I Gusti Made Widya Sena
UHN I Gusti Bagus Sugriwa

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SAMADHI PADA: SEBUAH METODE PENCERAHAN DI AWAL PEMBELAJARAN (PERSPEKTIF YOGA SUTRA PATANJALI) Agus Ari Sumerta; Putri Ramuja Dewi Sugata; I Gusti Made Widya Sena; I Nyoman Subagia
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 1 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i1.350

Abstract

Dalam teks Sutra Patanjali khususnya Bab Samadhi Pada membahas tentang kebenaran hidup, Rsi Patanjali menempatkan bab ini diawal sutra, fungsinya untuk mengenalkan awal perjalanan Yoga. Yoga merupakan sebuah proses menuju Vashyatmana yang berarti mereka telah menguasai pikirannya. Pikiran ini akan selalu berubah-ubah dan membawa kita ke dalam hal yang akan menyebabkan sebuah penderitaan maupun kebahagiaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi, kemudian pada penelitian ini menggunakan teori hermeneutika. Temuan dari penelitian ini adalah di dalam ajaran Sutra Patanjali, khususnya Bab Samadhi Pada membahas tentang lima perubahan dalam pikiran, yaitu: Pengetahuan Yang Benar (Pramana), Pengetahuan Yang Tidak Benar (Viparyaya), Khayalan (Vikalpa), Tidur (Nidra) dan Ingatan (Smrtayah). Kelima macam perubahan inilah sumber dasar dari fluktasi atau modifikasi pikiran yang dapat menyebabkan penderitaan maupun kebahagiaan. Dari kelima macam perubahan ini teks Sutra Patanjali mengajarkan kita sebuah pengetahuan yang benar. Perubahan-perubahan yang terjadi pada pikiran itu perlu dilengkapi dengan berbagai metode untuk mengatasinya agar tidak salah dalam memahami berbagai perubahan yang terjadi dan mampu mengendalikan pikirannya sendiri. Saat pikiran dapat dikendalikan, proses pembelajaran dan internalisasi nilai-nilai pendidikan menjadi lebih lancar dan mudah.
KONSEP EKSPANSI DALAM TEKS KATUTURAN SEMARA TANTRA I Made Gede Nesa Saputra; Kadek Agus Wardana; I Gusti Made Widya Sena
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 1 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i1.379

Abstract

Seperti sisi mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya, baik secara positif maupun negatif, pesatnya kemajuan teknologi memberikan banyak dampak pada kehidupan manusia. Secara positif perkembangan teknologi memberikan kemudahan dalam menyelesaikan berbagai aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan oleh manusia sehingga dengan bantuan teknologi pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat terselesaikan. Namun di sisi lainnya, kemajuan teknologi juga dapat membawa dampak yang negatif, salah satunya adalah hadirnya berbagai tragedi moral dan penyimpangan seksual sebagai bentuk dari degradasi moral di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Untuk menghasilkan data yang valid dan reliable, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan berbagai kegiatan diantaranya : observasi, wawancara, kemudian analisis data dan membuat rekomendasi dari hasil penelitian yang dilakukan. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Selain itu untuk mendapatkan gambaran data yang lebih komprehensif, jelas dan lengkap, maka peneliti menggunakan studi kepustakaan sebagai metode pengumpulan data untuk melengkapi hasil dan mencari literatur yang relevan dengan obyek penelitian. Keberadaan teks Katuturan Semara Tantra secara esensial menguraikan pemahaman seksual sebagai “laku” untuk mencapai sebuah pemurnian yang harus dilandasi dengan bhakti dan cinta kasih yang tulus untuk mencapai alam Ketuhanan sehingga akan terbangun koneksi kesadaran manusia sebagai bentuk penyatuan antara lingga dan yoni, dimana penyatuan kedua unsur ini disebut Ardhanareswari. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan sedikit kontribusi dalam perkembangan karakter dan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang seksualitas-spiritualitas dalam bingkai Agama Hindu
SAMADHI PADA: SEBUAH METODE PENCERAHAN DI AWAL PEMBELAJARAN (PERSPEKTIF YOGA SUTRA PATANJALI) Agus Ari Sumerta; Putri Ramuja Dewi Sugata; I Gusti Made Widya Sena; I Nyoman Subagia
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 1 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i1.350

Abstract

Dalam teks Sutra Patanjali khususnya Bab Samadhi Pada membahas tentang kebenaran hidup, Rsi Patanjali menempatkan bab ini diawal sutra, fungsinya untuk mengenalkan awal perjalanan Yoga. Yoga merupakan sebuah proses menuju Vashyatmana yang berarti mereka telah menguasai pikirannya. Pikiran ini akan selalu berubah-ubah dan membawa kita ke dalam hal yang akan menyebabkan sebuah penderitaan maupun kebahagiaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi, kemudian pada penelitian ini menggunakan teori hermeneutika. Temuan dari penelitian ini adalah di dalam ajaran Sutra Patanjali, khususnya Bab Samadhi Pada membahas tentang lima perubahan dalam pikiran, yaitu: Pengetahuan Yang Benar (Pramana), Pengetahuan Yang Tidak Benar (Viparyaya), Khayalan (Vikalpa), Tidur (Nidra) dan Ingatan (Smrtayah). Kelima macam perubahan inilah sumber dasar dari fluktasi atau modifikasi pikiran yang dapat menyebabkan penderitaan maupun kebahagiaan. Dari kelima macam perubahan ini teks Sutra Patanjali mengajarkan kita sebuah pengetahuan yang benar. Perubahan-perubahan yang terjadi pada pikiran itu perlu dilengkapi dengan berbagai metode untuk mengatasinya agar tidak salah dalam memahami berbagai perubahan yang terjadi dan mampu mengendalikan pikirannya sendiri. Saat pikiran dapat dikendalikan, proses pembelajaran dan internalisasi nilai-nilai pendidikan menjadi lebih lancar dan mudah.
KONSEP EKSPANSI DALAM TEKS KATUTURAN SEMARA TANTRA I Made Gede Nesa Saputra; Kadek Agus Wardana; I Gusti Made Widya Sena
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 1 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i1.379

Abstract

Seperti sisi mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya, baik secara positif maupun negatif, pesatnya kemajuan teknologi memberikan banyak dampak pada kehidupan manusia. Secara positif perkembangan teknologi memberikan kemudahan dalam menyelesaikan berbagai aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan oleh manusia sehingga dengan bantuan teknologi pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat terselesaikan. Namun di sisi lainnya, kemajuan teknologi juga dapat membawa dampak yang negatif, salah satunya adalah hadirnya berbagai tragedi moral dan penyimpangan seksual sebagai bentuk dari degradasi moral di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Untuk menghasilkan data yang valid dan reliable, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan berbagai kegiatan diantaranya : observasi, wawancara, kemudian analisis data dan membuat rekomendasi dari hasil penelitian yang dilakukan. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Selain itu untuk mendapatkan gambaran data yang lebih komprehensif, jelas dan lengkap, maka peneliti menggunakan studi kepustakaan sebagai metode pengumpulan data untuk melengkapi hasil dan mencari literatur yang relevan dengan obyek penelitian. Keberadaan teks Katuturan Semara Tantra secara esensial menguraikan pemahaman seksual sebagai “laku” untuk mencapai sebuah pemurnian yang harus dilandasi dengan bhakti dan cinta kasih yang tulus untuk mencapai alam Ketuhanan sehingga akan terbangun koneksi kesadaran manusia sebagai bentuk penyatuan antara lingga dan yoni, dimana penyatuan kedua unsur ini disebut Ardhanareswari. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan sedikit kontribusi dalam perkembangan karakter dan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang seksualitas-spiritualitas dalam bingkai Agama Hindu