Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

JAMALUDDIN AL-AFGHANI (PAN-ISLAMISME DAN IDE LAINNYA) Ibrahim Nasbi
Jurnal Diskursus Islam Vol 7 No 1 (2019): April
Publisher : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v7i1.9805

Abstract

Jamaluddin al-Afghani (1838-1897 M) adalah salah seorang tokoh pembaru yang paling brilian dan pionir dalam menjawab tantangan Islam terhadap modernitas. Konsep-konsep pembaruan Afghani adalah Konsep-konsep pembaruan al-Afghani ialah; Pertama, musuh utama adalah penjajahan Barat yang merupakan kelanjutan dari perang salib; Kedua, umat Islam harus menentang penjajahan di mana dan kapan saja; Ketiga, untuk mencapai tujuan itu, umat Islam harus bersatu atau Pan-Islamisme. Pan-Islamisme merupakan ide pembaruan al-Afghani dalam bidang politik. Ide ini mengajarkan agar semua umat Islam seluruh dunia bersatu, untuk membebaskan mereka dari perbudakan asing. Bersatu bukan berarti leburnya kerajaan-kerajaan Islam menjadi satu, tapi mereka harus mempunyai satu pandangan hidup. Dalam pengertian yang luas, Pan-Islamisme berarti solidaritas antara seluruh muslim di dunia internasional. Tema perjuangan yang terus dikobarkan oleh al-Afghani dalam kesempatan apa saja adalah semangat melawan kolonialiasme dengan berpegang kepada tema-tema ajaran Islam sebagai stimulannya. Selain itu, beliau juga mengobarkan semangat untuk kembali ke teologi sunnatullah dengan pemikiran rasional, filosofis dan ilmiah guna mengejar ketertinggalan dari Barat.
Filsafat al-Nafs dan Filsafat al-Akhlak Ibrahim Nasbi
Shaut al Arabiyyah Vol 4 No 1 (2015): Jurnal Shaut Al-'Arabiyah
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/saa.v4i1.1058

Abstract

Ibnu Maskawaih (932-1010 M) adalah seorang filosof Muslim yang masyhur dengan teorinya tentang filsafat al-Nafs dan filsafat al-Akhlak. Dalam pandangan Iqbal, beliau adalah seorang pemikir teistis, moralis dan seorang sejahrawan Persia yang tersohor.Jiwa (al-Nafs) dalam pandangannya adalah sebuah esensi yang amat halus dan jauhar rohani yang kekal, tidak hancur dengan sebab hancurnya kematian jasmani. Menurutnya, jiwa memiliki tiga kekuatan, yakni kekuatan rasional, kekuatan marah dan kekuatan gairah atau nafsu. Kekuatan tersebut bertingkat-tingkat pada setiap orang tergantung kepada adat dan pendidikannya.Menurutnya, apabila gerak aktifitas dari ketiga kekuatan tersebut seimbang dan normal, maka akan melahirkan tiga keutamaan, yakni keutamaan ilmu dari kekuatan rasional. Keutamaan kesantunan dan keberanian dari kekuatan marah dan keutamaan keberhasilan dan kedermawanan dari kekuatan gairah.Mengenai akhlak, ia mendefinisikan akhlak sebagai suatu sikap mental yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa terlebih dahulu dipikirkan dan dipertimbangkan. Pengertian ini memberikan pemahaman bahwa perbuatan itu tidak selamanya merupakan pembawaan fithrah sejak lahir, namun juga berasal dari latihan dan kebiasaan