Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Bentuk Fungsi dan Makna Tradisi Ngejot Tumpeng I Nyoman Suparman
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 10 No 2 (2019): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v10i2.276

Abstract

Rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakahtata cara pelaksanaan tradisi ngejot tumpeng? (2) Bagaimanakah bentuk, fungsi dan makna tradisi ngejot tumpeng? (3) Nilai-nilai pendidikan apakah yang terkandung dalam tradisi ngejot tumpeng? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan tradisi Ngejot tumpeng. (2) Untuk mengetahui bentuk,fungsi dan makna tradisi ngejot tumpeng. (3) Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Agama Hindu yang terkandung dalam tradisi ngejot tumpeng. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, untuk mendapat hasil yang baik peneliti menggunakan empat teori antara lain teori fungsional stuktural, teori simbol,teori makna dan teori nilai, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Penentuan informan pada penelitian ini menggunakan teknik Purpsive Sampling. Adapun hasil penelitian dalamTradisi Ngejot tumpeng adalah melalui tata cara dan pelaksanaanya dengan mengawali persiapan sarana berupa banten tumpeng yang akan dipersembahkan kepada pasangan penganten saat Penampahan Galungan, dan ditatab saat Galungan. Bentuk Fungsi dan maknaTradisi Ngejot Tumpeng adalah pembersihan Bhuana Agungdan Bhuana Alit, member kesuburan pada alam dan member keharmonisan kepada manusia, sebagai wujud rasa terima kasih kehadapan Ida Sang Hyang WidhiWasa. Nilai etika tentang etika sopan santun nilai estetika nilai keindahan bentuk banten dan tata cara pelaksanaanya, nilai kultural tradisi yang dari turun temurun masih di lestarikan.
PURA MAKAM RAJA BALINGGI DI DESA BALINGGI JATI KABUPATEN PARIGI MOUTONG I Nyoman Suparman; I Nyoman Bagiada
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 2 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i2.353

Abstract

Pura Makam Raja Balinggi adalah salah satu Pura yang memiliki nilai penting dalam pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Balinggi. Pura yang sederhana tersebut banyak didatangi oleh masyarakat Balinggi dan sekitarnya, dari masyarakat kelas bawah sampai para pejabat dan elit politik. Mereka datang untuk tangkil memohon karunia Sang Pencipta dan leluhur Tuan Putri Raja Balinggi dan Raja Balinggi. Memohon petunjuk dan tuntunan yang diyakini oleh masyarakat Balinggi dan sekitarnya membawa berkah bagi yang tangkil. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalah dalam penelitian ini, yakni: 1) Bagaimanakah bentuk Pura Makam Raja Balinggi di Di Desa Balinggi Jati, Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong?, 2) Bagaimanakah fungsi Pura Makam Raja Balinggi di Desa Balinggi Jati, Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong? 3) Bagaimanakah makna Pura Makam Raja Balinggi di Desa Balinggi Jati Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong? Teori yang dipakai sebagai landasan berpikir dalam penelitian ini yaitu: teori fungsionalisme struktural, teori religi, dan teori simbol. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode, diantaranya : metode pengumpulan data, yakni dengan metode observasi dan metode wawancara. Selanjutnya data diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis tersebut peneliti menemukan bahwa keberadaan Pura Makam Raja Balinggi sangat penting dalam kehidupan umat Hindu di Desa Balinggi Jati, yaitu sebagai media pemantapan Sraddha dan pencurahan rasa bhakti kepada Hyang Widhi. Juga sebagai media interaksi antar umat beragama untuk meciptakan solidaritas dan keharmonisan hidup. Fungsi yang terkandung dalam Pura Makam Raja Balinggi adalah fungsi relegiusitas, dimana pura sebagai sarana ibadah, fungsi pendidikan dalam arti pendidikan moral dan pendidikan mengenal situs sejarah kerajaan di Balinggi, fungsi sosial budaya yakni interaksi antar masyarakat dari berbagai kalangan pada masyarakat yang tangkil di Pura Makam Raja Balinggi. Makna yang terkandung dalam Pura Makam Raja Balinggi adalah makna toleransi antar etnis, suku dan agama, makna pelestarian, yaitu melestarikan keberadaan peninggalan kerajaan Balingi sebagai salah satu situs sejarah, makna kesejahteraan yaitu bagi masyarakat petani memohon berkah dan keberhasilan hasil panen adalah makna yang penting bagi masyarakat Balinggi dan sekitarnya.
PURA MAKAM RAJA BALINGGI DI DESA BALINGGI JATI KABUPATEN PARIGI MOUTONG I Nyoman Suparman; I Nyoman Bagiada
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 2 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i2.353

Abstract

Pura Makam Raja Balinggi adalah salah satu Pura yang memiliki nilai penting dalam pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Balinggi. Pura yang sederhana tersebut banyak didatangi oleh masyarakat Balinggi dan sekitarnya, dari masyarakat kelas bawah sampai para pejabat dan elit politik. Mereka datang untuk tangkil memohon karunia Sang Pencipta dan leluhur Tuan Putri Raja Balinggi dan Raja Balinggi. Memohon petunjuk dan tuntunan yang diyakini oleh masyarakat Balinggi dan sekitarnya membawa berkah bagi yang tangkil. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalah dalam penelitian ini, yakni: 1) Bagaimanakah bentuk Pura Makam Raja Balinggi di Di Desa Balinggi Jati, Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong?, 2) Bagaimanakah fungsi Pura Makam Raja Balinggi di Desa Balinggi Jati, Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong? 3) Bagaimanakah makna Pura Makam Raja Balinggi di Desa Balinggi Jati Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong? Teori yang dipakai sebagai landasan berpikir dalam penelitian ini yaitu: teori fungsionalisme struktural, teori religi, dan teori simbol. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode, diantaranya : metode pengumpulan data, yakni dengan metode observasi dan metode wawancara. Selanjutnya data diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis tersebut peneliti menemukan bahwa keberadaan Pura Makam Raja Balinggi sangat penting dalam kehidupan umat Hindu di Desa Balinggi Jati, yaitu sebagai media pemantapan Sraddha dan pencurahan rasa bhakti kepada Hyang Widhi. Juga sebagai media interaksi antar umat beragama untuk meciptakan solidaritas dan keharmonisan hidup. Fungsi yang terkandung dalam Pura Makam Raja Balinggi adalah fungsi relegiusitas, dimana pura sebagai sarana ibadah, fungsi pendidikan dalam arti pendidikan moral dan pendidikan mengenal situs sejarah kerajaan di Balinggi, fungsi sosial budaya yakni interaksi antar masyarakat dari berbagai kalangan pada masyarakat yang tangkil di Pura Makam Raja Balinggi. Makna yang terkandung dalam Pura Makam Raja Balinggi adalah makna toleransi antar etnis, suku dan agama, makna pelestarian, yaitu melestarikan keberadaan peninggalan kerajaan Balingi sebagai salah satu situs sejarah, makna kesejahteraan yaitu bagi masyarakat petani memohon berkah dan keberhasilan hasil panen adalah makna yang penting bagi masyarakat Balinggi dan sekitarnya.