Mahmuddin Mahmuddin
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

BUDAYA KEKERASAN DALAM GERAKAN ISLAM : Studi tentang Penegakan Doktrin Amar Makruf Nahi Mungkar pada Ormas Front Pembela Islam (FPI) Kota Makassar Mahmuddin Mahmuddin
Jurnal Diskursus Islam Vol 1 No 1 (2013)
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v1i1.6584

Abstract

Studi ini dilakukan dalam rangka menjawab sejumlah permasalahan yang berkaitan dengan sepak terjang Front Pembela Islam (FPI). Kajian ini difokuskan pada pemahaman kelompok ini tentang Amar Makruf Nahi Mungkar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif (descriptive research), Penelitian deskriptif memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang gejala-gejala sosial tertentu atau aspek kehidupan tertentu pada masyarakat yang diteliti. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar adalah istilah yang diperkenalkan dari al Qur’an untuk menjelaskan kewajiban seorang muslim melakukan perbuatan baik dan sekaligus mencegah untuk melakukan perbuatan yang jahat. Front Pembela Islam (FPI) merupakan ormas Islam yang dikenal cukup luas di masyarakat. Hal ini disebabkan oleh tindakan-tindakannya yang mengesankan kekerasan seperti dalam memberantas kemaksiatan atau merasia tempat-tempat hiburan. FPI didirikan sebagai respon terhadap kondisi sosial-politik Indonesia, yang tidak berpihak kepada kepentingan umat Islam. Diterapkannya syariat Islam di Indonesia, baik secara substansial maupun formalistis, merupakan visi yang ingin dicapai FPI. Dari berbagai alternatif cara untuk mewujudkan visi tersebut, maka strategi yang dipilih FPI adalah melalui penegakan amar ma’ruf nahi munkar, yaitu upaya-upaya sistematis untuk mengajak umat Islam agar menjalankan perintah agamanya secara komprehensif, dan mencegah umat Islam agar tidak terjerumus pada kegiatan-kegiatan yang merusak moral dan akidah Islamnya. Tuntutan FPI untuk memberlakukan syariat Islam mendapat tantangan dari berbagai kalangan. Rizieq menga-takan bahwa penentang syariat Islam terbagi dua. Pertama, mereka yang memang fobi terhadap Islam. Dan kedua, mereka yang menolak karena ketidaktahuannya. Dalam rangka menghindari citra negatif terhadap organisasi Front Pembela Islam (FPI) sebagai gerakan atau kelompok radikal perlu memsosialisasikan faham jihad yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam serta melakukan pembacaan terus-menerus terhadap sirah Nabi saw.ABSTRACTThis study aims at answering a series of problems related to the Islamic defenders front (FPI) actions. This paper focuses on group’s understanding of amar makruf nahi mungkar . This is a descriptive research that has goal to giving the deep picture of the particular social phenomenon or the certain aspects of life in the communities studied.  The Amar makruf nahi mungkar is a term that is introduced by al-Qur’an which means the explanation of Muslim’s obligation to conduct good deeds as well as to avoid for doing misconducts. The Islamic defenders front (FPI) is a Muslim community organization which is widely known in Indonesian society. This is due to their impressive acts of violence in combating immorality and sweeping entertainment venues. The establishment of FPI is as a response toward social and political circumstances in Indonesia, which not in line with Muslim’s interests. The implementation of syari’ah in Indonesia, either substantially or even formalistically, is the main goal FPI wants to gain. From various ways in applying the objectives, FPI tends to advocating the amar makruf nahi mungkar way, that is, systematic efforts on asking Muslim in order to obey the religious commends comprehensively, and to prevent Muslim from falling into activities damaging moral and Islamic belief. FPI demands to impose syari’ah has been challenged from many elements in society. Rizieq argues that the challengers of syari’ah may be divided into two typologies. The first is people who is phobia with Islam and secondly, those who reject due to their ignorance of syari’ah. To avoid the negative image, FPI as a radical movement should promote the notion of jihad correctly and in accordance with Islamic thoughts as well as doing the continuous reading of the prophet’s history.
Analisis Kecenderungan Penelitian Tesis Mahasiswa Pascasarjana UIN Alauddin Makassar Tahun 2012-2013 Mahmuddin Mahmuddin
AL-Fikr Vol 20 No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah; 1) Untuk mengetahui isu-isu penelitian yang paling banyak diteliti oleh mahasiswa program magister pada kurun waktu antara tahun 2012-2013, 2) Untuk mengetahui isu-isu penelitian yang memungkinkan untuk diteliti lebih lanjut oleh mahasiswa program magister pascasarjana UIN Alauddin Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif. Penelitian ini mengikuti langkah-langkah; 1) mengumpulkan semua data yang dibutuhkan dan terkait dengan penelitian baik yang bersifat primer maupun sekunder; 2) data tersebut kemudian diseleksi kevalidannya; 3) kemudian data tersebut dianalisis; 4) dan selanjutnya data diurai atau diklasifikasi dalam kategori-kategori untuk dijadikan kerangka demi memudahkan dalam membuat sistematika penelitian. Dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa hasil kajian tesis didominasi oleh penelitian yang berkaitan dengan pendidikan dan keguruan. Sementara itu kajian dalam bidang hukum atau syariah menempati urutan kedua. Selanjutnya penelitian tentang tafsir dan hadis dan pemikiran Islam serta ekonomi Islam menempati urutan berikutnya. Sedangkan penelitian dalam bidang dakwah dan sastra Arab masih sangat jarang dilakukan. Implikasi dari penelitian adalah bahwa dengan adanya hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa masih terdapat kajian-kajian yang sangat menarik yang dapat dijadikan obyek penelitian oleh para mahasiswa pasacasarjana UIN Alauddin Makassar.
Respon Masyarakat Kota Makassar Terhadap Program Studi Ilmu Hadis Di UIN Alauddin Makassar Mahmuddin Mahmuddin
AL-Fikr Vol 20 No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program studi Ilmu Hadis sebagai program studi yang baru dikembangkan di UIN Alauddin Makassar tepatnya di fakultas ushuluddin, filsafat dan politik. Penelitian dilakuan untuk menjawab permasalahan yaitu bagaiman respon masyarakat Makassar dengan kehadiran program studi ilmu hadis. penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis dengan metode kualitatif.Faktor penyebab kurang minatnya masyarakat Makassar melanjutkan studi di prodi ilmu hadis yaitu antara lain, sejak lama timbul kesan bahwa kajian hadis merupakan salah satu kajian yang sangat sulit dilakukan serta prospek alumni prodi ilmu hadis kurang digunakan. Untuk mengatasi hambatan di atas, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah hendaknya kajian-kajian yang diprioritaskan pada prodi ilmu hadis adalah hal-hal yang berkaitan dengan problema yang terjadi di masyarakat dan sesuai dengan kebutuhannya. Para pimpinan fakultas dapat bekerjasam dengan pemerintah daerah untuk merekrut lulusan/alumni prodi ilmu hadis untuk mengisi lowongan-lowongan tertuntu di kantor pemerintah seperti pada Bagian Agama dan Sosial.
Pengaruh Faham Asy’ariy pada Pemikiran Masyarakat Tradisional Mahmuddin Mahmuddin
AL-Fikr Vol 21 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asy’ariy mewakili teologi tradisional, karena mengambil pososi antara ekstrimrasional dan salafiyah. Faham Asy’ari telah memberi pengaruh terhadap polapikir umat, baik pada bidang teologi, tasauf dan fiqh (hukum), sehingga tidakdapat dipungkiri paham ini akan tetap eksis dalam dunia Islam. Asy’ariy sangatmementingkan kedua sumber (al-Qur'ân dan Sunnah) ajaran Islam dari padapenalaran, seperti yang dilakukan Mu’tazilah dan filosof yang membangunargumen mereka dengan landasan rasio. Mereka berusaha menyuguhkanpandanganya dengan membuat sintesis antara pandangan ortodoks (salaf) danpandangan rasional Mu’tazilah. Ia begitu cepat berkembang karena didukungoleh para penguasa pemerintahan, ulama serta pandangan kalam yang dogmatisdan rasional bersifat yang sederhana sehingga dapat diterima masyarakattradisional.