I Gd Dedy Diana Putra
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

AJARAN AGAMA HINDU SEBAGAI PEDOMAN PEMBINAAN KERUKUNAN UMAT I Gd Dedy Diana Putra
Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/bhuwana.v4i1.1477

Abstract

The diversity in Indonesia is so complex that it can be seen from the existence of such diverse religions as Islam, Catholicism, Protestantism, Hinduism, Buddhism and Confucianism. In this regard, the hope to create kinship and harmony is a fundamental thing to be achieved by each religion. The starting point in carrying out religious life is to lead to an atmosphere of harmony. Talking about harmony, in fact it is not a new thing, because this presence is integrated with life in society and is largely determined by local situations and conditions. Each adherent of a good religion must live in harmony and peace. Therefore, inter-religious harmony is unlikely to be born from an attitude of blind fanaticism and an attitude of not caring about the rights of diversity and the feelings of others. Harmony between religious communities itself can also be interpreted as tolerance between religious communities. In tolerance itself, basically, people must be open-minded and accept differences between religious communities. In addition, the community must also respect each other, for example in terms of worship, between followers of one religion and another do not interfere with each other. Thus, inter-religious harmony is one of the main sticks in maintaining a good atmosphere, peaceful, not fighting, not moving, united in heart and agreeing between religious people of different religions to live in harmony. In the context of this harmony, the Hindu concept is contained simply in accordance with the instructions of Hindu religious teachings, both in the Vedic scriptures and Hindu literature. The sources of guidance for Hindu religious teachings in the context of religious life.
AJARAN TRI KERANGKA DASAR AGAMA HINDU DALAM TRADISI NGAMPIN KUMPI DI DESA LEMBONGAN I Gd Dedy Diana Putra
Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/bhuwana.v4i2.1622

Abstract

Agama Hindu adalah agama untuk siapa saja bagi yang meyakini dan mau bersedia untuk melaksanakan ajarannya. Orientasi pelaksanaan ajaran agama Hindu adalah tiga kerangka dasar yang meliputi bidang Tattwa (filsafat), Etika (tata susila) dan Ritual (upacara yadnya). Ketiga hal tersebut merupakan landasan bagi umat Hindu di dalam usaha untuk mencapai ketenangan dan ketentraman. Kerangka dasar ini merupakan satu kesatuan yang saling memberikan fungsi atas sistem agama secara keseluruhan. Pelaksanaan tradisi ngampin kumpi di desa Lembongan ini dilaksanakan pada saat upacara otonan, yang melaksanakan tradisi ngampin kumpi ini adalah pasangan suami istri yang baru mempunyai satu orang anak atau anak pertama dan Prosesi pelaksanaannya di lakukan tiga tahap dan selama tiga hari. Ajaran Tri Kerangka Dasar agama Hindu yang terdapat dalam tradisi ngampin kumpi di Desa Lembongan antara lain : Tattwa, Etika/Susila, dan Upacara/Ritual. Dari Tiga Kerangka tersebut tradisi ngampin kumpi ini mengajarkan untuk selalu dapat berpikir, berkata dan berbuat sesuai dengan ajaran yang tertera dalam kitab suci weda. Selain itu tradisi ngampin kumpi ini mengajarkan agar sang kakek kumpi atau nenek kumpi sesudah di ampin seharusnya bersikap selayaknya orang tua yang mampu memberikan contoh kepada anak, cucu mau pun cicitnya agar dapat mengendalikan pikiran sehingga selalu terarah dan bersifat suci yang penuh dengan keiklasan sehingga ucapan dan perbuatan yang dilakukan juga akan mengalami kesucian dan keiklasan.