This Author published in this journals
All Journal AL-Fikr
Sabara Sabara
Balain Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemikiran Tasawuf Murtadha Muthahhari: Relasi dan Kesatuan antara Intelektualitas (Ilmu), Spiritualitas (Iman) dan Moralitas (Akhlak) Sabara Sabara
AL-Fikr Vol 20 No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini merupakan ulasan tentang pemikiran tasawuf seorang pemikir kontemporer Iran, yaitu Murtadha Muthahhari. Dengan focus pembahasan pada relasi dan kesatuan ilmu, ima, dan akhlak dalam bingkai pemikiran tasawuf. Murtadha Muthahhari menganut pandangan tasawuf falsafi atau irfan yakni pandangan tasawuf yang didasarkan pada asumsi-asumsi rasional filosofis dalam memahami realitas alam batin (ruhani) atau irfan ilmi (teoritis) dan pada praktek-praktek penajaman intuitif dengan menempuh jalan suluk atau irfan amali (praktis). Proses perjalanan suluk diulai dari ma’rifat yang bersifat filosofis (ma’rifat ilmi) dilanjutkan dengan pengamalan syariat, tarekat, hakikat, hingga menggapai ma’rifat yang sesungguhnya. Konsep tersebut adalah konsep irfan sebagaimana yang dipahami dalam dunia spiritual mazhab Syiah. Orang yang menempuh jalan irfan disebut arif. Dengan menempuh jalan suluk, maka seorang arif akan semakin tertempa kesadaran jiwanya untuk semakin merealisasikan perbuatan akhlak secara praksis. Irfan dibangun di atas fondasi filsafat tentang teologi dan teopani sebagai pembentuk kesadaran spiritual yang diaktualisasikan lewat amaliah dan akhlakul karimah. Maqamat  yang dicapai dan dilalui adalah apa yang dicapai oleh seorang arif melalui upayanya, Sedangkan hal adalah apa yang menghinggapi kalbu seorang arif. Dalam irfan ada enam maqam yang dilalui, yaitu maqam nafs, maqam qalb, maqam, ruh, maqam sirr, maqam khafy, dan maqam akhfa.
Pemikiran Teologi Pembebasan Ali Syari’ati Sabara Sabara
AL-Fikr Vol 20 No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini membahas tentang pemikiran teologi Ali Syariati khususnya berkaitan dengan konsep teologi pembebasan. Sub pembahasan dalam tulisan ini adalah biografi Ali Syariati, senarai memahami pikiran dan bahasa Ali Syariati, Ali Syariati pandangan dunia dan ideologi, pandangan dunia Tauhid yang membebaskan, serta konsep tentang falsafah penciptaan manusia. Ali Syari’ati memahami agama bukan sekadar berdimensi ritual saja. Menurutnya, agama adalah sumber lahirnya kesadaran (awareness), landasan etik (morality), tanggungjawab (responsibility) dan kehendak bebas (free will) yang mampu menggerakkan pemeluknya menjadi kekuatan pembebas dari determinasi ideologi-ideologi multitheism yang menindas. Tauhid adalah fondasi ideologi pembebasan yang menegasi segala bentuk diskriminasi menuju pada egalitarianisme (persamaan) manusia.Tauhid adalah spirit perlawanan atas kezaliman dan penindasan berdasar pada nilai-nilai keadilan. Dalam pandangan Ali Syari’ati Tauhid adalah ephisentrum kehidupan dan modus eksistensi. Tauhid meniscayakan pandangan dunia yang teosentrik dengan orientasi menuntun manusia dalam gerak evolusi eksistensial menjadi manusia teomorphis, manusia yang mengatribusi sifat-sifat Ketuhanan.