Rizka Amalia Nugrahapsari
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Dampak Kebijakan Subsidi Pupuk Terhadap Daya Saing Komoditas Sayuran di Bali (The Impact of Fertilizer Subsidy Policy on the Competitiveness of Vegetable Commodities in Bali) Jemmy Rinaldi; Rizka Amalia Nugrahapsari; nFN Suharyanto
Jurnal Hortikultura Vol 27, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v27n1.2017.p137-146

Abstract

Usahatani sayuran dinilai tidak berdaya saing dan kurang menguntungkan karena mahalnya harga input produksi tidak seimbang dengan harga output yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan produksi sayuran di Bali semakin berkurang sehingga harus mendatangkan pasokan sayuran dari luar Bali. Penelitian ini betujuan untuk: (1) mengetahui daya saing usahatani sayuran di Bali dan (2) mengetahui dampak kebijakan subsidi pupuk pemerintah terhadap pengembangan usahatani sayuran di Bali. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tabanan Provinsi Bali dengan pertimbangan bahwa kabupaten tersebut merupakan sentra produksi sayuran di Bali. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh 50 orang petani sayuran sebagai sampel penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer berupa data input output dalam berusahatani sayuran yang diterapkan petani selama tahun 2014. Metode analisis yang digunakan dalam mengolah data adalah Policy Analysis Matrix (PAM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani sayuran di Bali masih memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif terutama pada usahatani komoditas cabai merah, cabai rawit dan tomat. Kebijakan subsidi pupuk dari pemerintah berdampak pada pengembangan usahatani sayuran di Bali terutama pada usahatani cabai merah, sawi hijau dan kubis/kol. Untuk meningkatkan daya saing usahatani sayuran dan merangsang petani meningkatkan produksi sayuran di Bali diharapkan pemerintah daerah mampu memberikan kebijakan tambahan berupa: subsidi obat-obatan yang selama ini masih dibeli dengan harga impor oleh petani dan menetapkan kebijakan harga output pada komoditas sayuran.KeywordsUsahatani sayuran; Daya saing; Policy analysis matrix; BaliAbstractVegetable farming in Bali is less desirable by the farmers because the input price is expensive. Whereas Bali is one of the city’s tourism industry which the need of vegetables were expected to continue rising. In line with this the government provides subsidies for production input, especially fertilizer input to improve agricultural competitiveness in Indonesia. This research aims to: (1) determine the competitiveness of vegetable farming in Bali and (2) determine the impact of the fertilizer subsidy policy of the government towards the development of vegetable farming in Bali. This research was conducted in Tabanan Bali Province on the consideration that the district is the center of vegetable production in Bali. This research was conducted by focus group discussion (FGD approach), which was attended by 50 vegetables farmers. The data obtained in this study are primary data in the form of input output data in vegetable farming during 2014. The analytical method used is the policy analysis matrix (PAM). The results showed that vegetable farming in Bali still has comparative and competitive advantages, especially in red chilli, cayenne pepper, and tomatoes. Fertilizer subsidy policy of the government have an impact on the development of vegetable farming in Bali mainly on red chilli, chinese cabbage, and cabbage. To improve the competitiveness of vegetables farming and to stimulate farmers to increase production of vegetables in Bali, local government is expected to be able to provide additional policies such as socialize how to use chemical pesticide and set an output pricing policy on vegetable commodities.
Dampak Program Gerakan Tanam Cabai Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Cabai Tingkat Rumah Tangga di Bogor dan Jakarta (Impact of Chilli Planting Program n Chilli Self Sufficiency at Household Level in Bogor and Jakarta) Rizka Amalia Nugrahapsari; Rima Setiani; Sulusi Prabawati; nFN Turyono; nFN Hardiyanto
Jurnal Hortikultura Vol 29, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v29n1.2019.p119-128

Abstract

Program Gerakan Tanam Cabai (Gertam Cabai) dilatarbelakangi oleh fluktuasi harga cabai yang berlangsung tiap tahun. Program ini bertujuan membantu penyediaan cabai secara berkelanjutan pada tingkat rumah tangga. Penelitian bertujuan untuk mengkaji sejauh mana pengaruh Gertam Cabai terhadap kemandirian pemenuhan kebutuhan cabai tingkat rumah tangga di Kota Bogor dan Jakarta. Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan impact analysis. Pada metode impact analysis dilakukan pengukuran nilai indikator sebelum dan setelah intervensi program pada dua kelompok, yaitu kelompok yang mendapat intervensi program (Kelompok Aksi) dan kelompok yang tidak mendapat intervensi program (Kelompok Kontrol). Pada masing-masing kelompok dilakukan penghitungan selisih nilai indikator pada saat impact dan baseline. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Gertam Cabai belum memberikan pengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan cabai tingkat rumah tangga. Hal ini terlihat dari: (1) tidak adanya perbedaan volume pembelian cabai antara sebelum dan sesudah Gertam Cabai pada kelompok penerima, dan (2) tidak adanya perbedaan volume pembelian cabai sesudah periode program tersebut antara kelompok penerima dan non penerima. Hal ini disebabkan karena banyak tanaman cabai yang mati, cabai yang dibagikan tidak sesuai dengan preferensi konsumen, dan cabai merupakan komoditas yang bersifat inelastis. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila program itu masih akan dilaksanakan, yaitu: (1) jenis cabai dalam program itu agar disesuaikan dengan preferensi konsumen, dan (2) pembangunan sistem dan tatanan kelembagaan untuk memastikan keberlanjutan program meliputi sistem pembagian benih, penentuan kelompok penerima, pendampingan pra dan pasca pembagian benih, serta pembekalan teknis budidaya kepada kelompok penerima.KeywordsGerakan tanam cabai; Rumah tangga; Impact analysisAbstract Chilli planting program was motivated by the fluctuation of chili price every year. The objective of this program was to assist the household level for having sustainable supply of chilli. The purpose of this study was to analyze the influence of chilli Planting Program on the self sufficiency of household chilli needs in Bogor and Jakarta. The method of analysis used is descriptive statistics and impact analysis. In the impact analysis method, the indicator measurement before and after the program intervention was done in two groups: the group receiving the program (Action Group) and the group that did not participate in the program (Control Group). The next step is to calculate the difference between the indicators value at impact and baseline on each group. The results showed that chilli planting program has not affected chilli self sufficiency at household level. This can be seen from: (1) there is no difference in the volume of chilli purchasing before and after chilli planting program in the action group, and (2) there is no difference in the volume of chilli purchasing after chilli planting program period between action and control group. This is because a lot of chilli plants were dead, the chili was distributed not in accordance with consumer preferences, and chilli is an inelastic commodity. Some suggestions that should be considered if there is a continuation of the chilli planting program are (1) distributed chilli type has to satisfy household preferences, and (2) the program should be equipped by simultaneous development of system and institutional arrangement to ensure its sustainability, includes a system for distributing seeds, determining beneficiary groups, providing pre and post seed distribution, and providing technical training to the recipient groups. 
Analisis Struktur Hierarki Strategi Pengembangan Hortikultura di Lahan Rawa, Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan (Hierarchy Structure Analysis of Horticulture Development Strategy in Swamp Land, Banyuasin Regency, South Sumatra) Rizka Amalia Nugrahapsari; Sulusi Prabawati; Nur Qomariah Hayati; Djoko Mulyono; nFN Hardiyanto; Yeni Eliza Maryana
Jurnal Hortikultura Vol 30, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v30n2.2020.p185-196

Abstract

Pengembangan hortikultura di lahan rawa merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi pangan nasional, mengatasi masalah gizi, dan kesejahteraan petani. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan maka diperlukan strategi pengembangan hortikultura di lahan lawa. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pengembangan buah/sayur dan merumuskan strategi pengembangan hortikultura di lahan rawa. Penelitian dilakukan di lokasi SERASI, yaitu di Kecamatan Muara Telang, Banyuasin, Sumatra Selatan. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara 81 orang responden dan Focus Group Discussion (FGD) dengan 18 orang stakeholder. Metode analisis yang digunakan adalah Strength, Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT) dan Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prioritas tujuan dalam pengembangan hortikultura di lahan rawa adalah peningkatan produksi dan keragaman produk yang dapat dicapai melalui strategi pemberdayaan petani dan penerapan teknologi ramah lingkungan dengan menjalin sinergi antaraktor yang paling berperan dalam mencapai tujuan tersebut. Langkah operasional untuk mencapai tujuan ini pada tahap awal pembangunan model adalah dengan memprioritaskan langkah operasional yang memiliki ranking tertinggi, yaitu: (1) penerapan teknologi inovasi hortikultura melalui demplot, (2) sinergi antara teknologi inovasi hortikultura dengan pengalaman petani, dan (3) mengkoordinir kelompok tani dalam penetapan pola tanam. KeywordsAHP; Hortikultura; Rawa; Strategi; SWOTAbstractHorticulture development in swamps land is basically aimed at supporting programs to increase food production, fulfill nutritional needs and improve farmers’ welfare. The main objective of this study was to identify internal and external factors that influence the development of fruit/vegetables and formulate horticultural development strategies in swamp lands. The study was carried out in Muara Telang District, Banyuasin, South Sumatra. The data used are primary data obtained through interviews with 81 respondents and FGD with 18 stakeholders. A combined SWOT and AHP was used to analyze data. The results showed that the priority goals in the development of horticulture in swamps land are increased production and produce diversity that can be achieved through farmer empowerment strategies and the application of environmentally friendly technology. Therefore, it requires synergies between actors who have an important role in achieving these goals. The operational steps to achieve these goals in the early stages of model development are to prioritize activities that have the highest ranking, namely: (1) disseminating/applying horticultural innovation technologies through demonstration plots, (2) building synergies between horticultural innovation technology and farmer experience, and (3) coordinating farmer groups to determine cropping pattern. 
TINJAUAN KRITIS TERHADAP KEBIJAKAN HARGA GABAH DAN BERAS DI INDONESIA Rizka Amalia Nugrahapsari; Manuntun Parulian Hutagaol
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 39, No 1 (2021): Forum penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v39n1.2021.11-26

Abstract

The government intervened unhulled rice and rice price policies which requires a large budget and is faced by a trade off between protecting producers and consumers. There is also a rice trading system that has an interest in creating profits. This condition creates obstacles in achieving policy objectives. Objectives of this paper are (1) to analyze the effectiveness of unhulled rice and rice price policies and factors that affect policy effectiveness, (2) to formulate policy recommendations in minimizing side effects. Analysis using secondary data and literature review methods. Results showed that with support of other rice policies, price policy has achieved its goal of stabilizing prices and supporting economic stability. However, it is not yet effective enough to protect farmers' income, affordability of rice prices, and safeguard government rice reserves. Pricing policies need to be carried out selectively with a clear target date and be accompanied by policy instruments for farmer income and food consumption flexibility, as well as encouraging farmer independence. Farmers can be facilitated to choose profitable commodities supported by an information system, market access, credit policies, input subsidies and agricultural infrastructure such as irrigation.