Mufidatul Islamiyah
STMIK ASIA Malang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penentuan Model Hubungan Kepadatan Penduduk dan Faktornya Menggunakan Metode Forward Selection Puji Subekti; Mufidatul Islamiyah
JMPM: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 2, No 1: Maret - Agustus 2017
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/jmpm.v2i1.826

Abstract

Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang tinggal di wilayah tertentu dengan luas wilayahnya. Kota Blitar adalah salah satu Kota di Jawa Timur dengan kepadatan penduduk tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk suatu daerah. Dalam penelitian ini menggunakan metode Forward Selection untuk menentukan model hubungan kepadatan penduduk Kota Blitar dan faktornya.Data sekunder yang digunakan adalah data jumlah penduduk datang, penduduk pindah, penduduk mati, penduduk lahir, dan luas wilayah.Hasil pengolahan data kepadatan penduduk dan faktor-faktor yang mempengaruhinya mengalami kasus multikolinieritas. Diperoleh model persamaan regresi yang terbaik yaitu
Prediksi Volume Sampah TPAS Talangagung dengan Pendekatan Sistem Dinamik Philip Faster Eka Adipraja; Mufidatul Islamiyah
SMATIKA JURNAL Vol 6 No 02 (2016): Smatika Jurnal : STIKI Informatika Jurnal
Publisher : LPPM STIKI MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1348.807 KB) | DOI: 10.32664/smatika.v6i02.44

Abstract

Volume sampah di tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) Talangagung, Kepanjen, Kabupaten Malang terus mengalami peningkatan, hal ini terbukti dengan adanya peningkatan volume sampah sebanyak dua kali lipat pada tahun 2014-2015. Akan tetapi prediksi pada tahun 2015 sudah terlampau jauh, dimana prediksi hanya 131,03 m3 per hari dimana data menunjukkan angka 198.62 m3 per hari. Untuk mengetahui peningkatan volume sampah pada jangka panjang maka perlu dilakukan prediksi volume sampah pada TPAS Talangagung, prediksi volume sampah ini bisa dilakukan dengan metode simulasi yang menggunakan sistem dinamik. Hasil studi menunjukkan bahwa prediksi volume sampah yang dikirim ke TPAS Talangaguung meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2025 yang diprediksikan mencapai 162 ribu m3dan tahun 2035 diperkirakan mencapai 341 ribu m3 pertahun atau mencapai 1000 m3 perhari.
Utilization Management of Landfill Zones Based on Volume of Municipal Organic Waste Simulation Philip Faster Eka Adipraja; Mufidatul Islamiyah; Ida Wahyuni
IPTEK The Journal for Technology and Science Vol 29, No 1 (2018)
Publisher : IPTEK, LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.145 KB) | DOI: 10.12962/j20882033.v29i1.3015

Abstract

Talangagung landfill is one of the zones that well managed by the government of Malang Regency which uses sanitary landfill method. Additionally, it’s also succeeded in the utilization of methane gas which has already distributed to the residents around the landfill directly from the landfill zones for daily purposes. For a couple of years, the processing of municipal waste in Talangagung is quite well, however, the significant increase in the waste generation could lead to new management problems in the landfill. The prediction on the waste volume on next 20 years shows that the increased amount of waste volume soon or later will exceed the current capacity of landfill zones. The previous study about waste degradation shows the different time periods of degradation in various waste as fast as just about a month to more than 7 months. The simulation from this study shows that around 2004 require 2 landfill zones to use simultaneously. Hereafter, the prediction shows while in 2018 the landfill requires 3 zones used simultaneously, starts from 2025 there is necessary to use 4 zones simultaneously. Based on the simulation result, the landfill will overload in around 2026. The models in this study were validated with a small error of E1 about 2.33% and the error of E2 about 0.76%.