Penelitian ini mengkaji tentang pembinaan keberagamaan remaja Hindu. Pembinaan merupakan upaya baik dilakukan secara formal maupun nonformal yang bertujuan untuk membangun, memelihara, yang dilaksanakan secara sadar, berencana, teratur, terarah, bertanggung jawab agar memperoleh hasil yang optimal. Pembinaan kebaragamaan remaja dilakukan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), guru agama Hindu dan orang tua dalam lingkungan keberagamaan. Peneliti mengangkat permasalahan pokok penelitian sebagai berikut: 1) Mengapa para remaja Hindu di Desa Tirtasari Kabupaten Parigi Moutong kurang berminat dalam mengikuti ceramah keagamaan dan aktivitas keberagamaan?, 2) Bagaimanakah pembinaan keagamaan remaja Hindu di Desa Tirtasari Kabupaten Parigi Moutong?, dan 3) Apakah kendala dan solusi yang dihadapi dalam pembinaan keberagamaan remaja Hindu di Desa Tirtasari Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian ini adalah sebuah hasil penelitian kualitatif tentang pembinaan keberagamaan remaja Hindu. Untuk membahas ketiga permasalahan ini digunakan Teori Fungsional Struktural untuk membahas pembinaan dari parisada yang terjadi dalam masyarakat dan Teori Perubahan Sosial untuk membedah perilaku keberagamaan remaja. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah meningkatkan perilaku dan aktivitas keberagamaan dan pemahaman tentang agama Hindu bagi umat Hindu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi parisada sebagai lembaga tertinggi umat Hindu sangat berperan dalam pembinaan keberagamaan remaja Hindu untuk lebih memperdalam dan memahami dan melaksanakan ajaran agama. Para remaja Hindu di Desa Tirtasari Kabupaten Parigi Moutong kurang berminat dalam mengikuti ceramah keagamaan dan aktivitas keberagamaan dari hasil penelitian diperoleh penjelasan, yaitu pengaruh masa remaja pubertas atau pancaroba, perkembangan teknologi termasuk seperti adanya handphone dan internet juga mempengaruhi minat untuk belajar agama. Kurangnya buku-buku agama dan bahkan kitab suci agama Hindu seperti Veda, Bhagawadgita, Sarasamuccaya, Nitisastra dan masih banyak lagi kitab suci agama Hindu yang menjadi panduan beragama Hindu yang kurang dimiliki oleh umat Hindu di Desa Tirtasari sehingga sulit untuk memperdalam ajaran agama Hindu dengan baik. Pembinaan dilakukan dengan memberikan ceramah keagamaan, pasraman kilat dan persantian. Kendala yang dihadapi yaitu kurangnya pemahaman keagaman para remaja, kurangnya buku-buku agama Hindu dan kitab suci Veda, kurangnya sumber daya manusia seperti sarjana agama dan pengaruh kemajuan teknologi yang berdampak negatif.