectional study design with questionnaire as instrument was used in this research. A consecutive sampling technique was used to select 93 nurses from 13 public health centers. Furthermore, to identify the objective of this research, the Spearman’s correlation coefficient was used to determine the relationship between paired data. The results found that institutional readiness was 64 or 71.9% of maximum values, yet nurses’ readiness was 112 or 74.5% of maximum values. Thus, it can be concluded that there was a meaningful relationship between institutional and nurses’ readiness with career path implementation (p<0.001), indicating a strong positive relationship (r= 0.521). The results of this study are expected to become a baseline data for public health centers and public health offices to establish a professional nursing career path in public health centers. Abstrak Kesiapan Individu Berhubungan dengan Kesiapan Institusi dalam Penerapan Jenjang Karir Perawat di Puskesmas. Implementasi jenjang karir perawat di puskesmas belum terbentuk seperti pelaksanaan jenjang karir perawat di rumah sakit. Pengorganisasi jenjang karir yang berbeda pada pelayanan primer menjadi kendala dalam implementasi jenjang karir perawat di puskesmas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan kesiapan institusi dan kesiapan perawat dalam penerapan jenjang karir perawat di puskesmas. Desain penelitian menggunakan cross sectional menggunakan kuesioner kepada 93 perawat pada 13 puskesmas. Teknik pengambilan sampel adalah convenience sampling. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman yang melihat hubungan kesiapan perawat dengan kesiapan intitusi dalam pengembangan jenjang karir perawat di puskesmas. Hasil didapatkan rerata kesiapan insitusi 64 (71,9% dari nilai maksimal), sedangkan kesiapan perawat didapatkan hasil lebih tinggi yaitu 112 (74,5%). Terdapat hubungan secara bermakna kesiapan institusi dengan kesiapan perawat dalam penerapan jenjang karir di puskesmas dengan p< 0,001, arah hubungan positif, dan kekuatan hubungan cukup kuat yaitu r= 0,521. Penelitian ini menjadi data dasar agar puskesmas dan dinas kesehatan dapat menerapkan jenjang karir perawat profesional di puskesmas. Kata Kunci: implementasi, jenjang karir, kesiapan, perawat, puskesmas