Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Cangkang Telur Ayam sebagai Sumber Kalsium dalam Pembuatan Hidroksiapatit untuk Aplikasi Graft Tulang Atiek Rostika Noviyanti; Haryono Haryono; Rinal Pandu; Diana Rakhmawaty Eddy
Chimica et Natura Acta Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.017 KB) | DOI: 10.24198/cna.v5.n3.16057

Abstract

Hidroksiapatit dengan struktur heksagonal merupakan biomaterial yang berpotensi sebagai implan tulang maupun gigi, karena memiliki sifat biokompatibilitas, dan bioresorbabilitas. Karakteristik kimia dan kristalinitas hidroksiapatit yang mirip dengan sifat tulang dan gigi manusia, menyebabkan kehadirannya dalam tubuh mudah diterima. Tujuan penelitian ini untuk menyintesis hidroksiapatit dengan metode basah menggunakan kalsium hasil isolasi dari cangkang telur ayam. Sintesis hidroksiapatit dilakukan dengan reaksi metode basah. Proses sintering optimum diamati dengan variasi waktu 3, 5 dan 9 jam. Karakterisasi struktur, morfologi, dan komposisi unsur hidroksiapatit masing-masing menggunakan XRD dan TM-EDX. Hidroksiapatit terbanyak diperoleh pada waktu sintering selama 5 jam, yaitu sebesar 74,74%, dengan rasio massa Ca/P 1,67. Pola difraksi XRD hidroksiapatit hasil sintesis mirip dengan ICSD #157481.
Pengaruh Suhu Karbonisasi terhadap Kualitas Briket dari Tongkol Jagung dengan Limbah Plastik Polietilen Terephtalat sebagai Bahan Pengikat Haryono Haryono; Iman Rahayu; Yusi Deawati
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 14, No 2 (2020): TEKNOTAN, Desember 2020
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol14n2.3

Abstract

Jagung sebagai salah satu komoditas tanaman pangan memiliki peranan strategis. Biji jagung dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti: bahan pangan alternatif pengganti beras, bahan baku utama pada pembuatan pakan ternak, dan bahan baku di industri pangan. Pada pemanfaatan jagung tersebut, mulai dari tahap pemanenan sampai perontokan biji jagung, dihasilkan sejumlah limbah. Sekitar 17,24% dari limbah tersebut adalah limbah berupa tongkol jagung. Relatif tingginya kadar selulosa, hemiselulosa, dan lignin membuat tongkol jagung merupakan limbah biomassa potensial sebagai bahan baku bahan bakar bio, salah satunya adalah briket. Salah satu tahap proses pembuatan briket yang sangat menentukan kualitas briket adalah tahap karbonisasi biomassa. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh suhu karbonisasi tongkol jagung, terhadap penampilan fisik dan kualitas briket, dengan memanfaatkan limbah plastik PET sebagai bahan pengikat pembantu. Suhu karbonisasi dipelajari pada suhu 350, 400, dan 450 oC. Sedangkan kualitas briket ditentukan berdasarkan parameter kualitas menurut SNI 01-6235-2000 tentang Briket Arang Kayu meliputi nilai kalor, kadar air, kadar abu, dan kadar volatile matter, serta komposisi gas buang pembakaran briket tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa briket yang dihasilkan dari tahap karbonisasi pada suhu 450 oC merupakan briket dengan kualitas paling optimum. Briket tongkol jagung pada suhu karbonisasi tersebut telah memenuhi standard kualitas menurut SNI 01-6235-2000 dengan nilai kalor sebesar 6072,01 kal/g (25,38 MJ/kg). Kadar air, abu, dan volatile matter dari briket tersebut berturut-turut sebesar 4,98, 6,00, dan 7,00%. Sedangkan berdasarkan uji komposisi gas buang, pembakaran briket tersebut menghasilkan gas hidrokarbon dengan kadar paling sedikit.
Perbandingan Metode Stabilisasi pada Dedak Padi dengan Pemanasan Basah Berdasarkan Perolehan dan Karakteristik Fisiko-Kimia Minyak Dedak Padi Haryono Haryono; Atiek Rostika Noviyanti; Engela Evy Ernawati
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 15, No 2 (2021): TEKNOTAN, Desember 2021
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol15n2.4

Abstract

Dedak padi umumnya baru sebatas dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pada dedak padi masih terdapat minyak sekitar 10-26%. Keberadaan enzim lipase pada dedak padi berdampak terhadap terhidrolisisnya minyak dedak padi menjadi asam lemak bebas. Minyak dedak padi dengan kadar asam lemak bebas yang tinggi, terutama jenis asam lemak tak jenuh, memicu terjadinya kerusakan oksidatif terhadap minyak sehingga kualitasnya menjadi menurun. Aktivitas enzim lipase pada dedak padi dapat dihambat dengan berbagai jenis metode stabilisasi, salah satunya adalah stabilisasi dengan pemanasan basah. Penelitian ini bertujuan membandingkan metode stabilisasi pada dedak padi dengan pemanasan basah antara Pengukusan Sederhana dan Autoklaf. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap perlakuan terhadap dedak padi, yaitu stabilisasi, ekstraksi, dan karakterisasi minyak. Kinerja tahap stabilisasi dengan Pengukusan Sederhana dan Autoklaf dibandingkan berdasarkan rendemen dan beberapa parameter karakteristik fisikokimia minyak dedak padi yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stabilisasi dengan Autoklaf memberikan rendemen minyak dedak padi lebih banyak (8,13%) dibandingkan dengan Pengukusan Sederhana (7,41%). Stabilisasi dedak padi dengan Autoklaf juga berdampak terhadap karakteristik fisikokimia dari minyak dedak padi yang lebih baik jika dibandingkan dengan Pengukusan Sederhana. Minyak dedak padi dari ekstraksi terhadap dedak yang telah distabilisasi dengan Autoklaf memiliki bilangan asam, viskositas, densitas, dan indeks bias berturut-turut sebesar 9,52 mg KOH/g minyak, 22,56 mPa⋅s, 0,917 g/mL, dan 1,4748.
RECOVERY PANAS DARI GASIFIKASI SEKAM PADI SEBAGAI MEDIA PENGHANGAT DOC (DAY OLD CHICKS) DI UNIT USAHA DESA PASAWAHAN, GARUT Solihudin Solihudin; Haryono Haryono
Dharmakarya : Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat Vol 12, No 1 (2023): Maret, 2023
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v12i1.24454

Abstract

Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut memiliki potensi biomassa relatif berlimpah berupa sekam padi. Selain itu, desa tersebut juga memiliki unit usaha peternakan ayam petelur. Pada tahap pembesaran anakan ayam atau Day Old Chicks diperlukan sistem pemanas untuk mengkondisikan udara di kanadang pembesaran anakan ayam tetap hangat. Pemakaian sistem pemanas dengan lampu listrik relatif membebani biaya pemeliharaan ayam. Alternatif potensial untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah sistem pemanas dengan memanfaatkan panas dari proses gasifikasi sekam padi. Tujuan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah merancang, membuat, dan menginstalasi sistem pengambilan kembali panas gasifikasi sekam padi untuk memenuhi kebutuhan panas sebagai media penghangat anakan ayam. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan perancangan peralatan proses dengan metode short cut. Program ini telah berhasil merancang dan membuat peralatan dan sistem proses pengambilan kembali panas gasifikasi dari sekam padi tersebut.