Wayan Sutarman
STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

WAYANG LEMAH DALAM UPACARA NGENTEG LINGGIH DI PURA AGUNG PURNASADHA TOLAI Wayan Sutarman; I Nyoman Suparman; Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 1 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i2.343

Abstract

Upacara ngenteg linggih memiliki nuansa religius magis karena terkait dengan keyakinan tentang dewa yadnya. Kekhasan inilah yang menjadikan pelaksanaan upacara ngenteg linggih harus dirangkaikan dengan pementasan wayang Lemah.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1). Fungsi Pementasan Wayang Lemah Dalam Upacara Ngenteg Linggih?. 2). Nilai Pendidikan Agama Hindu Pada Pementasan Wayang Lemah Dalam Upacara Ngenteg Linggih? Penelitian ini memiliki tujuan yaitu: 1). mengetahui fungsi pementasan wayang lemah dalam upacara ngenteg linggih. 2). Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan agama hindu yang terkandung dalam pementasan wayang lemah. Teori yang digunakan untuk membedah permasalahan adalah Teori Struktural fungsional dan Teori Nilai. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian: dalam Pementasan Wayang Lemah pada Upacara Ngenteg Linggih Di Pura Purnasada Tolai memiliki fungsi yaitu: (1) Wayang Lemah Sebagai Wali Upacara, (2) Wayang Lemah sebagai balih-balihan (hiburan), (3) Wayang Lemah Sebagai Fungsi Sosial. Nilai Pendidikan Hindu yang terkandung yaitu: pertama nilai pendidikan Tattwa pada proses pelaksanaan, nilai pendidikan Etika, yang meliputi tiga aspek, yaitu aspek pikiran, perkataan, dan perbuatan. Hindu mengajarkan bahwa apa yang dihasilkan oleh pikiran (manacika) harus selalu suci (parisudha), dan wacika parisudha dan nilai pendidikan estetika yaitu unsur keindahan pementasan wayang lemah yang dilaksanakan siang hari.
WAYANG LEMAH DALAM UPACARA NGENTEG LINGGIH DI PURA AGUNG PURNASADHA TOLAI Wayan Sutarman; I Nyoman Suparman; Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 1 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i2.343

Abstract

Upacara ngenteg linggih memiliki nuansa religius magis karena terkait dengan keyakinan tentang dewa yadnya. Kekhasan inilah yang menjadikan pelaksanaan upacara ngenteg linggih harus dirangkaikan dengan pementasan wayang Lemah.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1). Fungsi Pementasan Wayang Lemah Dalam Upacara Ngenteg Linggih?. 2). Nilai Pendidikan Agama Hindu Pada Pementasan Wayang Lemah Dalam Upacara Ngenteg Linggih? Penelitian ini memiliki tujuan yaitu: 1). mengetahui fungsi pementasan wayang lemah dalam upacara ngenteg linggih. 2). Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan agama hindu yang terkandung dalam pementasan wayang lemah. Teori yang digunakan untuk membedah permasalahan adalah Teori Struktural fungsional dan Teori Nilai. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian: dalam Pementasan Wayang Lemah pada Upacara Ngenteg Linggih Di Pura Purnasada Tolai memiliki fungsi yaitu: (1) Wayang Lemah Sebagai Wali Upacara, (2) Wayang Lemah sebagai balih-balihan (hiburan), (3) Wayang Lemah Sebagai Fungsi Sosial. Nilai Pendidikan Hindu yang terkandung yaitu: pertama nilai pendidikan Tattwa pada proses pelaksanaan, nilai pendidikan Etika, yang meliputi tiga aspek, yaitu aspek pikiran, perkataan, dan perbuatan. Hindu mengajarkan bahwa apa yang dihasilkan oleh pikiran (manacika) harus selalu suci (parisudha), dan wacika parisudha dan nilai pendidikan estetika yaitu unsur keindahan pementasan wayang lemah yang dilaksanakan siang hari.